14~ Hidangan Lelaki Tampan

91 27 23
                                    

Assalamualaikum.
Permisi, yang telat update datang... 😌

...Happy Reading...

------------------------------------------------------

فِيۡهِنَّ خَيۡرٰتٌ حِسَانٌ‌ۚ

فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ‌ۚ‏

لَمۡ يَطۡمِثۡهُنَّ اِنۡسٌ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنٌّ‌ۚ

"Aw... Astagfirullah..." desis Syafa yang terbangun dari tidur. Rasa pegal di seluruh tubuhnya benar-benar tersebar sempurna. Tentu saja, sejak lima jam lalu wanita itu tidur dengan posisi duduk di kursi rias. Bagaimana tidak pegal?

Sambil memijat-mijat tengkuk, Syafa mulai berdiri. Membenarkan posisi pinggangnya yang berasa mau patah, ke sebelah kiri dan kanan bergantian. Setelah sendi pinggang nya berbunyi, baru ia merasa sedikit baikan.

Kedua alisnya mengerut. Suara tahrim? Di tingkat delapan puluh juga masih terdengar ya suara tahrim di mesjid? Alhamdulillah...
batinnya. Dia merasa bahagia saja saat mendengar do'a-do'a di subuh... Tidak, tunggu sebentar. Ini bukan do'a, tapi... Suroh Arrahman? Bener gak sih? Otaknya mulai berfikir keras. Dan semua tanya terjawab saat kedua iris matanya menemukan sosok Laki yang tengah tertidur lelap sambil melantunkan suroh Arrahman.

Ngigau? desis Syafa sambil berjalan mendekati ranjang.

Bagus ya lelaki jaman sekarang, bisa tidur terlelap sampe-sampe ngigau di tempat tidur yang nyaman, tanpa memikirkan ada perempuan yang tidur di tempat berukuran 35 cm persegi. Waw! rutuk Syafa yang merasa rugi karena tidur di atas kursi seukuran itu.

Perlahan Syafa mendekatkan wajahnya ke arah Laki. Dia hanya penasaran akan pendengarannya sendiri. Bener arrahman ko, desisnya dengan posisi wajah tepat satu jengkal di atas wajah Laki yang tidur terlentang. Dan...

Jeng..

"Apa yang kamu lakukan?" Tiba-tiba kedua bola mata Laki terbuka lebar dan bertanya begitu.

"Astagfirullah!" serentak Syafa terkesiap dan dengan tidak teratur berjalan mundur. Lalu...

Bruk!

Dia terjatuh.

Aw... ringisnya sambil mengusap pantat berulang. Syafa jatuh terduduk di lantai dengan jarak lima langkah dari Laki.

"Kenapa kamu mengagetkanku?!" protesnya sambil merasakan kesakitan.

"Kagetan mana kalau dibandingkan dengan orang yang lagi tidur pas bangun tiba-tiba beberapa senti diatasnya ada wajah perempuan?! Apa yang kamu lakukan? Mau mencuri ciuman pas saya tidur?!" kelakar Laki.

"Enak saja, Enggak!!!" bantah Syafa sewot.

Laki duduk, lalu sedikit menggeliat sambil berkata, "If you want to kiss me, don't steal in secret. just ask directly, I'll grant it later. with pleasure." Ada senyum meledek tersungging di bibir Laki.

"It's just your wish. and until whenever, it will never happen!" tegas Syafa.

"Oke, kita lihat saja nanti." tantang Laki dengan wajah cengengesan.

"Jam berapa sekarang?" lanjut Laki.

"Jam lima pagi! Sana ke kamar kamu! Aku mau shalat subuh. Sudah kesiangan!" perintah Syafa. Wajahnya jutek seketika. Dia tidak suka Laki membicarakan hal jorok seperti itu. Lambungnya langsung kontraksi, membuat dirinya nyaris muntah.

My Wife My Assistant -On goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang