14

8.6K 608 36
                                    

Sudah 3 hari vino dan Ara tidak masuk sekolah. Vino yang berada dirumah sakit dan Ara yang masih mengurung diri.

Tok
Tok
Tok

"Non!" ucap bi Ningsih mengetuk pintu kamar Ara.

"Non makan dulu yuk non belum makan dari kemarin, non juga belum minum obat." ucap Bi Ningsih mengetuk pintu kamar Ara namun Ara tidak mendengar kannya dan terduduk diam dipojokkan.

"Non!"

"Non harus minum obat biar non sembuh, buktiin sama orang tua non kalo non itu bukan seperti yang mereka bilang non,"

"Non gak sendirian, non masih punya bibi, punya temen temen non dan den Vino." ucap Bi Ningsih.

"Non harus sembuh, Non hari ini non harus cek dan ngambil stok obat!" ucap bi Ningsih mengetuk pintu kamar Ara.

"Non makanan nya bibi taruh diluar yaa, dimakan non!" ucap Bi Ningsih menghela nafas.

Ara memikirkan perkataan bi Ningsih lalu ia bangun, saat Ara bangun kepala berkunang-kunang membuat Ara meringis pelan dan berjalan menuju kamar mandi, Ara mengguyur tubuhnya di bawah shower dan memejamkan mata nya.

Selesai mandi Ara bersiap siap untuk pergi kerumah sakit untuk mengambil obatnya, Ara bertekat ingin sembuh dan membuktikan kepada orang tuanya bahwa ia bukan anak penyakitan ya! Ara harus sembuh!

"Bi..." panggil Ara lemas saat menuruni tangga.

"Yaampun non akhirnya non keluar kamar juga, ayo non makan dulu, abis itu minum obat, bibi bikinin teh ya? Non duduk dulu." ucap Bi ningsih menuntun Ara menuju meja makan menara tersenyum tipis, setidaknya ada Bi Ningsih yang selalu mendukungnya.

"Bibi anter ke rumah sakit ya?" tanya Bi Ningsih membuat Ara menggeleng.

"Gak usah bikin Ara sendiri aja." ucap Bi Ningsih.

"Tapi non---"

"Gakpapa." ucap Ara memotong ucapan bi Ningsih.

Tubuh Ara sangat lemas dan wajah yang pucat pasih, selesai makan ia berangkat menuju rumah sakit menggunakan mobil.

"Bibi telfonin mang Ujang ya non?" tanya Bi Ningsih membuat Ara menggeleng lalu masuk kedalam mobil.

"Hati hati non!" ucap Bi Ningsih, Ara menjalan kan mobil nya dengan pelan tidak peduli suara klason yang meneriakinya.

Sesampainya dirumah sakit Ara langsung  mengambil obatnya dan meminumnya, saat sampai parkiran Ara bertemu dengan tiara, Reva, Raka dan Rizky.

"ARA!" pekik nyaring Tiara dan Reva membuat Ara tersenyum tipis, Tiara dan Reva menghampiri Ara lalu memeluk Ara.

"Ara ya ampun, Ara gak papa? Ara sakit? kok Ara pucat? Ara pucat banget? Ara sakit apa?" tanya Tiara bertubi tubi.

"Kecapean aja." ucap Ara.

"Beneran?" tanya Reva membuat Ara mengangguk.

"Lo abis jenguk Vino?" tanya Raka membuat Ara menaikan alisnya sebelah.

"Kenapa?" tanya Ara bingung.

"Loh? Ara gak tau?" tanya Tiara membuat Ara menggeleng.

"Vino kecelakaan pas mau keruma Ara katanya." ucap Tiara membuat Ara membulatkan matanya.

"Hah?" beo Ara membuat mereka mengangguk.

"Ayo jenguk bareng bareng." ucap Rizky membuat Ara mengangguk.

Bagaimana bisa Vino kecelakaan? ah iya Ara baru ingat bahwa saat Vino pulang, Vino bilang akan kembali kerumah ara tapi Vino tidak datang.

"Assalamualaikum." ucap Rizky membuka pintu kamar inap Vino.

"Waallaikumsalam." ucap mama papa Vino.

"Kak Ara!" pekik Keyla senang membuat Ara tersenyum, Keyla berlari kearah Ara, dengan sigap Ara menggendong Keyla.

"Lala kangen kak Ara!" ucap Keyla memeluk leher Ara.

"Kak Ara juga." ucap Ara mengelus rambut panjang Keyla.

"Adek, kak Ara baru dateng loh, kasian kak Ara cape, ayo kita ke kantin katanya adek laper." ucap Farah menghampiri Ara dan Keyla lalu mengelus rambut Ara.

"Gendong adek." ucap Keyla kepada Dimas membuat Dimas menggendong keyla.

"Mama tinggal dulu ya Vin." ucap Farah membuat Vino mengangguk.

"Gimana Vin? baek kan lo?" tanya Raka kepada Vino membuat Vino mengangguk singkat, Vino menatap Ara yang juga menatapnya.

"Bangun lo curut!" ucap Rizky menarik baju Raka.

"Apaan sih?!" ucap Raka kesal.

"Ah Raka gak peka." ucap Tiara.

"Apasi yang?" tanya Raka bingung, Tiara menunjuk kearah Vino dan Ara membuat Raka mengangguk cengengesan.

"Oh iya lupa hehe, silakan nona." ucap Raka membuat mereka geleng-geleng melihat nya.

"Laper nih makan yok." ucap Rizky membuat mereka mengangguk dan meninggalkan Ara dan Vino berdua. Vino menatap Ara lekat dan Ara pun menatapnya juga.

"Apa?" tanya Vino membuat Ara menggeleng.

"Ngantuk." ucap Vino.

"Tidur." ucap Ara.

"Pusing." ucap Vino lagi.

"Terus?" tanya Ara datar.

"Gak." ucap Vino datar lalu memejamkan mata nya membuat Ara menggeleng lalu mengelus kepala Vino pelan.

Ara menatap wajah vino yang memejamkan matanya.

"Kok bisa?" tanya Ara.

"Bisa." ucap vino.

"Hm." dehem Ara datar.

"Diem." ucap Vino membuat Ara mengangguk.

Ara menatap wajah Vino yang tertidur membuat Ara tersenyum kecil dan ikut merebahkan kepalanya didekat tangan Vino, ia menatap tangan Vino yang terdapat perban putih, Ara memegang telapak tangan Vino dan memainkan jari Vino membuat Vino mengenggam jari Ara.

"Diem!" ucap Vino lagi.

"Hmm." Ara ikut memejamkan matanya.

Vino mengelus rambut Ara, wajah Ara yang pucat, badan yang sedikit mengurus dan pipi yang menirus.

"Sakit?" tanya Vino.

"Diem." ucap Ara mengikuti gaya bicara Vino membuat Vino memutar bola matanya malas, Ara terkekeh pelan.

"Jangan salahin gue kalo lo jatuh cinta sama gue." ucap vino lalu memejamkan mata nya.

"Gakpapa." ucap Ara ikut memejamkan matanya.

Tidak lama kemudian mama, papa vino, Keyla berserta teman temannya kembali dari kantin dan menatap Ara dan Vino yang sedang tertidur.

"Tidur mereka..." ucap Reva polos membuat Rizky terkekeh.

"Lagi adu panco." ucap Rizky membuat Reva menatap Rizky kesal dan memukul lengannya.

"Ish!" ucap Reva membuat Rizky tertawa.

Vinra [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang