II

9 5 1
                                    

Setelah mereka makan, mereka kembali ke kelasnya masing-masing. Mereka kembali belajar sampai waktunya pulang.

"Sal. Balik mau jalan gak?" Tanya Ega sambil menyandang tasnya.

"Ayo."

Mereka berdua jalan dengan bahan gibahannya masing-masing.

"Woy..." Tiba-tiba Dion merangkul kedua gadis itu. "Berduaan aja neng. Hahaha..." Tawa Dion membuat telinga Ega dan Salwa sakit.

"Duh... apaansi lo. Gue bilangin nyokap gue nih." Ucap Salwa sewot.

"Iya nih. Lama-lama bandel si Dion." Sahut Ega.

"Enak aja. Gue ikut dong bareng kalian." Alis Dion naik turun. Tidak ada yang menjawab. Salwa dan Ega asik ngobrol sendiri.

Mereka sampai di mulut komplek rumah mereka. Salwa dan Dion berpisah dengan Ega. Karena jalan rumah Ega beda sendiri.

Sore tiba, dirumah Salwa sudah ada Dion. Memang dari pulang sekolah, Dion hanya pulang untuk ganti baju, dan balik lagi ke rumah Salwa untuk main sama Syuja, abangnya Salwa. Salwa menunggu kedatangan Ega dan Farrel dengan duduk santai di kamar sambil memainkan laptop biru kesayangannya.

"Woy." Dion datang dan melemparkan suatu benda kecil ke kepala Salwa.

"Aw, apaansi?!" Salwa melihat benda kecil itu. "Ih jorok... bekas apaan nih tissue nya?!" Kata Salwa sambil membuang tissue yang digulung-gulung itu.

"Itu ada Ega di bawah." Kata Dion lalu masuk ke kamar Salwa.

"Boong males." Jawab Salwa sewot.

"Salwa..." Samar-samar terdengar suara perempuan dari bawah. Seperti suara Ega. Tanpa ngoceh lagi Salwa langsung loncat dari kasurnya dan lari turun ke bawah untuk menemui Ega. Dion hanya bisa melihatnya. Ia mengedarkan pandangan ke semua kamar Salwa. Semuanya dipenuhi warna biru. Matanya berhenti di benda warna biru yang baru saja di pegang oleh Salwa. Laptopnya.

"Gue liat sebentar ga napa kan ya?" Batin Dion. Dion duduk di pinggir kasur Salwa. Ia menarik laptop itu dan membukanya. Terpampang disana diary milik Salwa. Dion membacanya dengan saksama. Belum habis ia membacanya, Dion mendengar suara Ega dan Salwa. Ia langsung menutup laptopnya dan keluar.

"Lo ngapain di kamar gue?" Tanya Salwa.

"Eh... engga. Tadi cum-"

"Lo ngapa-ngapain ya di kamar Salwa?!" Ega tiba-tiba ngegas.

"Engga serius. Tadi-"

"Yon... sini dah. Liat skin baru gue... buruan!!!" Panggil Syuja dari dalam kamarnya. Dion merasa sangat lega sekali. Ia langsung lari masuk ke dalam kamar Syuja yang berada di seberang kamar Salwa.

"Wa, coba lo cek dulu, ada yang berubah gak tata letak kamar lo?" Perintah Ega. Mereka berdua masuk ke kamar Salwa dan mengecek semua inci sudut kamar.

"Gak ada tapi." Ucap Salwa. Ia masih mengedarkan pandangannya. "Eh, laptop gue!" Pekik Salwa. Ia langsung membukanya. "Jangan-jangan dia ngeliat diary gue!"

"Aduh gimana nih..." Salwa panik.

"Emang isi diary lo apaan?" Tanya Ega.

"Y-yaa... semua hari-hari gue. Duh gila tu orang." Salwa menarik rambutnya.

"Trus gimana?"

"Yaudahlah biarin aja." Ucap Salwa. Salwa turun ke bawah dan menemui Farrel sudah berada di atas sofa.

'Dalam Diamnya || Second'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang