“Ayo sayang, makan dulu.” Mama menyodorkan sendok berisi bubur putih ke mulut Salwa. Namun sedari tadi Salwa hanya menjauhkan mulutnya. Mama menghela napas dan meletakkan bubur ayam itu di pangkuannya. “Kalo kamu gak mau makan, gimana caranya mau sembuh?”
“Salwa kan udah makan dari selang.”
“Selang itu cuman bikin kamu biar gak makin drop. Tapi kamu harus tetep makan dari mulut dong.”
Salwa hanya diam. Ia belum memasukkan makanan apapun dari tadi pagi.
“Mama...” Suara Syuja menggema di ruangan Salwa.
“Kenapa sih. Perempuan itu harus dibawa kesini?” Batin Salwa. Ia mengambil handphone nya dan memberikan pesan pada Ega.
‘Ega’
Ega, lo kesini ga?
02:10 read.
iya, nanti
02:11
ok
02:11 read.
kenapa emang?
ko nanya gitu?
02:11
ada Nabila disini, gue males liat dia.
02:12 read.
Salwa menutup handhpone nya. Ia merubah posisinya menjadi duduk. Mama segera menaruh bantal di belakang punggung Salwa agar ia bisa sanderan. Nabila menghampiri Salwa.
“Gimana keadaannya?” Tanya Nabila. Salwa hanya mengangkat bahu sambil menyuap buburnya. Nabila mengalihkan pandangannya ke Syuja, lalu ia kembali duduk dengan Syuja.
“Aku heran sama ade kamu. Aku udah berusaha baik tapi dia tetep aja kaya gitu sama aku.” Ucap Nabila dengan suara yang sangat kecil.
“Maafin Salwa ya. Biasanya dia ga kaya gitu. Tapi nanti lama-lama dia bakal terbiasa kok sama kamu.” Syuja mengakhiri kata-katanya dengan senyuman. Salwa yang mendengarkannya, seketika ingin memuntahkan bubur yang ada di mulutnya.
Ting...
Salwa menoleh ke handphone nya. Ia mengambil benda itu dan membukanya.
‘Dion’ : gue kesana skrng
“Serius? Ini serius?” Batin Salwa. Ia langsung senyum-senyum sendiri. Ternyata, mimpinya semalam ada artinya. Salwa membalasnya dengan riang.
‘Dion’
gue kesana skrng
02:40
ditunggu:v
02:40 read.
“Read doang? Ih.” Salwa membanting handphone nya ke kasur dan melanjutkan makannya.
Tak lama kemudian, Dion datang dengan membawa bunga matahari. “Hai.” Dion tersenyum lebar. Ia meletakkan bunga itu di meja. “Sorry baru sempet jenguk.” Salwa tersenyum juga. Dion duduk di samping Salwa. “Akhir-akhir ini, guru gue banyak mau. Masa gue gara-gara ngelamun mikirin elo disuruh ngerangkum bab 3, trus di suruh presentasiin. Kan gak lucu.” Dion tertawa kecil.
“Gue tau kok. Lo kan emang tiap hari mikirin gue mulu.” Ucap Salwa sombong.
“Yeu...” Dion menjitak kepala Salwa pelan. “Bukannya gitu maksud gue.” Salwa hanya tertawa.
“Waduh, ini gimana sih. Anak-anak Mama semuanya pada sibuk sendiri. Yaudah deh Mama keluar aja.” Mama menghampiri Salwa. “Salwa, Mama keluar dulu ya. Kamu mau nitip apa?”
“Mmm... Salwa mau nitip...” Salwa sibuk mikir. Tiba-tiba Dion menyela.
“Kasih cinta yang banyak aja Tante, kalo perlu Dion sumbangin nih cintanya buat Salwa.” Cengiran Dion melebar.
“Ih kamu nih. Tante goreng aja baru tau rasa.” Mama menepuk bahu Dion pelan.
“Bercanda Tante. Dion tau nih. Pasti Salwa mau, mmm... cilok?” Tunjuk Dion. Salwa menggeleng. “Bakso?” Salwa menggeleng lagi. Keduanya berfikir.
“Seblak!” Dion menepuk tangannya.
“Wah, kompak bener nih, anak sama calon mantu.” Mama tersenyum karena Salwa dan Dion menyebutnya secara bersamaan. Suasana jadi canggung. “Eh, yaudah. Mama keluar dulu. Seblaknya dua ya.”
“Syuja mau dong...” Ucap Syuja.
“Kamu beli sendiri. Enak aja.” Kelimanya sama sama tertawa.
.
.
.
Bersambung...Terbit setiap->Rabu dan Jum'at
KAMU SEDANG MEMBACA
'Dalam Diamnya || Second'
Romance'Gue gasuka ya kalo lo deket sama Farrel.' Deg... Kata-kata Dion membuat hati Salwa jadi tidak karuan. -------------------- Salwa, seorang gadis yang baru saja menginjak masa SMA. Ditemani dengan sahabat kecilnya Ega & Dion. Berbagai masalah sudah m...