“Lo gak apa-apa kaya tadi sama Sisi?” Tanya Salwa. Dion hanya berdehem. “Kalo nanti lo diputusin gimana?” Tanya Salwa lagi. Beberapa detik Dion diam. Mungkin berfikir.
“Yaudah gak apa-apa. Mungkin dia bukan jodoh gue.” Dion lalu memalingkan wajahnya ke arah parkiran. “Lo tunggu sini. Gue ambil motor dulu.”
“Eh jangan-jangan...” Tolak Salwa. “Gue bisa pulang sendiri. Mending lo ajak pulang Sisi. Gue tau lo masih sayang kan sama dia? Sana gih minta maap.” Salwa mendorong-dorong tubuh Dion. Mata Dion menatap tajam. “Gue gak apa-apa balik sendiri.” Ucap Salwa meyakinkan.
“Serius?” Tanya Dion. Salwa mengangguk mantap. Akhirnya, Dion pergi meninggalkan Salwa setelah berpamitan dan berjanji untuk menjaga diri baik-baik.
“Nah, gitu kan enak liatnya.” Batin Salwa setelah melihat kedua pasangan itu tersenyum saling memaafkan. Namun, di beluk terdalam hati Salwa, seperti ada yang janggal. Ya, ia tidak suka Dion dengan Sisi.
Rumah terasa begitu menyenangkan bagi Salwa. Karena ia bisa melakukan apa saja di rumah. “Eh, Ga. Sore mau lari ga? Ke stadion deket bunderan sono...” Ucap Salwa sembari membuka pintu kamarnya.
“Stadion mana?” Tanya Ega dari balik saluran telfon.
“Radiaksa.”
“Oh, situ... skuy gue mah. Jamber?” Kedengarannya Ega semangat sekali.
“Jam 4 aja. Tapi ontime. Lo jangan ngaret.”
“Yaelah, sejak kapan gue pernah ngaret. Elo kali yang ngaret...” Ledek Ega.
“Hehe...” Cengiran terukir di bibir Salwa. “Yaudah. Nanti lo nyamper gue aja.” Ucap Salwa.
“Dih, yang deket ke stadion juga arah rumah gue. Yang ada lo yang jemput gue...” Ujar Ega sebal.
“Hayo, gak mau ngalah ya?”
“Duh... lo si masi bocil. Yauda iya.”
Salwa tertawa sebentar. Lalu telfon itu dimatikan setelah mereka mengucapkan kalimat pepisahan.
“Mari cari baju...” Salwa mengangkat kedua tangannya. Ia bangun dari kasur dan langsung mandi. Ia mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah. “Biru atau item?” Salwa mengangkat secara bergantian letjing yang ia pegang. “Item aja lah.” Salwa memasukkan kembali celana biru itu.
“Bajunya, emm...” Salwa mengorek-ngorek lemari pakaiannya. “Nah ini item. Topi topi?” Ia beralih ke kotak disamping lemarinya. Ia mengambil topi warna hitam dengan garis-garis biru.
“Rambutnya di... emm...” Salwa memegang rambutnya. Ia juga menyisir rambutnya dengan jari-jari panjangnya. “Kepang akar kali ya.” Ia menguncir rambutnya di belakang. “Iya.” Ujar Salwa mantap.
Tok... Tok... Tok...
Salwa menoleh kaget. Ia buru-buru memasukkan topi yang ia keluarkan tadi, dan menggantung bajunya.
“Ya.” Salwa membuka pintu.
“Lo ngapain?” Tanya Syuja.
Salwa diam sebentar. “Apa yang orang lakuin di kamar?” Salwa malah balik bertanya.
“Hem...” Syuja ikut berfikir. “Anu?”
Salwa spontan langsung menggeplak lengan abangnya. “Dasar, otak mesum.”
“Lah, anu gak selalu mesum...”
“Bodoamat.” Salwa menutup kembali pintunya. Ia beralih ke meja riasnya.
“YA AMPUN! UDAH EXPIRED?!” Salwa bangun dan membawa lipgloss kesayangannya ke balkon. “Aaa masa expired...” Salwa masih tak terima. “Padahal waktu beli kan masih lama...” Salwa sudah gondok. Ia melempar asal lipgloss itu ke kasurnya dan turun ke bawah.
“Mama mana?” Tanya Salwa sembari menutup pintu kamar Mamanya.
“Kan ke Bandung.” Syuja melahap keripik yang ia pegang. Tak ada jawaban, Salwa malah melalui Syuja begitu saja. Ia jalan ke kulkas dan membukanya.
“Lo ga nyimpen makanan apa?” Tanya Salwa ketika melihat kulkasnya hanya berisi telur, susu, dan sayuran.
“Kemaren gue nyimpen coklat di bawah sepre. Eh muncrat kedudukan gue.” Ucap Syuja dengan bangganya.
“Duh, punya abang otaknya konslet.” Salwa tertawa.
“Yakan maksud gue itu biar kalo tidur bisa sambil makan coklat.”
“Ya ga dibawah sepre juga bego.” Salwa tertawa lagi dan naik ke atas.
Drt... Drt... Drt...
“Hm? Keyla?” Syuja mengambil handphone nya.
“Halo?”
“Sibuk ga?”
.
.
.
Bersambung...Waw siapa tu yang nelfon Syuja...
Selingkuhan kali ya🤭
Canda SayangTerbit setiap ->Rabu dan Jum'at
KAMU SEDANG MEMBACA
'Dalam Diamnya || Second'
Romance'Gue gasuka ya kalo lo deket sama Farrel.' Deg... Kata-kata Dion membuat hati Salwa jadi tidak karuan. -------------------- Salwa, seorang gadis yang baru saja menginjak masa SMA. Ditemani dengan sahabat kecilnya Ega & Dion. Berbagai masalah sudah m...