Tak seperti biasanya, pagi ini tampak ada yang berbeda di halaman SMA Nusa Bangsa. Halaman yang biasanya masih senggang di pagi hari itu, kini sudah berjejal penuh dengan sekumpulan siswa baru yang bersiap menjalani masa orientasi sekolah. Mereka tampak sibuk memastikan atribut dan penugasan mereka lengkap dan tidak ada yang terlewat.
Waktu sudah menunjukkan pukul 6.45 pagi, siswa baru mulai berkumpul membentuk kelompok sesuai pembagian yang telah ditentukan. Tapi Caca dan Kirana masih saja berdiri di depan gerbang sejak setengah jam yang lalu.
"HISHH INI BOCAH KEMANA SIH? Coba telfon dulu Ran, jangan-jangan ada apa-apa di jalan." Caca bergumam sebal sembari mondar-mandir tidak jelas, menunggu satu temannya yang tak kunjung datang.
Damara Crysta Prameswari, atau teman-temannya biasa memanggilnya Caca. Gadis yang satu ini terlahir sebagai anak pertama di keluarganya, jadi tidak heran jika ia punya rasa khawatir yang berlebih dan juga sedikit keras kepala.
"Gak diangkat, Ca. Gue udah telfonin dari tadi," sahut Kirana sambil membenarkan posisi kacamatanya.
Kirana Maharani Adriana, bungsu dari dua bersaudara ini dikenal sebagai pribadi yang dingin dan tertutup. Tapi tidak banyak yang tahu, jika ia bisa menjadi sangat manja jika bersama kakaknya.
"Doorr! Sayang-sayangku ngapain masih di sini? Ciee.. nungguin Alena ya? Utututu kisseu dulu sini!"
Gadis yang baru datang itu merangkul bahu Caca dan Kirana dari belakang, lalu mengambil posisi diantara mereka. Namanya Eunika Alenara, seseorang yang sudah seperti representatif dari gadis remaja yang sesungguhnya. Ia ceria, selalu bersemangat dan murah senyum. Sama sekali tidak mencerminkan kondisi tubuhnya yang sebenarnya sangat lemah.
"Iyuuh.. geli! Kebiasaan banget nih kura-kura ninja satu," kata Kirana dengan datar namun sambil melirik tajam ke arah Alena.
"Heh, bocah! Dari mana aja sih lo? Acara mulai jam 7 woy!"
Alena hanya tersenyum tiga jari,"Maap maap, Alena tadi udah bangun pagi guys. Tapi waktu mau berangkat.. lupa naruh nametag."
Kedua temannya hanya bisa memutar kedua bola mata mereka dengan bosan. "Surat dokter udah lo bawa?" tanya Kirana kemudian.
Alena mengangguk untuk menjawabnya.
"Pita silver udah bawa?" giliran Caca yang bertanya. Pita silver yang dimaksud, adalah tanda untuk siswa yang sedang sakit.
"Udah, sayangku. Alena jadi terharu nih, kalian kayanya perhatian banget sama princess.. huhu," ujar Alena kembali berpura-pura mendramatisir.
"Males ah gue, tinggalin aja yuk Ran!" sahut Caca sambil sekali lagi memutar bola matanya dan berdecak sebal. Gadis itu pergi, disusul Kirana yang memasang wajah datarnya.
Baru disusul Alena yang terkekeh geli melihat respon teman-temannya, "Tungguin!"
Ketiga gadis itu kemudian ikut berbaris di halaman bersama siswa yang lain, sambil sesekali bercengkrama dengan teman baru mereka.
Caca, Kirana dan Alena adalah sahabat sejak SMP dan kini mereka kembali masuk di SMA yang sama. Awalnya hanya Kirana yang ingin masuk ke SMA ini, karena kakak laki-lakinya yang terlebih dahulu bersekolah di sini. Namun karena mereka bertiga ini sudah seperti paket panas McD (nasi, ayam, air mineral) yang tidak bisa dipisah, akhirnya Caca dan Alena ikut-ikutan masuk di sekolah yang sama.
.
.Suasana halaman yang tadinya riuh redam, sontak berubah menjadi hening saat barisan kakak-kakak OSIS memasuki area itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forelsket
FanfictionForelsket (n.) ㅡthe word for when you start to fall in love. a euphoria in a sense; the beginning of love. Tentang lima siswa dan tiga siswi SMA Nusa Bangsa, dan cerita mereka.