Lapangan Basket

236 36 3
                                        

"Gue kalo jadi nikah sama lo, tiap hari dapet pemandangan lo yang baru pulang kerja kaya gini kali, ya?"

Yang dimaksud Alena adalah Jaevan yang mengenakan setelan jas namun sudah tidak rapi lagi, karena kemeja yang dikeluarkan dan dasi yang tidak lagi terpasang. Jaevan baru saja pulang makan malam dengan kolega Papanya.

"Trus gue nanya.. masak apa babe hari ini?" jawab Jaevan.

"Oh wow, geli banget."

Mereka bergidik lalu tertawa bersama setelahnya. Jaevan lalu menghampiri Alena yang sedang membuat mie instan. Dia lalu membuka kulkas dan meminum air dingin dari sana.

"Lo nggak nawarin gue?"

"Kan lo baru makan?"

Jaevan tidak langsung pergi dari sana dan memilih untuk duduk di mini bar yang ada di dapur itu sambil memperhatikan Alena.

"Makan gak makan gue tuh, ngobrol mulu tadi."

Alena yang sudah selesai dengan mie instannya lalu ikut bergabung dengan Jaevan dan menaruh piringnya di atas meja. Selagi Alena mengambil minum, Jaevan terlihat memfoto makanan di depannya.

"Ngomongin apa aja sih emang? Perekonomian negara ini?" tanya Alena.

Jaevan tertawa kecil menanggapi jokes gadis di depannya itu, "Hahah.. iya kali, gak gue inget sih."

"Ngaruh nggak sama olimpiade ekonomi lo?"

"Nggak lah. Beda lagi itu."

Alena lalu duduk di depan Jaevan dan mulai kegiatannya memakan mie goreng buatannya. Jaevan juga jadi ikut makan saat Alena menyodorkan sesuap untuknya. Mereka lalu makan dalam diam saat Jaevan mulai sibuk membalas chat yang ia dapat, Alena juga bisa lihat Jaevan yang senyum-senyum sendiri.

"What's good about her?"

Jaevan lalu menatap ke arah Alena setelah mematikan dan meletakkan ponselnya.

"Tau darimana kalo cewek?"

"Hihh.. emang lo chat sama cowok juga senyum-senyum gitu?"

Jaevan tertawa melihat ekspresi Alena yang menatapnya dengan raut heran yang tidak dapat dijelaskan.

"Nggak lah.. hahaha.."

Dia lalu terlihat berfikir sejenak.

"Hm.. She's different. Menarik orangnya, jarang gue nemu yang kaya dia."

"Kaya gue gini, ya?"

Jaevan dan Alena lalu menatap mata satu sama lain. Kemudian Jaevan tersenyum tipis dan menggeleng dengan yakin.

"Nggak dong, modelan kek lo di pinggir jalan juga banyak."

Jaevan lalu mengambil ponselnya dan beranjak dari tempatnya sebelum Alena menimpuknya dengan sendok. Dia juga sempat tertawa mengejek Alena.

"Jaevan bedebah!!!"

.
.
.

Seingat Jaevan, itu terakhir kali Alena bersikap normal ke dirinya. Karena setelah itu ia sadar jika Alena berubah, dan tidak tau kenapa itu membuat hatinya tidak tenang.

Hubungan mereka berdua memang jadi lebih dekat dan membaik setelah Joshua siuman, seolah mereka baru saja ngangkat beban yang sama. Tapi setelah kejadian di UKS, Alena berubah. Dia tidak lagi merespon Jaevan seperti biasanya, saat Jaevan memancingnya untuk debat, Alena lebih memilih untuk mengalah. Intinya, Alena benar-benar berusaha menjaga jarak dengan Jaevan.

Alena sendiri punya alasan untuk itu. Dia hanya tidak ingin hubungannya dengan Caca jadi rusak, persis seperti apa yang dia lakukan ke Kiran. Alena bersikap biasa aja pada Caca dan Kiran, tapi berubah untuk Jaevan juga Surya. Bedanya perubahan Alena ini begitu terasa untuk Jaevan, karena mereka yang setiap hari masih harus bertemu di atap yang sama.

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang