"Abang, jagain Alena ya."
"Alena baik-baik ya sama Bang Jaevan."
Hal itu yang terakhir dikatakan Joshua sebelum dia pergi. Joshua akhirnya harus pergi ke luar negeri untuk mendapat perawatan yang lebih intensif setelah sadar dari komanya. Dia juga perlu menjalani beberapa tes dan terapi untuk efek samping yang terjadi pada tubuhnya. Alena dan Jaevan tentu sedih karena mereka harus berpisah lagi, tapi hanya itu yang bisa dilakukan agar kemungkinan terburuk tidak terjadi pada Joshua.
"Lo yakin mau pindah?"
"Kalo nggak yakin, gue nggak akan bilang ke Om sama Tante."
"Emang lo bisa nyuci sendiri?"
"Ada yang namanya laundry."
"Lo mau ribet masak sendiri?"
"Delivery."
"Boros tau nggak?"
"Jae, percuma orangtua gue sibuk nyari duit sampe nggak bisa ketemu gue kalo gak gue habisin. Iya, kan?"
Alena lalu tersenyum miris setelah itu. Jaevan tau perasaan Alena, karena dia pun demikian. Alena bilang dia mau tinggal di apartemen sendiri, dan tidak ingin merepotkan keluarga Jaevan lagi. Awalnya orangtua Jaevan menolaknya, tapi lama kelamaan mereka mencoba mengerti sudut pandang Alena dan menyetujuinya. Hanya saja dengan syarat Alena perlu menunggu setidaknya satu tahun lagi.
"Lo beneran mau hidup sendiri?" Jaevan memandang Alena dengan tatapan sendu.
"Bukannya sejak awal emang gue udah sendiri?"
🍃🍃🍃
"Biji dukunya Alena.. kantin, yuk? Beli seblak Mang Ujang?"
Alena menghampiri Kiran yang sedang sibuk merapikan bukunya.
"Hm.. boleh boleh," jawab Kirana sambil menganggukkan kepalanya.
"Nah gitu dong, sedih gue lo disabotase anak dance mulu."
"Apaan sih, Al. Ke kelas Caca dulu nih kita?"
"Iya dong.. yuk, cabut!"
.
.
."Huhu.. sumpah gue terharu banget kita ngumpul gini!" kata Caca.
"Terus aja teruuus.. kemarin aja ngatain gue budut? Hilih," cibir Dean yang duduk tidak jauh darinya.
"Udeh lu pada mau pesen level berapa nih?" kata Kirana kemudian.
"Dua aja gue."
"Gue empat deh."
"Oke.. Caca dua, Dean empat.. Alena?"
"Eh? Hm.. Alena dua juga!"
"Oke.. Alena level nol, gak pedes."
"Ishh.. level dua, Kiran."
"Nggak ya, lo kemarin abis nyobain level satu aja langsung absen dua hari!"
"Bener, Len. Dengerin Kiran tuh.. lo gak boleh mati dulu pokoknya sebelum kita foto wisudaan bareng!"
Dean lalu menyumpali Caca dengan sepotong tahu bakso yang ada di depan mereka.
"Mulut lo, Ca!"
Mereka hanya tertawa setelah itu. Alena juga ikut tertawa, hatinya begitu menghangat melihat perlakuan teman-temannya yang sangat perhatian kepadanya. Dia lalu mengalihkan pandangannya ke Kirana yang berdiri untuk menyerahkan kertas pesanan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Forelsket
FanfictionForelsket (n.) ㅡthe word for when you start to fall in love. a euphoria in a sense; the beginning of love. Tentang lima siswa dan tiga siswi SMA Nusa Bangsa, dan cerita mereka.