Awal

4.2K 96 10
                                    

"Ruang kepala sekolah"

Tok,tok,tok, permisi buk.'

'Iyah, silahkan masuk!'

Melangkah maju menembus pintu kemudian mendongakkan kepalanya, Zihan dapat melihat seorang wanita anggun yang duduk di kursi.

'Nak Zihan Alena? Silahkan duduk nak, Ibuk sudah dapat telepon dari Yayasan, yang mengatakan kamu akan masuk hari ini."

"Ahhh, Iyah buk... Saya Zihan Alena buk... "

"Perkenalkan nama ibuk, Mila. Ibuk kepala sekolah disekolah ini. Baru beberapa tahun setelah mengganti kan masa jabatan papa kamu."

"Heheh, Iyah buk. Saya sudah diberitahu sekertaris papa. "

"Yasudah kalau begitu, Zihan ibuk tempatkan di kelas 11 IPA 1, kebetulan wali kelasnya sedang berhalangan, jadi ibuk yang akan mengantar Zihan langsung, mari nak."

Setelah keluar dari ruang kepala sekolah, Zihan mulai memperhatikan sekolah milik ayah nya itu,  SMA Nusantara. SMA swasta yang terkenal akan kecerdasan murid-muridnya yang melebihi batas normal. Sekolah yang terkenal dengan kecantikan dan juga kegantengan para muridnya. Sudah seperti sekolah kerajaan saja, pikir gadis cantik itu.

Melewati kelas 11 IPS 1 Zihan melihat seorang lelaki yang sedang menulis di papan tulis, laki-laki yang sangat tampan, dengan hidung nya yang mancung, badan nya yang tinggi tegap, kulitnya yang putih, serta rambutnya yang urakan tetapi terlihat sangat keren dan tampan. Zihan terus memperhatikan murid tersebut sampai tak sadar bahwa dia sudah membuat seisi kelas IPS 1 memandanginya.

"Kamu siapa yah? "

Pertanyaan itu menyadarkan Zihan akan kebodohannya.

"Maaf buk, saya murid baru... Saya salah kelas buk..."

Laki-laki yang sedari tadi fokus ke papan tulis menolehkan pandangannya kesamping dan melihat seorang perempuan yang tidak dikenalnya. Dan seperti tidak perduli atau lebih tepatnya memang tidak perduli dia hanya cuek dan langsung memalingkan muka kembali menatap papan tulis.

"Yasudah tidak apa-apa nak... Kamu kelas berapa? Biar ibu bantu tunjukkan kelasnya."

"Zihan, ibuk cari kemana ternyata kamu disini..." Buk Mila menghela nafas sepanjang mungkin karena sangat panik mencari gadis cantik itu.

"Iyah buk... Zihan minta maaf buk...
Kalau begitu permisi yah buk." Pamit Zihan kepada buk Resti, guru yang mengajar dikelas 11 IPS 1 tersebut.

Dalam perjalanan menuju kelas, Zihan masih memikirkan lelaki tadi, mengapa lelaki tersebut sangat cuek terhadap dirinya. Apa dia kurang cantik? Tapi disekolah nya dulu dia selalu jadi incaran para laki-laki. Tapi kenapa laki-laki tadi hanya memandang nya sekilas kemudian acuh terhadap nya. Astagaaaaa... Apakah kecantikan nya sudah memudar?

"Zihan, ini kelas kamu nak... Ayo masuk..."

Kembali ke alam sadar nya Zihan mulai mengikuti langkah buk Mila.
Mulai memasuki kelas dan memandang seisi kelas. Zihan dapat melihat jumlah murid laki-laki lebih banyak dari murid perempuannya.

"Buk ayu, ini Zihan... Pindahan dari Bandung. Anak nya pak Bayu... Mohon dibantu untuk menunjukkan kursinya nanti yah buk. Karena buk Ajeng sedang cuti. Jadi saya percayakan ke buk ayu."

"Iya, baik buk."

"Nak Zihan, ibuk permisi dulu yah. Buk ayu yang akan melanjutkannya. Selamat datang di sekolah baru. Semoga kamu nyaman dan dapat belajar dengan baik. Ibuk tunggu gubrakan nya. Hehehe"

"Iyah buk. Terimakasih buk sudah mengantar Zihan. "

Setelah kepergian buk Mila, buk ayu mulai mengambil alih. Dan mulai berdiri untuk memberikan instruksi.

"Baik, anak-anak hari ini kelas kalian kedatangan siswi baru. Jadi nak Zihan boleh memperkenalkan diri."

"Terimakasih buk. Baiklah Selamat pagi semuanya... Perkenalkan nama saya Zihan Alena, saya pindahan dari Bandung. Semoga teman-teman dapat berteman baik dengan saya. Terimakasih..."

"Sama-sama Zihan sayanggggg" Bimo menyelutuk tiba-tiba membuat seisi kelas memandang nya jijik.

" Zihan, selamat datang,"
"Zihan sini sama a'a, "
"Zihan udah punya pacar belumm?" " Zihan kok cantik banget."

Bualan-bualan mulai ricuh menyambut sosok murid baru yang memang sangat cantik itu. Dan dengan polosnya Zihan hanya dapat tertawa kecil dan tersenyum manis mengahadapi gombalan-gombalan receh tersebut.
Di dudukan disamping seorang gadis manis bernama Nisa, Zihan memulai pembelajaran dengan tenang.

SEKERTARISNYA WAKETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang