Khawatir.

565 33 0
                                    

Bian terus mondar-mandir di kamarnya. Dia sangat khawatir pada Zihan. Setelah kembali dari ruang UKS dirinya tidak bisa fokus untuk melakukan apapun. Zihan selalu ada dalam pikiran nya. Dan sialnya lagi setelah pulang ingin menemui Zihan, buk Rena melarang nya untuk masuk karena ada papanya Zihan di dalam UKS. Buk Rena menyuruhnya pulang. Dan mau tak mau dia harus rela untuk pulang. Sampai saat ingin memasuki mobilnya dia dapat melihat Zihan dan papanya yang bergandengan tangan dengan senyum lebar menuju mobil mereka. Saat itu juga perasaan nya sedikit tenang. Zihannya sudah baik-baik saja.
Tapi dia benar-benar tidak bisa berhenti mondar-mandir sekarang, akhirnya dia mulai mengambil ponselnya dan mulai menghubungi Zihan.

' Tut,Tut,Tut, nomor yang anda tuju sedang berada di luar jangkauan'
Sial, hanya suara operator yang dia dapat. Kemana Zihan? Kenapa tidak mengangkat telponnya?

Akhirnya dia hanya mengirim SMS untuk Zihan.

To Zihan Alena: kamu udah baik-baik aja?

Menunggu balasan Zihan yang tak datang-datang akhirnya Bian tertidur di meja belajarnya dengan tangan yang terus menggenggam erat ponselnya.

.
.
.

Pagi itu Bandung sangat lah sejuk, di tambah dengan cuaca mendung membuat seorang gadis cantik semakin mengeratkan gulungan selimut nya.

" Zihan sayang. Bangun sayang, sudah jam 7 pagi" panggil Oma nya.

" Bentar Oma, 5 menitttt lagiiii" teriak Zihan dari dalam kamar.

" Oma bangunin dari setengah jam lalu jawaban kamu itu-itu terus" Oma mulai mengomel kesal melihat cucunya yang tak mau bangun sedari tadi.

Bayu yang mendengar keributan itu mulai menghampiri ibunya.

" Kenapa ma? Zihan masih belum mau bangun" Bayu akhirnya ikut mengetok-ngetok pintu untuk membangunkan putri nya itu.

" Sudahlah biarin aja dia bay, kamu ikut mama aja. Kita pergi ke kebun strawberry di bukit. Hari ini mama bakal panen strawberry. " Ami sengaja menguatkan suaranya agar cucunya bisa mendengar dari dalam. Dia yakin cucunya pasti akan langsung bangkit.

Mendengar penuturan ibunya, Bayu mulai mengernyitkan dahi bingung. Sejak kapan ibunya mau mengajaknya ke kebun miliknya? Ibunya itu selalu tidak ingin Bayu melihat kebunnya.

Melihat kernyitan di dahi putranya itu ami hanya bisa tersenyum. Ami selalu melarang anak nya untuk ikut karena Bayu akan selalu berakhir marah-marah saat mengetahui seberapa luas kebun yang diurus nya. Bayu selalu khawatir padanya karena dirinya yang sudah tua. Maka dari itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak dia inginkan, Ami tak pernah mengajak anaknya itu. Tapi sekarang, dia ingin menghabiskan waktu bersama putra dan cucu nya.

Ami memutuskan untuk kembali tinggal di Bandung untuk menenangkan dirinya. Kejadian yang mengakibatkan dia kehilangan menantu dan cucunya selalu membuat Ami terpukul. Maka dari itu dia akhirnya memutuskan untuk tinggal di Bandung saja. Kota kelahiran suaminya.

Hmmm... Mengingat suaminya, Ami selalu merindukan suaminya itu. Suaminya pergi meninggalkan nya 20 tahun yang lalu. Saat Bian sudah 4 tahun menikah dengan Alena. Tapi sayangnya suaminya tak sempat melihat Zein yang lahir satu tahun setelah kepergiannya.

" Mama ngelamunin apa?" Bayu dapat melihat gurat sedih yang muncul di wajah wanita yang melahirkan nya itu.

" Mama rindu papa Bayu. Mama rasa papa mungkin merindukan mama." Kata Ami lirih.

Bayu mulai memeluk ibunya. Menenangkan wanita rapuh itu. Ibunya sudah tua. Sudah berumur dan beruban. Dia selalu khawatir dengan ibunya, tapi karena sifat keras kepala yang mendarah daging pada ibunya dia akan selalu berakhir kalah jika berdebat dengan ibunya itu.

Ceklek

Pintu terbuka lebar menampakkan sesosok gadis cantik yang sudah mengenakan pakaian rapih. Bahkan rambut nya yang selalu tergerai indah sekarang telah menyatu dan menggantung indah di kepalanya.
Dengan senyum lebar, Zihan mulai memeluk Oma dan papanya.

" Ayo Oma,,, katanya mau panen strawberry" Zihan sudah tertawa-tawa kecil sangking senangnya.

" Sarapan dulu yah sayang. Habis itu baru panen strawberry bareng Oma" sahut Bayu.

Mereka bertiga mulai beranjak ke ruang makan dan mulai menyantap makanan dengan tenang.
Setelah selesai makan mereka langsung bergegas naik ke atas perbukitan untuk memanen strawberry. Zihan benar-benar excited sampai berlari-lari kecil meninggalkan Oma dan papa nya di belakang.

" Tumben mama izinin Bayu lihat kebun mama" kening Bayu mengernyit bingung saat mama nya benar-benar serius mengajaknya tadi.

" Cuma ingin, Mana tau ini terkahir kalinya kan?"

" Mama bicara apa? Jangan aneh-aneh ma" Bayu mulai sedikit meninggikan suaranya. Dia belum siap kehilangan.

" Bayu, pada akhirnya mama juga harus pergi nak. Mama sudah rindu papa mu" Ami kian mengeratkan pelukannya pada tangan kiri anaknya itu.

" Ma, Bayu belum siap" lirih Bayu.

" Kamu harus siap nak. Kamu ayah yang hebat. "

" Enggak ma. Jangan tinggalin Bayu." Air mata Bayu sudah menetes. Dia tidak ingin kehilangan. Tidak lagi.

Mereka terus melangkah dengan perasaan yang kian sendu. Bayu terus merengkuh tubuh ibunya. Memeluknya erat agar tak kehilangan.

Sesampainya di atas bukit, Zihan sudah berbinar-binar melihat strawberry yang sangat gemuk dan merah-merah. Ahhhhhhhhkhkhk dia ingin melahap semuanya sampai tak tersisa.

" Papa, omaa, cepetan... Zihan udah gak kuat mau makan strawberry gemukkkkk." Zihan berteriak kencang dari atas bukit. Membuat papa dan Oma nya tersenyum kecil melihat dirinya.

" Zihan butuh kamu Bayu" ucapan lirih ibunya itu kembali menyadarkan Bayu untuk tidak lemah. Bayu akhirnya hanya tersenyum sendu menatapi wajah ibunya.

Zihan yang bingung harus bagaimana lebih dulu akhirnya memutuskan untuk berselfie ria. Dia mulai mengambil hp nya yang sedari kemarin dia matikan. Mulai menyalakannya dan tersenyum kecil melihat notifikasi yang muncul di layar hp nya.

Panggilan tak terjawab dari Bian Pacar 🖤
SMS dari Bian Pacar🖤

Dia mulai membuka SMS dari Bian dan kian tersenyum lebar. Perasaan nya kembali menghangat.

Bian Pacar 🖤: kamu udah baik-baik aja?

Hanya kata sederhana, tapi selalu berhasil membangkitkan jiwa nya. Menyadarkan dirinya kalau masih ada yang mengkhawatirkannya.
Dia mulai merunduk dan mengerakkan jari-jarinya.

To Bian Pacar 🖤: udah Bian, Zihan udah baikan. Bian gak perlu khawatir...




YEYYYY, UDAH UP LAGIIII...

SEBENARNYA AKU MAU BUAT ADEGAN UWU-UWU TADI, TAPI TIBA-TIBA TERLINTAS DIPIKIRKAN KU UNTUK NGENALIN OMA AMI DULU...

JADI PART UWU-UWU NYA MENYUSUL YAHHHHHH....

SEEEE YOOUUUUUUUUU

SEKERTARISNYA WAKETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang