Penjelasan Akhir

580 34 0
                                    

Kringgggggg

Bel tanda masuk menggema dengan kencang. Menyadarkan kembali dua insan yang sedang memadu kasih di taman belakang sekolah pagi itu. Bian dan Zihan kemudian memutuskan untuk berpisah dan pergi menuju kelas masing-masing. Memulai pembelajaran dengan perasaan bahagia yang luar biasa.

Nisa yang melihat Zihan selalu tersenyum akhirnya menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

" Tadi kemana?" Bisik Nisa kecil.

Zihan hanya memberikan senyum lebar untuk menjawab pertanyaan Nisa.

" Kok senyum-senyum gitu?" Tanya Nisa heran.

" Enggak papa" zihan menggeleng-gelengkan kepalanya masih dengan senyum yang lebar.

Nisa kemudian menjulurkan tangannya dan menyentuh dahi zihan. Mengerutkan keningnya dan kembali bicara.

" Kok gak panas yah?" Tanyanya heran.

" Zihan emang gak panas" jawab Zihan.

" Sakit jiwa yah kamu Han?" Nisa menampilkan wajah yang benar-benar lucu saat mengatakan itu. Matanya membulat, dahinya mengernyit dalam, serta bibirnya berdecak-decak kecil.

" HAHAHHAHAHAH" tawa Zihan menggelegar. Membuat Bimo yang melihat itu ikut mengernyit heran.

Melihat Zihan yang tertawa keras. Nisa semakin yakin kalau ada yang tidak beres dengan gadis itu. Saat ingin mengajukan pertanyaan baru, guru matematika mereka telah masuk ke kelas. Membuat dia harus menahannya dulu sampai waktu istirahat nanti.

-
-
-

Bel istirahat akhirnya berbunyi juga. Membuat senyum Zihan kembali mengembang. Dia sudah janjian dengan Bian tadi pagi untuk bertemu saat istirahat. Dia akan menjelaskan segalanya tentang siapa sebenarnya Lena pada Bian,Rian, dan juga Dian.

" Zihan duluan yah" pamit nya manis.

" Eh, tunggu... Tadi belum selesai han" sela Nisa cepat.

" Nanti Zihan jelasin yah... Tataaaa!!!" Zihan melambaikan tangannya dan tersenyum manis meninggalkan tiga orang yang memandang nya heran.

Berjalan riang di koridor, Zihan selalu berhasil menarik pandangan orang-orang. Dirinya yang terlihat ramah dan murah senyum membuat beberapa orang mengagumi gadis itu. Tidak seperti anak-anak orang kaya lainnya. Zihan terlalu rendah hati dan baik pada sesamanya.
Meskipun begitu, masih banyak juga yang memandang nya sinis. Mereka  adalah orang-orang yang juga menyukai Bian. Iri karena tak bisa mendapatkan Bian membuat mereka jadi membenci Zihan. Dan sekali lagi Zihan ingatkan. Bahwa dia sangat-sangat tidak perduli.

"Sayangggg" zihan melambaikan tangannya ke arah bian.
Membuat beberapa orang yang melihatnya jadi bertanya-tanya apakah Zihan dan Bian pacaran?

Bian melangkah mendekati Zihan, menggenggam tangan nya erat. Menunjukkan pada semua orang tentang status mereka.

"Ayo sayang" ucap Bian lembut.

Zihan dan Bian melangkah beriringan. Membuat beberapa orang tersenyum senang. Dan beberapa lainnya mendesah kecewa. Kecewa karena gadis paling cantik serta pemuda paling tampan sudah tidak jomblo lagi.

Rian yang melihat semuanya tersenyum senang. Dia turut bahagia untuk Zihan dan Bian. Apapun yang terjadi kedepannya. Mau Lena dan Zihan adalah orang yang sama. Dia akan tetap mendukung mereka untuk selalu bersama.

"Cocok yah" ucap Dion semangat.

"Iyah, cocok banget" jawab Rian tak kalah semangat.

Membuat Dian yang memandangnya tersenyum. Dia senang bahwa Rian baik-baik saja menerima semuanya. Terlepas dari samakah Zihan dengan Lena. Rian terlihat sudah menerima semuanya dengan lapang dada.

"Tenang aja, kita masih bisa bersatu" goda Dian.

"Jijik gue, sana Lo jauh-jauh" amuk Rian kesal.

"HAHAHAHHAHAHAHAHAHA..." Dian tertawa lepas melihat respon yang ditunjukkan Rian. Rian terlihat sangat jijik padanya. Membuat dia tertawa senang karena berhasil menggangu Rian yang selalu terlihat kalem itu.

Sampai di taman belakang, Zihan mendudukkan dirinya di samping Bian, berhadapan dengan Rian dan Dian. Menghembuskan nafasnya dalam. Zihan mulai menceritakan segalanya tentang masa lalunya.

Bian,Rian,serta Dian terus mendengarkan dengan tenang. Saat mendengar bahwa Lena telah meninggal, Rian tak kuasa menahan air matanya. Lenanya telah pergi untuk selamanya. Meninggalkan perasaan yang tak pernah bisa Rian hilangkan.
Sementara itu, bian terus menggenggam tangan Zihan erat. Sesekali mengusap air mata Zihan lembut. Mengecup keningnya berkali-kali untuk memberikan ketenangan pada Zihan.
Dian merangkul bahu Rian yang duduk disampingnya. Memberitahu Rian bahwa ada dia dan Bian yang akan selalu mendukung nya dan Selalu ada untuknya.

" Makasih udah jelasin semuanya. Setidaknya aku tau kalau Lena udah bahagia di atas sana" ucap Rian lirih.

" Kamu hebat Zihan" puji Dian semangat.

Bian terus mengelus rambut panjang Zihan. Dia hanya diam dan tersenyum pada sobat-sobat nya. Hatinya lega sekarang. Dia tidak akan merasa bersalah lagi pada Rian nantinya. Karena Zihan nya dan Lena bukanlah orang yang sama.











_____________________________________

SEKERTARISNYA WAKETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang