Merasakan ada yang memeluknya Zihan mulai bergerak-gerak kecil dan membuka matanya. Dia dapat melihat papa nya yang menangis.
" Papa..." Panggil Zihan lirih.
" Sayang? Sayang kamu butuh apa? Minum sayang?" Bayu mulai beranjak untuk mengambil minum untuk anaknya.
Zihan menggeleng kecil, dia mulai menatap mata papanya. Memperhatikan wajah tampan papa nya dalam. Mata papanya sudah memerah dengan air mata yang tak berhenti menetes. Dia mulai duduk dan mengerakkan tangannya meraih wajah papa nya. Menghapus halus air mata papanya. Dan mulai tersenyum kecil.
" Papa mau peluk?" Tanya nya lirih
Bayu tak kuasa menahan tangisnya. Dia langsung memeluk erat-erat putrinya. Dia sangat takut kehilangan putri satu-satunya itu. Zihan segalanya untuknya.
Zihan hanya membiarkan papa nya memeluk nya erat sambil menagis. Mengelus- ngelus rambut papanya. Zihan tau pasti papa sangat khawatir dengan nya. Papa adalah yang terhebat dalam hidup Zihan. Zihan tak buta untuk melihat papa nya yang menangis diam-diam. Menyimpan semua lukanya sendirian.
- Flashback-
Zihan baru saja pulang dari sekolah. Dia sekarang sudah kelas 3 SMP. Di Bandung semuanya terasa menyenangkan. Dia bermain, belajar, traveling, dan banyak hal lainnya yang selalu membuat Zihan merasa senang. Mulai membuka pintu rumahnya dia tidak bisa melihat siapapun.
" Kemana Oma dan papanya? Heran Zihan.
Dia mulai beranjak naik ke lantai atas dan membuka kamar omanya.
" Omaaaaaa!!! " Teriak Zihan.
" Haaaaa? Kosong?" Zihan mulai masuk dan dapat melihat catatan kecil yang di tinggalkan Oma nya.
' Zihan sayang, Oma pergi belanja yah... Nanti Oma bawakan mangga kesukaan Zihan. Jangan lupa makan siang yah cucu omaaaa'
- Oma cantik-
" Ihhh omaaaa, Zihan kan mau ikutttt" bibir Zihan mulai mengerucut. Dia tidak suka ditinggal sendiri.
Dia mulai beranjak ke kamar papanya. Mengetuk pintu, dia tidak mendengar sautan dari dalam. Akhirnya dia mulai masuk dan melihat kamar papa nya yang juga kosong. Dia pasrah dan memutuskan kembali ke kamar nya yang ada di ujung.
Tiba-tiba perut nya lapar. Dia akhirnya turun ke bawah untuk makan. Saat itulah dia mendengar suara lirih seseorang. Dia mulai takut. Suara itu semakin mengeras, tapi itu seperti suara papa?
Zihan mulai beranjak mendekati gudang yang di dekat dapur. Mulai menempel kan telinga nya. Dan yah, itu papa nya. Papa nya menangis? Kenapa papa nya menangis?
Zihan mulai membuka pintu pelan-pelan. Dia bisa melihat punggung papa nya yang bergetar. Mulai masuk, dia dapat melihat dengan jelas bingkai foto yang berisikan papa, mama, kak Lena dan dirinya yang sedang di genggam papanya.
Air mata nya mulai menetes, dia ingin memeluk papanya. Tapi dia tidak berani, akhirnya dia memutuskan untuk keluar, tepat sebelum meraih gagang pintu sebuah tangan kekar memeluk tubuhnya dari belakang. Papa nya memeluk nya erat, bahkan getaran tubuh papanya membuat tubuhnya ikut bergetar. Dia mulai bingung harus bagaimana. Tapi akhirnya dia membalikkan badan dan mulai memeluk papanya. Mengelus-ngelus punggung papanya. Ikut menangis bersama papanya.Sejak saat itu, Zihan tak pernah membiarkan papa nya sendiri. Dia bahkan tidur sekamar dengan papanya. Ikut kemanapun papanya pergi. Dia selalu ada di samping papanya.
- flashback of -
-----------------------------------
" Papa menangis lagi?" Zihan mulai membuka mulutnya.
" Papa rindu mama dan kak Lena?"
Tanya Zihan berikutnya." Papa khawatir Zihan akan pergi?" Sahutnya lagi.
Tak mendengar jawaban dari papanya. Zihan mulai membuka mulutnya kembali.
" Papaaaaa" Zihan menangkup wajah papanya dan menatap nya dalam. Mulai melanjutkan sesuatu yang ingin dia ungkapkan.
" Papa tau? Zihan selalu berterima kasih sama Allah karena diberikan papa yang sangattttt hebattttt" Zihan terus menatap mata papanya. Menghapus tetes demi tetes air mata papanya.
" Papa lelaki terhebat, satu-satunya alasan Zihan selalu kuat. Senyum papa selalu jadi pengingat saat Zihan ingin menangis. Tawa papa selalu jadi penghalang saat Zihan mau mencoba mengakhiri hidup. Air mata papa selalu jadi alasan Zihan untuk selalu tersenyum dan tertawa. Zihan gak akan pernah ninggalin papa. Never, sampai kapanpun. Zihan janji paaa" kata-kata itulah yang sedari dulu ingin ia ungkapkan. Papa adalah segalanya untuknya.
Zihan mulai sesenggukan dan menangis, memeluk papanya kembali. Berkata lirih.
" Zihan sayang bangettttt sama papa. Papa satu-satunya hidup Zihan. Jangan menangis, Zihan gak suka"
Bayu terus memeluk anaknya erat. Semua yang di katakan Zihan sangat berarti untuknya. Bayu mulai melepaskan pelukannya dan mulai menciumi seluruh wajah anaknya itu. Menghapus air mata anaknya dan mulai tersenyum.
" Ayo pergi jalan-jalan" ajak Bayu semangat.
" Ayo paaaa... Zihan mau makan eskrim, donat, mie ayam, nasi goreng, semuanya pokoknya." Zihan mulai turun dari tempat tidur dan menggenggam tangan papanya erat.
Mereka mulai melangkahkan kaki menuju keluar. Dan saat itu juga mereka dapat melihat buk Rena yang tersenyum.
Bayu mulai membuka mulutnya dan berkata.
" Terimakasih untuk semuanya buk Rena. Kami permisi dulu"
" Sama-sama pak. Hati-hati pak, zihan."
" Makasih buk" Zihan tersenyum manis kepada buk Rena yang dibalas dengan senyum juga oleh buk Rena.
Mereka mulai melangkah keluar sekolah dan pergi untuk jalan-jalan menghapus rasa sedih mereka. Hari itu semua luka dan beban mereka saling tersalurkan di akhiri dengan janji untuk selalu bersama dan selalu bahagia.ADA YANG NANGIS?????
HUHUHUH AKU GAK NYANGKA BISA NGARANG CERITA SESEDIH ITU. SEBENARNYA AKU TUH GAK SUKA BACA CERITA SEDIH. TAPI KENAPA AKU MALAH BUAT CERITA NYA SEDIH YAHHHHH??????
HUHUHUHUHUUUUUU INTINYA TERUS BACA CERITA AKU YAH...
INI MASIH PEMANASAN.PENDINGINAN SAMA UWU-UWU NYA BAKAL MUNCUL DI NEXT CHAPTER.
SOOOOOO JANGAN BOSAAAANNNN
JANGAN LUPA KLIK BINTANG, KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA, DAN FOLLOW AKUN AUTHOR.
SEEE YOOUUUUUUU
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKERTARISNYA WAKETOS
Teen Fiction" jangan lihat-lihat sekertaris gue" Bian anggana " Ihhh itu waketos nya Zihannnn" Zihan Alena Ada hubungan apa sebenarnya Bian dan Zihan? Apakah hanya sebatas teman atau lebih dari teman?