Bian tidak bisa berkutik lagi, badannya melemas seketika. Zihan adalah Lena. Orang yang paling dicintai sahabatnya. Bagaimana sekarang?
Zihan yang melihat ketiga laki-laki di hadapannya hanya diam mulai heran akan tingkah mereka.
" Kamu gak ingat aku?" Rian berkata lirih dan menatap Zihan dalam.
Mendapatkan pertanyaan seperti itu Zihan mulai berpikir keras. Apa dia pernah bertemu dengan Rian sebelumnya? Tapi nihil, dia tidak merasa pernah bertemu dengan laki-laki itu.
" Enggak" Zihan hanya bisa menggelengkan kepalanya.
" Ian, aku ian. Kamu gak ingat aku Lena?" Rian mulai menunduk menunggu jawaban yang keluar dari mulut gadis itu berikutnya.
Ian? Siapa Ian? Dia benar-benar tidak ingat. Bertemu dimana dia? Hmmmm, tangannya mulai menggaruk-garuk kepalanya. Dan seketika matanya melebar. Dia ingat,
" Ian? Zihan ingat." Zihan sudah tersenyum lebar karena berhasil mengingat orang bernama Ian ini.
Seketika wajah Rian mulai merekah, dia sangat bahagia. Lena nya mengingat dirinya. Tapi seketika senyumnya luntur saat mendengar celutukan Zihan berikutnya.
" Ian teman SMP Zihan yah? Tapi kok gak mirip yah? Waktu SMP kayak nya kamu gendut deh" Iyah, Zihan ingat teman SMP nya sewaktu di Bandung.
Dian yang heran mulai ikut membuka suaranya.
" Bukannya Lo berdua ketemu pas umur 8 tahun ri?" Alis Dian mulai mengernyit tak paham akan situasi yang terjadi.
" 8 tahun? Dimana? Zihan 8 tahun ada di Jakarta loh. Ketemu dimana?" Zihan benar-benar tak bisa ingat siapa Ian ini. Dia hanya ingat Ian teman SMP nya.
Mendengar penuturan Zihan, Bian mulai membuka suaranya juga.
" Kamu di Jakarta? Kamu gak tinggal sama Oma kamu di Makassar?" Bian ingat jelas Rian bilang mereka bertemu di Makassar.
" Lagian, 8 tahun Lo masih tinggal di Medan kan ri? Iyah mereka bisa ingat jelas bahwa Rian baru pindah ke Jakarta saat masuk SMP.
" Tapi Oma kamu pernah tinggal di Makassar kan?" Tanya Rian.
" Makasar? Rian tau dari mana Oma pernah tinggal di Makassar?" Makassar adalah kota yang menjadi saksi luka Zihan. Luka yang tak bisa dia lupakan sampai sekarang. Luka kehilangan yang mendalam.
Melihat wajah Zihan yang nampak sendu dan menahan amarah, Bian mengernyitkan keningnya. Kenapa reaksi gadis itu berbeda saat mendengar kota Makassar.
" Jadi gini han, dulu Oma aku tinggal di Makassar. Ternyata Oma kamu sama Oma aku tetangga an. Aku selalu main ke Makassar kalau lagi libur semester. Saat itu jugalah pertama kali aku ketemu sama Lena. Gadis manis yang punya lesung pipi sama seperti kamu. Sifat yang sama juga sama kamu. Lena juga gak bisa nahan marah. Saat dia udah gak sanggup nahan amarah dia bakal nangis dan pasti berakhir guling-guling dan manggil-manggil papanya. Sama seperti kamu. Aku selalu main bareng Lena tiap ke Makassar. Lena bilang dia tinggal sama omanya. Dan papa, mama, serta adiknya tinggal di Jakar,"
Rian langsung membekap mulutnya saat sadar satu hal. Iyah Lena pernah mengatakan kalau dia mempunyai adik perempuan bernama ale yang tinggal di Jakarta.Mendengar semua penjelasan dari Rian, Zihan mulai menunduk dan menangis. Luka nya terbuka kembali. Luka yang membuat dia menjadi sangat lemah dan tak bisa jauh dari papa nya. Alasan besar yang membuat nya kembali pindah ke Jakarta.
Melihat Zihan yang mulai menangis, ketiga pemuda itu kompak saling pandang dan panik harus bagaimana.
Rian sadar pasti ada yang tidak beres dengan Zihan.
" Zihan, kamu bisa jelasin ke kita semua! Kamu kenal Lena?"
" Hiks, hiks, hiks, zihan, Zihan, Zihan gak bisa" Zihan menangis tersedu-sedu membuat Bian yang melihat nya tak tahan dan berakhir menarik gadis itu kepelukannya. Dia mulai mengelus-ngelus rambut panjang Zihan untuk membantu merilekskan gadis itu. Kemudian memberi isyarat kepada teman-teman nya untuk diam dan membiarkan Zihan tenang lebih dulu.
" Bian, hiks, hiks, huhuhuhu, hiks." Zihan mulai mengalungkan tangannya ke leher pemuda itu. Memeluknya erat-erat. Membagi rasa sakitnya. Ini benar-benar sakit untuk nya.
Bian terus mengelus rambut panjang Zihan. Mulai membisikkan kata-kata untuk menenangkan Zihan.
Tangan Zihan semakin gemetar, tubuhnya mulai pusing dan nafas nya mulai putus-putus. Kepala nya mulai berkunang-kunang dan sebelum benar-benar tak sadar dia dapat mendengar teriakan ketiga pemuda itu." Zihan, Zihan bangun" Bian panik setengah mati melihat Zihan pingsan di dalam pelukannya.
" Astagaaaaa, gimana gimana" setelah lama diam saja, Dian mulai ikut panik saat melihat Zihan mulai pingsan.
" Ayo bawa UKS, ayo cepetan bi" omel Rian
Mereka bertiga berlari beriringan membawa Zihan menuju UKS. Kenapa Zihan bisa pingsan? Apa yang terjadi sebenarnya di masa lalunya?
HAYYYYYY, KALAU ADA YANG BERTANYA-TANYA HUBUNGAN JUDUL SAMA CERITA ITU APA? NANTI BAKAL ADA JAWABAN NYA YAH....
AKU EMANG BUAT CERITA TENTANG SEKERTARIS DAN WAKETOS.
TAPI KAN AKU MAU BUAT CERITA ANTI MEINSTRIM, JADI AKU BUAT DRAMA NYA DULU.
BUAT YANG HERAN KENAPA JADI SEKERTARIS AJA RIBET YAH KAN?
HEHEHEH NAMANYA CERITA ANTI MEINSTRIM, JADI SEMUA NYA HARUS BENAR-BENAR LANGKAH DAN TIDAK PERNAH TERBAYANGKAN.HAHAHAHAHHAHHAHAH, BIAR KALIAN GAK BOSAN, KALIAN BISA BACA CERITA KU SAMBIL DENGERIN LAGU ROHANI, JAMIN BAKAL KETAWA KENCANG....
BURUAN DI COBA YAHHHHHH
HAHAHAHHAHAHAHAHAHAHHAH
SALAM MANIS AUTHOR:-)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKERTARISNYA WAKETOS
Teen Fiction" jangan lihat-lihat sekertaris gue" Bian anggana " Ihhh itu waketos nya Zihannnn" Zihan Alena Ada hubungan apa sebenarnya Bian dan Zihan? Apakah hanya sebatas teman atau lebih dari teman?