Alasan Luka?

633 39 4
                                    

Ketiga pemuda tampan itu terus berlari melewati koridor. Tanpa memperdulikan para siswi yang mulai ribut memanggil-manggil mereka.

" Buka pintunya cepet" perintah Bian tegas.

" Buk, Zihan pingsan buk." Rian benar-benar panik, dia masih bingung penyebab Zihan pingsan. Selain itu dia masih belum tau Lena dan Zihan adalah orang yang sama atau tidak?

Buk Rena yang menjaga UKS mulai bangkit dan menunjukkan tempat tidur untuk tempat membaringkan Zihan. Setelah nya menutup tirai pembatas untuk memeriksa Zihan.

Srekkkk, tirai terbuka menampilkan wajah buk Rena.

" Sebelum nya apa yang terjadi? Kenapa Zihan bisa sampai pingsan?" Tanya buk Rena.

" Kita juga kurang paham buk. Kita cuma cerita masa lalu aja tadi, soalnya ada yang perlu kita selidiki buk. Tapi waktu bahas sesuatu, Zihan tiba-tiba nangis dan mulai gemetaran akhirnya sesak nafas dan gak sadarkan Diri buk " jelas Bian.

" Mungkin ada trauma tentang sesuatu yang kalian ingin dengar. Biasanya masa lalu itu pastilah pahit, sampai-sampai efek nya sebesar itu. Saran ibuk, sekarang kalian sebaiknya balik ke kelas, waktu istirahat sudah habis. Soal Zihan Biar ibuk yang tanganin."

" Trauma?" Bian kian merasa bersalah sekarang. Apa yang telah dia lakukan? Astaga... Dia sudah membuat Zihan terluka.

" Iyah, trauma. Untuk itu kalian baiknya ikuti saran ibuk. Sekarang balik ke kelas yah" suruh buk Rena.

" Iyah buk, kita pamit." Rian mulai menarik tangan Bian yang masih diam membisu.

Mereka mulai beranjak dari UKS menuju ke kelas.

" Ada yang gak beres sama masa lalunya Zihan " celutuk Dian.

" Hmmm, ini bakal susah kayaknya" Rian harus pasrah menerima kenyataan kalau Zihan dan Lena sebenarnya berbeda. Tapi yang jadi masalah baru dimana Lena sekarang?

Mereka bertiga langsung memasuki kelas dan memulai pembelajaran berikutnya.

.
.
.

" Tok, tok permisi" Bayu mulai membuka pintu ruang UKS itu.

" Pak Bayu, silahkan pak. Zihan ada di tempat tidur" buk Rena langsung menunjukkan tempat tidur Zihan.  Tadi dia sudah melapor ke buk kepsek kalau Zihan masuk UKS. Dan dengan segera mungkin, buk kepsek langsung mengabari pak Bayu.

" Terimakasih buk rena telah mengurus anak saya"

" Sama-sama pak."
Buk Rena kembali ke meja nya membiarkan pak Bayu berdua dengan anaknya.

Bayu tadi sedang keluar menemui relasi nya. Namun tiba-tiba buk Mila mengabarinya kalau Zihan putri kesayangannya pingsan dan terbaring di UKS. Bayu yang panik langsung bergegas menuju sekolahnya untuk melihat putrinya itu.

Mengelus-ngelus rambut panjang putrinya, setetes air mata nya menetes tanpa bisa dia bendung lagi. Dia tau penyebab putrinya itu pingsan. Zihan pasti kembali memikirkan Lena dan istrinya. Kenapa Zihan harus menanggung luka sebesar itu?

Bayu mulai membuka mulutnya dan berkata lirih.

" Sayang, maaf..." Tidak ada yang bisa dia katakan selain kata maaf. Lidahnya sangat kaku untuk berkata kembali. Tangisan nya kian menggebu, nafasnya kian tak beraturan.

Buk Rena yang dapat mendengar itu semua juga ikut merasa sedih. Dia tau bahwa istri Bayu dan putri pertama mereka telah tiada karena peristiwa besar 5 tahun yang lalu. Peristiwa yang membuat Bayu berhenti menjadi kepala sekolah dan mulai bekerja dari rumah. Merasa tidak berhak untuk mendengar semuanya buk Rena bangkit melangkahkan kaki nya menuju keluar ruangan. Membiarkan Bayu mengeluarkan semua perasaan nya.

Mendengar pintu yang sudah tertutup Bayu mulai terisak kencang. UKS adalah ruang kedap suara. Jadi dia tidak takut kalau-kalau ada yang mendengar tangisan nya. Bayu sudah menahan tangisannya sejak mendapat kabar bahwa putrinya pingsan. Zihan adalah satu-satunya yang tertinggal untuk nya. Dia tidak kuat melihat putrinya terbaring lemah kembali.

Sejak kecil, Zihan sudah sering sakit-sakitan. Dia selalu bolak-balik rumah sakit. Zihan adalah putri keduanya bersama Alena. Yah, istrinya bernama Alena. Perempuan hebat yang selalu bisa membuatnya jatuh cinta berkali-kali.
Setelah menikah selama 5  tahun akhirnya Alena  dapat hamil dan melahirkan Putri pertama mereka yang bernama Zein Alena. Setelah melahirkan Lena, istrinya di vonis tidak dapat hamil kembali. Tapi Tuhan selalu maha baik, 2 tahun berikutnya putri kedua mereka lahir dan diberi nama Zihan Alena.
Zein dan Zihan selalu bertengkar untuk segala hal. Bahkan saat keduanya bertengkar hebat hanya karena ingin di panggil dengan nama belakang mereka. Alhasil Bayu membuat kesepakatan bahwa Zein akan di panggil Lena, sedangkanZihan dipanggil Ale. Sejak saat itu mereka akhirnya jarang bertengkar. Keluarga nya benar-benar sempurna kala itu.
Sampai semua berubah saat Ale nya sakit di umurnya yang  ke-6. Ale harus bolak-balik rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Saat itu perhatian keduanya hanya terfokus pada Ale. Lena yang paham akhirnya memilih untuk tinggal di Makassar bersama Oma nya, Ibu dari bayu. Dan dengan rasa bersalah yang besar bayu hanya bisa menerima keputusan anak kecilnya itu.
Akhirnya Lena mulai tinggal di Makassar bersama ibunya. Dan Bayu serta istrinya membawa Ale ke Jakarta untuk mendapatkan perawatan lebih baik. Hingga setelah dua tahun kondisi Ale  mulai pulih. Mereka kemudian memutuskan untuk menetap di Jakarta dan membawa Lena sekaligus serta dengan ibunya.
Saat itu dunia Bayu mulai membaik kembali. Dia mulai bekerja sebagai kepala sekolah dan mengurus perusahaan sekaligus. Alena mulai kembali ke rutinitas nya. Lena dan Ale pun kembali bersekolah.  Semua baik-baik saja sampai saat dua tahun setelahnya mereka pergi ke Makassar untuk melihat rumah lama ibunya.

Saat itu di tengah jalan mobil mereka di cegah oleh sekelompok perampok. Bayu terus melawan mereka hingga dia tak sadarkan diri. Alena yang melihatnya juga ikut membantu tapi naas, perampok itu menembak nya tepat dan Alena kehilangan nyawanya saat itu juga. Lena putri mereka langsung keluar berlari dannnn

Dorrrrrrr,
Sebuah peluru menembus tubuhnya sampai dia berakhir tak bernyawa. Ale kecil nya lah yang menjadi saksi bisu semuanya. Melihat omanya yang pingsan, Dengan gemetaran dia mulai berlari dan terus berlari hingga dia menemukan sebuah mobil. Akhirnya orang yang ada di dalam mobil itu membantu mereka. Para perampok itu pun mulai kabur membawa mobil mereka. Ale kecil hanya bisa membisu melihat semuanya. Dan saat itu juga kesadaran nya mulai menghilang.

Sejak sadar Ale nya terus menangis dan memanggil-manggil ibu dan kakaknya. Bayu yang sudah sadar lebih dulu menyaksikan segala nya. Melihat putri kecilnya menangis kemudian pingsan. Bangun lagi, menangis, kemudian pingsan. Dia benar-benar ingin mati saat itu juga. Kehilangan istrinya, anak perempuan nya, dan sekarang putri satu-satunya yang tertinggal dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Ibunya lah yang selalu mendampingi nya hingga ia bisa terus kuat.
Sejak saat itu dia memutuskan untuk berhenti menjadi kepala sekolah dan membiarkan sekolahnya dipimpin oleh buk Mila. Sejak saat itu juga hidupnya hanya tentang Ale.
Dan Tuhan mengabulkan doanya, Ale kecil nya mulai membaik hari ke hari. Mulai ingin bicara padanya, mulai bisa tersenyum.
Sejak saat itu, Ale nya mulai di panggil Zihan. Dia tidak ingin mengingat luka itu lagi. Zihan mulai tinggal di Bandung. SMP dan SMA disana. Tapi karena banyaknya urusan Bayu di Jakarta, mereka berdua kembali ke Jakarta dan Zihan mulai masuk ke sekolah nya. Zihan adalah permata nya. Alasan besar kenapa Bayu masih bisa bertahan sampai sekarang. Dan saat melihat Zihan kembali terbaring lemah, Bayu tidak kuasa untuk menangis sekeras-kerasnya. Memeluk tubuh anaknya. Serta berbisik-bisik kecil memanggil nama anaknya.

" Zihan, papa disini nak... Ayo bangun, papa takut" lirih Bayu.

SEKERTARISNYA WAKETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang