Chapter 17

2K 267 137
                                        

Pagi yang hingar di Megami Studio, seorang staf tampak menenteng beberapa gantungan baju jenis lingerie berikut kimono dengan berbagai corak dan warna. Ada pula dua orang staf laki-laki dan perempuan yang sedang mempersiapkan latar, atau suasana tempat untuk pemotretan.

Di tengah-tengah kerepotan tersebut, seraya menikmati kopi instan kalengan, Gaara juga Kiba tengah duduk di sudut ruangan. Kedua laki-laki ini asyik mengobrol santai, terkadang terdengar pula tawa jenaka.

"Dia bilang akan tiba pagi ini dari Nagoya," kata Gaara setelah meneguk kopinya.

"Siapa?"

"Naruto, dia mengirim pesan padaku katanya akan sampai sebentar lagi." Gaara meneruskan sebelum atensinya seketika tertuju ke pintu. Si fotografer tampan a.k.a Naru berjalan menghampiri kedua rekannya. "Cepat sekali," timpal Gaara sebelum memberi salam khas sesama mereka.

"Wah, Naruto. Bagaimana liburmu?" basa-basi Kiba kemudian mereka kembali duduk.

"Pembukuan, jurnal, segala macam kerumitan yang selalu ditemukan dalam perusahaan," imbuh Naru, tak lama ia mendengkus.

"Akhirnya aura istimewa di studio ini terisi lagi," cetus Kiba lalu melempar kaleng kosong ke keranjang sampah yang ada di sudut tembok.

Kernyit di dahi Naru muncul, ia bertanya heran, "Aura apa maksudmu?"

"Beberapa hari kau tidak hadir, studio kita persis seperti sanggar penari balet, membosankan. Terutama para model-model itu, mereka hilang keceriaan, mukanya datar semua," bisik Kiba sembari mendekatkan wajahnya.

"Seriuslah Kiba. Agensi sudah berjalan puluhan tahun, aku hanya orang baru. Bisa-bisanya kau bilang begitu." Naru terkekeh dan menggelengkan kepala.

"Kau mau langsung pemotretan hari ini atau besok?"

"Hari ini Gaa, makanya aku langsung menuju kantor agensi. Aku sudah janji sebelumnya untuk segera menyelesaikan proyek ini. Libur hampir satu minggu membuatku ketinggalan banyak waktu." helaan napas panjang mengudara dari hidung Naru.

"Tentu saja itu hal yang mudah bagimu, Naruto. Kau pasti bisa membalik keadaan dan tahu-tahu pekerjaanmu selesai tepat waktu."

"Aku harus menemui si bos sekarang," sela Kiba menengahi perbincangan dua rekannya. "Naruto, semoga proyekmu lancar ya." Kiba beranjak setelah berpamitan dengan mereka.

"Apa Shizuka merepotkanmu?" imbuh Gaara setelah mengisap tabung rokok elektrik yang sekarang menjadi kegemarannya.

"Sejak kapan?"

"Apanya?"

"Rokokmu."

"Sudah lama, aku hanya tidak enak jika harus mengotori tempat ini."

"Jadi kau menggantinya dengan vapping?"

Anggukan cepat oleh Gaara sebelum laki-laki itu berkata, "Aku baru mencobanya. Tidak buruk juga walaupun menurutku tak seenak rokok biasa." laki-laki berwajah tegas itu tampak sangat menikmati hobinya. "Shizuka, kudengar dia sempat membuat masalah dengan kekasihmu."

"Dari mana kautahu?"

"Tak sengaja mendengar staf bergosip. Tapi agaknya itu memang benar terjadi, mereka bahkan mengatakan jelas kapan dan di mana kejadiannya."

Kabar yang baru saja ia dengar menyebabkan Naru kembali mendengkus. "Hinata sudah cerita padaku, dia juga bisa mengatasinya." Naru mengakui dengan santai.

"Syukurlah, kusangka dia berbuat nekat lagi."

"Ya, Tuhan, kameraku masih di mobil." Naru berdecak kesal lalu berdiri. Berlanjut ia pun meninggalkan Gaara menuju ke basemen dan mengambil kameranya.

JEALOUSY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang