Chapter 14

2.5K 380 152
                                    

By:
Laceena & Cleorain

Padatnya jadwal pemotretan menyebabkan Naru kian jarang mengunjungi ayah ibu. Laki-laki itu benar giat dalam bekerja demi mengejar impiannya agar bisa menyediakan segala kesempurnaan bagi keluarganya kelak. Sedari awal ia memang ingin menjadi pria yang bisa mengandalkan kemampuan sendiri dalam berdikari, itulah alasan Naru begitu mencintai dan gigih dalam dunia pemotretan yang menjadi hobi sekaligus keahliannya.

Perjalanan melelahkan itu akhirnya berujung. Empat jam lebih mengemudi ia pun tiba di mansion mewah keluarga yang ada di kawasan Nagoya-shi. Tubuh Naru terasa kaku, begitu pemotretan rampung, ia memang langsung bergegas untuk berangkat. Tak lupa sekaligus ia mengajukan permintaan cuti selama dua hari, demi menyiapkan bila-bila ternyata ada masalah di perusahaan ayah yang patut dia benahi. Apa pun ia lakukan untuk orang-orang terkasih dan kini ia penuhi demi ayah yang kabarnya sedang sakit.

Fotografer tampan itu dengan hati-hati memarkirkan mobilnya di perkarangan luas mansion. Semula Naru memang menetap di Nagoya bersama orang tuanya, namun semenjak ia memutuskan untuk mandiri, tinggal bersama kekasih cantiknya, Naru pun meninggalkan mansion mewah itu dan memulai kehidupan baru.

Helaan napas berat terdengar, Naru dengan langkah teratur mulai memasuki kediaman orang tuanya, dalam hati ia terus berdoa semoga keadaan ayah tidak seburuk yang ia bayangkan. "Aku pulang..." tuturnya dengan nada tinggi begitu melangkahi pintu masuk. Ia mengedarkan pandangan mencari sosok ibu yang dirindukan.

Gema suara Naru yang memenuhi ruangan besar itu mengusik pendengaran Kushina, sehingga dia terburu-buru menuruni anak tangga, iris violet miliknya berbinar, hampir meneteskan air mata saat mendapati putra tersayangnya ada disini, dia kembali.

"Naru!" Kushina histeris dan segera menerjang putranya dengan pelukan erat. "Anak nakal! Ibu sudah sangat rindu dan kau baru pulang sekarang. Apa menantu Ibu sangat baik dalam mengurusmu hingga kau tak lagi ingat rumah, bagaimana dengan Ibu, kau tak peduli?"

Menanggapi keluhan ibu rasanya percuma, Naru tahu ibunya akan bersikap melo seperti ini ketika dia pulang. Naru mendesah pelan lalu mengeratkan pelukannya, "Kupikir Ibu yang sekarang lupa. Aku selalu bilang bahwa Ibu wanita pertama yang paling kucintai, jadi mana mungkin aku bisa mengabaikan Ibu."

"Kau pandai sekali merayu." Kushina melepas pelukannya lalu mendengkus. "Setiap kali kau pulang, Ibu pasti melihat perubahanmu, kau semakin tampan dan gagah." Kushina mengusap rahang putranya, senyum mengembang terulas dari bibirnya.

"Ibu, di mana ayah?" tanyanya, sangat ingin tahu kondisi ayah sebagai prioritas utama dan alasan dia berada di sini.

"Ayahmu ada di kamar. Andai saja kau tahu, Nak. Dia juga sangat merindukanmu, konsentrasi bekerjanya terganggu karena sudah lama kau tidak pulang ke rumah." Kushina mengimbuhkan sambil menuntun Naru menaiki anak tangga dengan menggandeng lengan puteranya tersebut.

"Maaf Ibu, jadwalku sangat padat. Aku menyesal baru sekarang mengunjungi kalian. Tapi aku lega melihat Ibu baik-baik saja dan tetap bugar." ungkap laki-laki itu dengan seulas senyum kelegaan di wajahnya.

"Tentu... memangnya apa yang bisa membuat stamina Ibu menurun? Ayahmu bahkan tak pernah mengizinkan Ibu bekerja keras, hanya memasak dan mengurus segala keperluannya. Dia bilang tidak ingin tugas-tugas berat itu membuat Ibu cepat kelihatan tua." Kushina tertawa ringan dan disambut senyum singkat oleh Naru.

"Omong-omong, bagaimana bisa Ayah sampai jatuh sakit?"

"Ayahmu itu sudah tua, tapi masih saja memaksakan diri untuk terus bekerja, siang dan malam tanpa henti. Akhirnya dia kelelahan, dokter menyarankannya harus banyak beristirahat." Ibu mengimbuhkan dengan tenang.

JEALOUSY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang