Semakin dewasa kita semakin merasakan bagaimana waktu berjalan bukan dengan berputarnya jarum jam, Namun dengan berputarnya kehidupan. Tidak semua perjalanan itu akan sampai pada tujuan yang kita mau. Bisa jadi suatu ketika di dalam perjalan tersebut terjadi hal yang tidak diinginkan, yang membuat kita harus mencari jalan lain, mencari tujuan lain atau bahkan berputar arah dan kembali ke tempat semula.
Terkadang tujuan yang selama ini kita agung - agungkan ternyata bukan yang terbaik untuk kita, tujuan yang menjadi penyemangat hidup kita bisa jadi itu malah yang membuat kita kehilangan kebahagian. Jangan pernah takut untuk merubah tujuan, jangan pernah ragu untuk keluar dari zona nyaman. Yang terpenting, kita tahu kemana kita akan pulang.
"Sega tolong dong kerja nya agak cepet ya, jangan melamun terus."
"Oh iya baik kak, maaf."
Hari ini gue harus bikin laporan tahunan sebagai wakesma. Wakesma adalah wakil ketua kesejahteraan mahasiswa, kesma ( kesejahteraan masyarakat ) ini merupakan seksi atau bagian dari BEM di kampus gue, kesma ini berguna bagi yang butuh pendampingan mengajukan keringanan atau butuh bantuan lainnya. Tapi ya tetep aja gak bisa minta bantuan buat naikin nilai.
Seharusnya laporan ini dikumpulin sebelum gue masuk ke semester 5 ini, Tetapi karena ada satu dan lain hal yang terjadi, ya akhirnya gue harus siap sedia. Ini risiko yang udah gue pikirin dari jauh jauh hari untuk masuk organisasi di kampus. Meskipun gue tahu akibatnya akan seperti ini, tapi gue akan berusaha untuk gak ngeluh, ada adik dan ambu yang nunggu gue pulang pakai toga.
Sebisa mungkin gue atur jadwal kuliah, organisasi, kerja, bantu ambu, bantu adik, dan nge-band."Sega!"
"Oit."
"Ah gilak, lo pasti lagi sibuk ya."
"Nggak, ada apaan?"
"Halah tai, boong mulu si lu Ga."
"Hm iya lumayan lah."
"Terus sekarang masih sibuk nih?"
"Ini sih, tinggal naro ini doang di ruang BEM," Sega yang menunjukan tumpukan kertas hasil dari laporannya.
"Yaudah, gue tunggu di kantin. Cepetan yak."
"Yaudah ntar gue nyusul."
Gue gak tahu kenapa Jazlin bisa se-kontras itu sama Devran, padahal mereka sedarah, tapi kelakuan dan sifatnya itu gak nunjukin kalo mereka sodara kandung. Jazlin yang terlau kebawa santai dan pergaulan yang kerlap banget, beda sama Devran yang anak rumahan yang selalu berada dibawah lindungan bunda.
Setelah gue selesai membereskan laporan, niatnya gue mau langsung pulang karena udah nggak ada matkul lagi,tapi Jazlin nyuruh gue buat ke kantin, yaudahlah sekalian nenangin otak sambil makan batagor.
"Wey ternyata ada Mas Ian juga toh."
"Widih Aa Sega sibuk banget nih, udah jadi mahasiswa semester 5 cuy!!!!!!!"
"Apaan sih alay tolol."
"Lah kok lu yang nge-gas si Jaz."
"Lah suka - suka gue lah. Gua kan juga mahasiswa semester 5."
Nah kan, Jazlin tuh mulutnya beda banget emang sama Devran.
"Tuh liat Bri, abang lu gila.""Emang nih Bang Jazlin udah stres dia."
"Terus aja terus gue di bully."
"Kok lu pada gak mesen makan sih, gue laper nih."
"Iya nih, gue juga laper."
"UDAH MAKAN SOMAY LIMA BELAS REBU BRI LU MASIH LAPER? PERUT LU TUH GILA."
Bukan suatu hal yang baru kalau perut Brian itu perut karet, gue sama temen temen yang lain emang udah paham banget deh sama Brian yang hidupnya selalu tentang makan, makan dan makan, sampe keselek gara - gara lupa minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA6
FanfictionTentang SMA6? Kakak kelas, Adik kelas, Alumni Ekskul paling hitz pada masanya? Band Band apa yang personil nya ganteng ganteng? BAND SMA6!!! Happy reading♡