Chapter 22 - Kucing Broken Home

2.5K 320 38
                                    

Hai...Hai.. Up Lagi Nih🤭
Tinggalin Jejaknya yaa🤗
Jangan Lupa Jejaknya...
Bintang-Bintang🌟🌟+Comment Nya Juga Yaa!!
Happy Reading

Sweet and SHIT!!
©2020
Chapter 22

*~*~*~*~*~*~*~*

“Aku sih mau nya anak perempuan! Tapi suami aku mau anak laki-laki dulu, katanya supaya bisa jagain adek-adek nya.”

Selepas berceloteh ria, Amanda menutupnya dengan terkekeh pelan. Vanylla hanya mengangguk menanggapi rentetan perkataan sahabatnya itu, sementara mereka kini terus berjalan membawa beberapa barang belanjaan yang sejak tadi terus dibeli Amanda tanpa ada kata cukup. Sebenarnya hanya Vanylla yang membawa tas belanjaan tersebut, karna Amanda tampak hanya membawa sebuah tas kulit berwarna hijau tua yang tersampir dibahu nya dan dompet ditangan kanannya.

Vanylla melakukan hal itu semata-mata karena Amanda mengatakan bahwa ibu hamil tidak boleh terlalu kelelahan dalam menjalani aktivitas kesehariannya. Jadilah Amanda meminta Vanylla untuk membawakan belanjaannya. Yang terpaksa dituruti oleh Vanylla walau dengan hati tak terima.

“Ini yang terakhir!” Amanda berseru sembari mengangkat sebuah kaos kaki bayi berwarna biru muda.

Si karyawan toko perlengkapan bayi itu menerima kaos kaki tersebut dari tangan Amanda dan membawanya ke meja kasir.

“Aku nungguin kamu di luar, ya!” kata Vanylla yang jelas tidak mendapat tanggapan apapun dari sang sahabat. Karena kini Amanda sudah berjalan cepat kearah meja kasir mengikuti si karyawan tadi.

Vanylla berdiri didepan toko perlengkapan bayi dan anak itu sambil memandangi orang-orang yang berlalu lalang. Persis seperti saat ia menunggu Reyhan didepan toko buku. Vanylla menghela nafas lelah, lelah dengan hatinya juga lelah karna membawa perlengkapan bayi Amanda.

Padahal usia kandungan Amanda baru menginjak usia dua bulan, tapi Amanda sudah sibuk ingin membeli perlengkapan bayi. Hal ini tentu membuat Vanylla tak habis pikir dengan cara kerja otak sahabatnya tersebut.

“Ayo, Vanny! Yang ini biar aku aja yang bawa,” Amanda berseru seraya mengangkat sebuah tas belanja kecil yang Vanylla yakini berisi kaos kaki kecil tadi, “Aku juga gak mau sahabat aku kecapekan karna bawa barang banyak-banyak.” senyum Amanda melebar saat mengatakan rasa belas kasihnya itu.

Dalam hati Vanylla mendengus kesal, jika dibandingkan antara barang bawaannya dengan bawaan Amanda yang hanya secuil. Tentu Vanylla jauh lebih banyak, tapi biarlah. Tidak ada salahnya menolong sahabat sendiri.

“Ayo makan es krim! Aku yang traktir,” ajak Amanda seraya menyeret langkah Vanylla ke sebuah gerai es krim terdekat.

Vanylla mendudukkan dirinya, dan meletakkan barang-barang bawaannya dibawah meja. Kemudian memandang kearah Amanda yang tengah memesan es krim untuk mereka berdua. Tak lama kemudian Amanda kembali ke meja mereka dengan membawa nampan berisi dua gelas es krim coklat dan vanilla berukuran besar.

Dengan wajah sumringah Vanylla menerima es krim tersebut dan langsung menyendok nya masuk kedalam mulut. Sensasi dingin Vanylla rasakan saat menikmati es krim tersebut, sedikit berguna untuk merilekskan tubuh Vanylla yang pegal-pegal.

“Nanti sekali-kali kita ke sauna, yuk!”

Vanylla menghentikan aksi menikmati es krim nya dan melirik Amanda sekilas, “Kapan?”

“Kalo lusa gimana?”

“Lusa aku mau di lamar!” lirih Vanylla.

Amanda membulatkan matanya kaget, “Serius? Ya ampun, kok kamu baru bilang sekarang sih?” Ia langsung heboh, bahkan Amanda sampai mendorong kursinya kedepan agar dapat mendengar penuturan Vanylla dengan lebih jelas.

Sweet and SHIT!!  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang