FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!
( Jadwal UPDATE setiap Malam Kamis dan Malam Minggu)
Bataknesse Series #1
Cabul, cerewet dan menyebalkan! Begitulah sosok seorang Reyhan Kaisar Siregar dimata Vanylla Ayudia Prameswari. Cita-cita nya untuk menikah dengan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Melebur menjadi satu dalam pagutan, membuat Vanylla tanpa sadar melupakan bahwa kini sebuah cincin bertahtakan berlian yang berkilauan sudah melingkar di jari manis nya. Hingga akhirnya Reyhan mengukir senyuman dalam ciuman indah di pinggir pantai itu. Tak membiarkan ciuman mereka berakhir begitu cepat. Reyhan kini malah memperdalam ciuman manis itu, dan melepasnya saat Vanylla mulai kesulitan untuk menghirup udara segar.
Senyum tak dapat dicegah untuk terukir di bibir keduanya, dengan rona diwajahnya Vanylla memandangi iris hitam kelam Reyhan dibawah cahaya lampu yang berpendar dari kafe di tepi pantai itu. Reyhan juga ikut mengukir senyum yang sama, walau tak tampak rona kemerahan terlihat diwajahnya.
"Be mine, Vanylla ayudia!" bisik Reyhan dengan nafas memburu.
Vanylla terpaku tak bereaksi, hingga Reyhan meraih jemari Vanylla yang sudah ia sematkan sebuah cincin ditengah ciuman mereka. Mencium lembut punggung tangan Vanylla yang hanya mampu di pandangi oleh si empunya dengan sorot bahagia. Bibir Vanylla sudah bergetar dengan hati yang rasanya ingin meledak.
"Do-dokter cabul?" Vanylla memekik tak percaya, saat pantulan cincin berlian itu menghampiri iris coklatnya.
Reyhan tersenyum mengikuti arah pandang Vanylla yang terpaku kearah cincin, "Tanda kepemilikan!" ucap Reyhan tegas, tak terbantahkan.
Setetes air mata bergulir membasahi pipi Vanylla saat ia menganggukkan kepalanya, "I'm yours," ucap Vanylla dengan senyum mengembang.
Kata itu sekilas pernah Vanylla dengar saat menonton salah satu film berbahasa inggris bersama Amanda dulu disebuah bioskop sepulang sekolah. Sahabat mercon nya itu juga kerap kali mengatakan kata-kata itu berulang kali, bagaimana Vanylla dapat melupakan nya.
Reyhan menganggukkan kepalanya, kemudian memeluk pinggang Vanylla dan membawa gadis itu kedalam pelukannya yang hangat. Cukup ampuh untuk menghalau hawa dingin angin pantai yang berhembus. Namun detak jantung Reyhan membuat semua terasa nyata, pria itu tengah berdebar. Sama halnya dengan degup jantung Vanylla yang menggila.
"Dokter..,"
"Ssh!" Reyhan menghentikan kalimat Vanylla begitu saja. Pria itu semakin mengeratkan pelukan mereka, memberi rasa nyaman pada keduanya, "Biarin kayak gini dulu, Van!"
Vanylla terkekeh, "Iya, cabul!" ia berujar riang.
Alunan suara musik mulai terdengar dari arah kafe, bertepatan dengan beberapa pengunjung yang mulai meninggalkan are pantai tersebut. Musik yang sangat romantis, yang dibawakan oleh seorang penyanyi pria untuk menghibur beberapa pengunjung kafe tersebut.