Chapter 48 - Amanda, Bulldog?

2K 282 52
                                    

Tinggalin Jejaknya yaa🤗
Jangan Lupa Jejaknya...
Bintang-Bintang🌟🌟+Comment Nya Juga Yaa!!
Happy Reading

Sweet and SHIT!!
©2020
Chapter 48

*~*~*~*~*~*~*~*

"Hallo sayang!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hallo sayang!"

Sapaan Vanylla terdengar di sebuah lorong sepi dibawah tangga darurat, ia berpegangan pada pembatas tangga guna menyeimbangkan diri. Pusing yang Vanylla rasakan semakin menjadi-jadi, disertai dengan suara mendesing nyaring yang menusuk telinganya. Antara sadar dan tidak sadar, Vanylla berusaha untuk mendengar suara Reyhan diseberang telpon.

"Rapatnya masih lama?" Reyhan bertanya setelah keheningan selama beberapa saat.

Vanylla mengangguk-angguk kan kepalaya berulang-ulang, "Amanda nanya in cincin aku," racau Vanylla, "Dokter cabul harus tanggung jawab."

"Ada yang salah sama otak kamu." cetus Reyhan tanpa basa-basi.

"Aku malu." ucap Vanylla disambut oleh suara gelak tawanya sendiri, "Urat malu aku udah putus."

Terdengar suara helaan nafas diujung telpon, Reyhan pasti tengah memijit pangkal hidungnya sendiri saat ini. Jika tebakan nya benar, Reyhan pasti akan langsung menghabisi si 'Angsa' menyebalkan itu. Tidak ada yang boleh menyentuh Vanylla-nya, tidak ada seorang pun yang Reyhan biarkan berlaku demikian.

"Kamu jangan kemana-mana! Diam ditempat kamu, aku datang sekarang." sambungan telpon langsung terputus, bersamaan dengan kalimat perintah tak terbantahkan tersebut.

"Diam ditempat." lirih Vanylla , menegakkan tubuhnya yang mulai oleng. Melaksanakan printah Reyhan dan mengambil posisi siap, seperti dalam peraturan baris berbaris. Matanya hampir tertutup sempurna dengan pipi yang merah padam. Jika dilihat dari sisi manapun, Vanylla terlihat sangat kacau.

Tak berapa lama Vanylla terdiam posisi nya, suara langkah kaki seseorang mulai terdengar mendekat. Ia seperti terburu-buru. Setengah berlari langkah kaki itu mendekati Vanylla yang diam di posisinya tepat dibawah tangga darurat.

"Dokter cabul!" panggil Vanylla pelan.

"Vanny!" suara itu terdengar setelah langkah kaki itu berhenti tepat dihadapannya.

"Ini bukan suara, Dokter cabul." Vanylla bergumam seorang diri.

Ia kemudian membuka matanya. Memandang heran kepada sosok Angga yang tengah tersenyum, "Angsa!" Vanylla terkekeh lagi.

"Kamu sakit, Vanny." ujarnya sembari meyentuh dahi Vanylla perlahan, "Ayo kita pulang, biar aku antar." sesegera mungkin Angga menarik lengan Vanylla pelan.

"Gak boleh! Kata Dokter cabul, aku harus diam ditempat. Gak boleh kemana-mana." Vanylla berkata pelan, berusaha menolak ajakan Angga walaupun kini langkah kakinya sudah bergerak dari tempatnya semula. Dalam kondisi nya saat ini, Vanylla benar-benar tak memiliki tenaga untuk menolak sama sekali.

Sweet and SHIT!!  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang