FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!
( Jadwal UPDATE setiap Malam Kamis dan Malam Minggu)
Bataknesse Series #1
Cabul, cerewet dan menyebalkan! Begitulah sosok seorang Reyhan Kaisar Siregar dimata Vanylla Ayudia Prameswari. Cita-cita nya untuk menikah dengan...
Langkah kaki Vanylla tampak tergesa-gesa mendekati meja makan, menapaki undakan tangga kemudian berlari pelan dan langsung memelankan langkahnya begitu melihat tatapan garang yang ditunjukkan bundanya.
Kedua orangtuanya itu tengah duduk dimeja makan berbentuk bundar, lengkap dengan Raja dan Gemma lagi-lagi tanpa kehadiran istri mereka. Kadang Vanylla merasa heran dengan tingkah kedua kakaknya tersebut, mereka berdua kerap kali bertingkah seperti pria lajang. Pergi sesuka hati kemanapun mereka inginkan, padahal kan istri Gemma saat ini sedang hamil muda. Sementara Raja barusaja menikah setahun yang lalu, tetapi mereka berdua tidak bisa duduk diam dirumahnya masing-masing. Mungkin ini yang dikatakan orang-orang dengan masa remaja kurang bahagia.
‘Dasar!’ Vanylla mendecih dengan mata menyipit. Terlebih saat kedua kakaknya itu memasang senyum mega watt andalan mereka. Selalu menyebalkan seperti biasa.
“Jangan kebiasaan kayak gini ya, Vanny!” ceramah Rossmary dimulai. Wanita itu tengah menyendok kan nasi gurih kedalam piring dan kemudian memberikan sepiring nasi yang sudah berisi lauk pauk tersebut kepada sang kepala keluarga, Fazlur Arman Dirgantara.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Iya, Bunda.” Ucap Vanylla tanpa rasa sesal sedikitpun, ia langsung menghampiri ayahnya dan mengecup pipi pria paruh baya itu pelan, “Pagi, Ayah!”
Pria paruh baya yang berkerja sebagai pengusaha dan memiliki beberapa perusahaan besar yang tersebar di seluruh wilayah Asia Tenggara itu tersenyum menanggapi sapaan putrinya, “Pagi, Vanny!” balasnya sambil mengelus rambut Vanylla yang sudah duduk di sisi kanan nya.
“Kau dengarnya Bunda mu ngomong?” tanya Rossmary, “Kau bentar lagi mau nikah. Kalo masih kau biasakan bangun kesiangan kayak gini, dipulangkan suami mu kau! Gak nyampe seminggu, udah datang surat cerai dari pengadilan.” omelnya panjang lebar.
Vanylla memajukan bibirnya, kebiasaan yang selalu ia bawa ketika merasa kesal. Ia kemudian mencomot roti bakar dari piring besar ditengah-tengah meja makan. Membiarkan nasi gurih didepan wajah nya menunggu waktu lebih lama untuk disantap, “Yang mau ngelamar aja gak dateng-dateng.” timpal Vanylla.
“Sing sabar!” Raja angkat bicara sekaligus mengangkat gelas air putihnya dan mengajak Gemma ber tos ria.
“Kelen dua bagus-bagusla makan. Banyak kali tingkahnya!” omelan Rossmary kini mengenai kedua putranya.
Vanylla langsung tersenyum penuh kemenangan, sementara kedua kakaknya yang sudah terlampau dewasa namun memiliki akhlak seperti anak kecil itu langsung menutup mulut mereka rapat-rapat. Tak berani melawan sama sekali.
“Itulah kan, udah kubilang nya jangan terlalu dimanjakan. Dari kecil udah kubilang kayak gitu,” omelan Rossmary terdengar kembali membuat Vanylla mengurungkan niatnya menyendok kan nasi gurih dengan aroma menggoda itu kedalam mulut.
