7

9.1K 912 21
                                    



ㅡ • Little  Space • ㅡ

"Huh?"  Jeno baru saja keluar dari bathup dengan keadaan telanjang. Mark terkejut saat membuka pintu kamar mandi menampakan pemandangan yang.. Ah! Lupakan.. 

"A-astaga!!.. Jeno!" Mark menutup matanya segera.

"K-kak Mark?"

"Kenapa tidak kunci pintu hah?!" Omel Mark tetap menutup matanya dengan tangan.

"Kak Minhyung kan sedang ridur" ujar Jeno polos. Mark membuka matanya saat mendengar nama kecilnya di ucap dengan polos oleh Jeno.

Mark mendekati Jeno yang telanjang. Tubuhnya basah mengkilat karena air. Rambut Jeno yang basah menambah kesan sexy bagi Mark. Mark menangkup wajah Jeno. Keduanya beradu tatap.

"Dasar Jeno kecil" Jeno mencibik kesal saat dibilang kecil. Heol! Dia dan Jaemin saja tua dia.

"Heol! Aku sudah besar" Jeno melipat tangannya di dada.

Mark mencubit gemas pipi Jeno. Sungguh menggemaskan. Siapa pun yang melihatnya pasti tak akan percaja bahwa dia pihak dominan Renjun.

"Gemes banget.."

"Aww... sakit kak" Jeno memajukan bibirnya.

Chup

Ciuman ringan mendarat dihidung mancungnya. Mark memeluknya saking gemasnya. Dan.. rasa ini aneh. Jeno merona, pipinya semerah tomat hingga telinga.

Pergesekan penis mereka membuat keduanya tak nyaman. Tapi entah kenapa Mark ingin sekali memelum sahabat yang ia rindukan ini.

"Nghh" erang Jeno saat penisnya bergesekan tak langsung dengan milik Mark.

"Shh.." Mark melepaskan pelukannya. Menatap mata Jeno tulus. Ada candu di mata itu, Mark seolah tak bisa berpaling dari mata indah itu.

"Aku akan mandi.. sana kau keluar" Mark. Jeno mengangguk mengiyakan. Eh- tunggu! Jeno itu baru saja memasuki bathup ia ingin keluar mengambil ponselnya. Jeno berbalik menatap Mark yang akan menguras air. Mata mark mwngernyit merasa ada tang aneh dengan airnya.

"Kak.. aku belum mandii!!" Teriak Jeno secepatnya. Mark berbalik.

"Pantas saja.. airnya belum terkena sabun apapun."

"Ya sudah! Kakak yang pergi! Aku akan mandi.."

"Aku gerah No.."

"Kalau begitu mandi bersama" ujar Jeno santai. Mark membelalakan matanya terkejut. Apa? Bersama? Sudah berapa tahun mereka tak melakukannya?

"Kau gila!"

"Ayo.. dulu kan sering~" rengek Jeno.

"Tidak bisa!" Mark keluar kamar mandi tapi belum juga membuka pintu Jeno menariknya menuju bathup bersamanya. Baju Mark basah kerenanya.

"Nono!!!"

"Kak Minhyung jahat!" Jeno kemudian mencibik dan melipat tangan didada.

"His.."

ㅡ • Little  Space • ㅡ


Jaemin bersandar pada pembatas balkon. Angin Jeju sangatlah dingin. Di tangannya menangkup satu cup kopi yang baru ia beli secara delivery. Jisung sudah tidur sejak tadi.

Dengan kaus tipis dia berani beraninya melawan angin yang dingin. Pikirannya melayang entah kemana. Tatapannya kosong kedepan.

Rasanya begitu aneh. Saat pertama melakukan itu, Jaemin merasa.. tidak ingin melepas Jisung sampai kapan pun. Itu bukan yang pertama untuknya. Jaemin sering pergi ke club malam dan tidur dengan beberapa wanita juga lelaki. Jaemin itu binal. Tapi entah kenapa dengan Jisung berbeda.

Jaemin menyeruput kopinya. Ia menatap ke bawah, menampakan kendaraan kendaraan yang masih berlalu lalang. Tiba tiba ia terpikir sesuatu. Saat itu..Jisung kesakitan, kenapa tidak menjadi little?

Menurut apa yang ia baca, sindrom itu akan muncul saat merasa kesakitan, tertrkan, banyak pikiran dan sebagainya. Sepertinya ia harus bertanya pada Jisung besok.

"Sungguh aneh" gumamnya pada angin.

"Apa yang aneh?" Jaemin terlonjak kaget saat mendengar suara familiar itu. Kopinya saja jatuh, Jaemin menengok ke bawah memastikan agar tidak ada yang terkena kopinya yang panas. Setelah memastikan tidak ada korban, Jaemin menatap Jisung yang menggunakan kaus polos kebesaran hingga paha atas, dia tidak menggunakan bawahan asal kalian tahu. Rambutnya acak acakan.

"Kenapa kau bangun hm?"

"Aku..tidak melihatmu disisiku"

"Mm.. aku boleh bertanya sesuatu?" Jisung mengangguk. "Tentu saja"

"Kita kedalam, aku tidak suka melihat tubuhmu ter-ekspos. Disini juga dingin" ujar Jaemin merangkul pinggang Jisung posesif. Jisung memutar bola matanya malas. Apa itu? Jaemin siapa dia? Mereka baru kenal beberapa hari eoh!

Mereka duduk di ranjang berhadapan. Jaemin menarik selimut untuk menutupi tubuh mungil Jisung. Takut jisung sakit, liburan teman temannya rusak nanti.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" Jisung.

"Mm... kenapa kau tidak menjadi Sungie lagi? Maksudku.. orang yang mengalami little space syndome biasanya saat kesakitan akan kambuh.." tanya Jaemin dengan pelan pelan. Dapat jelas ia lihat raut keterkejutan dari Jisung.

"A-aku juga tidak tahu.." lirihnya.

"Aku hanya merasa aman bersamamu. Saat bersama mu entah kenapa Sungie hilang" rautmya menjadi sedih.

"Aku.. tidak memahaminya.." Jaemin. "Kita tidur saja" ujar Jaemin berikutnya. Suasananya sungguh canggung. Jaemin tidak menyukainya.

Mereka tidur terlentan berjejeran satu ranjang. Keadaan kamar mereka sudah gelap. Tidak ada satupun dari mereka yang bisa menutup matanya. Jisung masih terpikirkan Sungie. Sedangkan Jaemin masih canggung bersama Jisung.

"Aku merasa canggung, ini menggangguku. Aku tidak bisa tidur, aku tau kau belum tidur juga" Jaemin memiringkan badanya menghadap Jisung. Jisung menghadap Jaemin, tangannya  terulur untuk memeluk yang lebih tua.

Jaemin mengerjapkan matanya bingung. "Tetap seperti ini, ini akan membantu"  ujar Jisung lembut. Demi apa? Jaemin baru saja mendengar ujaran lembut dari seorang Jisung?

ㅡ • Little  Space • ㅡ



To be continue...


little space | JaeSung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang