You . 28

418 68 13
                                    


Double up !! 🔥🔥🔥

Kalo respon kalian bgus . Hehehe

Btw ak terharu bgt lo baca koment"an kalian. Ampe bngung mau jwb gmana.

Thnks ya semua.. sneng bgt ak bacanya. 😭😭


Happy reading..

Sebuah pepatah pernah mengatakan jangan terlalu tinggi saat kau berkhayal karena nanti ketika kau jatuh, maka semuanya terasa amat menyakitkan.

Mungkin seharusnya itu yang Baekhyun pegang sebagai acuan, pedoman terbaik yang tak kan pernah membuatnya menjadi begitu menyakitkan separah ini.

Baekhyun kini ingat di mana dulu ibunya selalu mengatakan jika menjadi orang tua itu berat. Harus menjadi panutan terbaik anak-anaknya dalam keadaan apapun. Mengontrol emosi itu sangatlah penting. Termasuk saat orang tua memarahi anaknya. Tidak bisa sembarangan. Perlu ada kelembutan lebih sekalipun amarah itu tengah memuncak.

"Maafkan appa." Lirihnya seraya menarik selimut Junhee hingga menyelimuti tubuh mungil putranya itu pelan.

Mengecup keningnya sebentar sebelum pada akhirnya mematikan lampu tidur dan keluar kamar Junhee.

Baekhyun menghela nafasnya pelan memandang sekeliling rumahnya yang tampak sepi, jauh berbeda dari 1 bulan sebelumnya.

Biasanya di malam selepas Junhee pergi tidur, istrinya itu selalu berkutat di dalam dapur entah untuk memasak apa. Terkadang kegaduhan yang sering terdengar yang tak berguna justru kini membuat Baekhyun rindu.

Yena itu wanita luar biasa yang pernah Baekhyun kenal. Sejak awal menikah wanita yang telah sah menjadi istrinya itu sudah dengan terang-terangan berkata bahwa ia tak bisa memasak layaknya wanita lainnya yang mungkin saja menjadi kriteria idaman Baekhyun.

Sampai ketika Yena mati-matian belajar les privat dengan Kyungsoo pun, wanita itu pikir Baekhyun tak kan pernah tahu, padahal di balik itu semua pria Byun itu selalu bangga apapun yang dilakukan Yena demi membangun keluarga kecil bersamanya.

"Aku merindukanmu istriku." Gumamnya pada sebuah angan.

🍀

Hana ingin menangis, Hana ingin berlari tapi mengingat ia tak lagi sendiri maka itu hanya sebuah ungkapan bodoh yang justru nantinya memperkeruh masalah.

Tidak hanya Baekhyun yang terpukul akan kesedihan, melainkan Hana pun merasakannya. Sebagai seorang sahabat yang telah mengenal Yena sejak lama , tentunya membuat segalanya ikut sulit dan menyedihkan baginya.

Tapi bukankah orang harus tetap menjalani hidupnya sekalipun hal buruk menyakitkan itu masih terkadang terngiang membekas dalam ingatan ?

Dan Chanyeol sebagai suami kini berperan aktif demi mengembalikan sosok Hana untuk tak berlarut terlalu lama akan kesedihannya. Mengajak berlibur ke pantai di mana Hyejin , putri mereka satu-satunya belum pernah pergi melihat laut kini Chanyeol sebagai ayah yang baik dengan segera mewujudkannya.

Inginnya memang pergi ke pulau Jeju atau paling tidak pergi berlibur ke luar negeri yang belum pernah mereka kunjungi tapi mengingat Hana, istrinya itu tengah hamil muda maka Chanyeol mengurungkan niatnya.

Toh ia juga tak mendapatkan jatah cuti panjang dari kantornya jikapun ingin pergi ke luar negeri.

Yang terpenting adalah melihat laut, dan menghibur Hana.

"Maaf aku tak bisa membawa kita berlibur di tempat yang menyenangkan seperti keinginanmu." Ucap Chanyeol menyesal.

"Tidak apa .. aku rasa ini sudah lebih dari cukup. Bukankah ini sangat indah." Jawabnya seraya memandang hamparan laut pantai dari balkon kamar mereka yang di pesannya.

YOU 2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang