#04

3.1K 398 13
                                        

"Lo bener Renjun, 'kan?!"

"Hehhh, seriusan?!"

"Ini gila... KENAPA RENJUN BISA JADI CAKEP CUM—MPHHH! Sialan lo!"

Yangyang dan bibirnya itu sepertinya ingin sekali dicium, ya? Jisung sampai jengah meladeni itu anak. Cara paling ampuh, ya, membekap mulut si bawel.

Berhubung Jisung baru saja buang air. Iwh, menjijikkan!

"Apaan, sih!" risih nih Renjun lama-lama dideketin sama mereka. Mana bacotnya gak kalah sama emak-emak lagi berantem. Jadi pengin nempeleng saja rasanya.

Biasanya, Renjun duduk di pojok kelas paling depan, tapi sekarang itu anak malah duduk di paling belakang. Bangku paling depan, ya, maklum—di kelas mereka, bangku paling depan itu diisi oleh anak-anak yang pacaran sama buku. Jangan pernah mengharapkan Jaemin sudi duduk di depan sana. Tidak, sama sekali dia tidak sudi. Mendingan duduk di belakang, enak. Nanti pas guru lagi nerangin, Jaemin bisa tidur.

Astaga ... jangan dicontoh!

Beda dengan Jaemin, kalau Guanlin tipe yang duduk—terserah mau depan, belakang atau tengah—yang penting dia di tempatkan di pojok—biar diem-diem bisa main game.

Astaga ... jangan dicontoh juga!

Kalau versi Jeno, karena dia minus, maka dari itu dirinya tidak duduk terlalu belakang. Di tengah-tengah, setidaknya dia masih dapat melihat papan tulis.

Oh, ayolah. Dia antara mereka semua, Jeno-lah yang cukup normal. Maksudnya ... dalam sudut pandang akademik.

Coba tanya Haechan perkalian 7 dan 8. Mana bisa dia, orang kalau ngitung tambah-tambahan yang bilangannya sudah puluhan kudu pake kaki.

Ckckck, kalah, nih, sama Jisung yang notabenenya adik kelas.

Eh, tidak juga sih. Jisung sama saja bloonnya. Pelajaran yang paling dia hafal cuma sistem reproduksi.

Menggila!

Kalau Eric ... dia yang paling malas. Bahkan Yangyang tingkat kemalasannya masih berada di atasnya. Duduk sabeb, pojok kek, depan kek, belakang kek, toh, dia bisa-bisaan saja yang entah molor pas jam pelajaran, main game pas jam pelajaran, nyemil pas jam pelajaran. Pokoknya di mana pun tempatnya, santuyin saja.

Astaga ... jangan ditiru! Meskipun gue pribadi pernah ngelakuin itu semua ToT.

**

"Gimana?"

"Gaskeun!"

O*ne school. Sekolah yang terletak berhadapan dengan Z*one School. Sekolah yang didirikan oleh seorang anak kembar—yang sayangnya bermusuhan. Dari sejarahnya saja sudah jelek, jadi gak heran kalau kedua sekolah itu sampai kini masih sering perang dingin.

Kalo yang dulu mainnya tawuran, sekarang mah sudah gak zaman. Punya otak, kenapa gak dipergunakan untuk yang lebih bermanfaat, daripada kepala disia-siain karena kebacok benda tajam, mendingan dipake buat perlombaan ilmiah atau perlombaan lainnya.

Iya, sekarang sudah gak main fisik. Mereka mainnya kecerdasan dan ketangkasan. Akademik dan non akademik.

"Orang culun kayak dia, mah, tinggal lu gombalin doang udah meleleh. Jangankan orang culun, yang enggak aja kalo digodain bakalan melebur."

Melebur, dikata apaan kali, ya. Dasar anak ipa!

"Apalagi yang godain kayak gue orangnya. Secara, Mark 'kan gantengnya gak ketulungan."

Lentera ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang