Setelah mengatakan itu sang hantu wanita mulai mencungkil matanya yang satu lagi dengan kukunya yang sangat panjang.
"La ... Laksmi he ... hentikan ini, maafkan aku atas kejadian yang dulu."
Raut wajah penyesalan tampak dari wajah pria itu dengan alisnya mengkerut seperti memohon ampunan.
"Maaf? Sudah terlambat mas hihihi."
Tiba-tiba suara perempuan itu berubah menjadi lebih berat dan menyeramkan tidak seperti sebelumnya yang melengking dan serak.
Kini matanya sudah ia keluarkan lagi dan ada di tangannya tapi matanya seperti tumbuh lagi beregenerasi.
"Kau mau makan ini sampai puas pun aku bisa berikan kikikikiki."
Hantu pucat berlobang punggungnya itu pun mulai mendekati si pria bermaksud menyuapi mata padanya "aaa buka mulut mas hihihi," ujar sang hantu.
Si pria menolak membuka mulutnya lalu sang hantu wanita tampak ingin mengamuk, pria itu yang sedari tadi telah gemetaran dan susah bernafas kini makin sesak dibuatnya.
Hantu itu duduk di kursi di depan ranjang, dia diam sejenak lalu berkata, "Calon istrimu telah aku bunuh dan kulobangi punggungnya sama seperti ku hihihihihi, sekarang aku sedang memikirkan cara apa yang bisa kulakukan untuk membunuh biadab sepertimu kikikiki."
Alister yang dari tadi hanya berdiri di dekat pintu menyaksikan mereka kemudian berniat mencoba membantu si pria tapi saat mulai melangkah sang hantu wanita berkata pada Alister.
"Anak kecil diam di tempat mu!"
Sundel bolong menunjuk ke arah Alister dan Alister mengurungkan niat membantu pria itu, ia tak jadi untuk melangkahkan kakinya.
"Kau ke sini karena harus membantuku bukan dia, dan aku hanya ingin dibantu saat aku memusnahkannya lagipula kau juga tak bisa menyentuhnya hanya aku yang bisa, lalu kau mau apa?" sambungnya yang bisa melihat Alister.
Alister hanya bisa terdiam di tempatnya, benar kata hantu itu ia seperti roh yang tak bisa menyentuh apa-apa.Hantu perempuan menyeramkan lalu perlahan mendekati si pria, dia seperti membaca sebuah mantra dan sang pria tak bisa bergerak dari ranjangnya.
Lalu yang pertama ia lakukan adalah memakan daging serta tulang-tulang kaki pria itu, sekarang ingin teriak pun pria itu tak bisa.
Setelah menggerogoti kaki pria, hantu wanita dengan penuh darah di mulutnya tertawa merasa puas "kikikikikiki."Si pria masih tersadar tapi sudah lemas, kemudian wanita itu menambah kepanjangan dan keruncingan kukunya lalu ia mulai menusuk bagian dada si pria dan menyeretnya ke arah bawah dengan tangannya sehingga terbuka lebar bagian dada pria itu seperti akan dioperasi.
Ia memasukan tangannya ke dalam sobekan dada si pria lalu menggenggam jantung sang pria. Tinggal di tarik saja lalu pria itu akan mati.
Dan diapun menariknya secara perlahan, hantu itu tampak menikmati raut wajah sang pria yang kesakitan dengan mulut ternganga dan mata tercelang lalu pria itu benar-benar mati sekarang dalam kondisi yang mengenaskan.Sang hantu itu sekarang dengan mulut berlumur darah sedang menggenggam jantungnya yang juga berlumuran darah dan masih sedikit berdetak.
Ia pun memanggil Alister setelah itu."Kemarilah Nak," pintanya pada Alister.
Alister tampak ketakutan dan wanita itu lalu membuang jantung si pria dari tangannya dan merubah dirinya jadi sosok yang cantik.
"Sekarang kau tak perlu takut lagi," ujarnya lembut seperti seorang manusia yang sewajarnya.
Alister perlahan mendekatinya dengan sedikit keraguan.
"Aku akan bercerita tentang aku dan orang yang kubunuh ini, apakah boleh?"
"Ii ... iya silahkan."
"Di sini aku hanya balas dendam atas apa yang ia lakukan padaku jadi dulu kami berpacaran sekitar 9 tahun yang lalu tapi usia kami masih terlalu muda usia kami baru 18 tahun dan aku hamil, dia berjanji akan menikahi ku lalu dia mengajak ku ke hutan saat sore menjelang malam saat itu, di sana dia membunuh ku dengan biadab dalam keadaan ku yang sedang hamil bahkan pria brengsek ini sempat menyalurkan nafsu padaku sebelum dia membunuhku, akhirnya aku melahirkan di hutan sebagai roh melalui punggungku."
"Lalu apakah kau ingin aku mencari mayat mu di hutan? Ayo, tunjukan aku jalan ke sana! Aku harus cepat kembali ke rumah."
"Tidak bukan itu, mayat ku sudah membusuk terurai bersama tanah karena sudah sangat lama sekali."
"Maaf sebelumnya aku ingin bertanya apa kau benar membunuh calon istrinya?" tanya Alister yang sedari tadi berpikir keras tentang calon istri pria yang mati dihadapannya.
"Tidak calonnya aku sembunyikan di hutan, beberapa hari lagi warga akan menemukannya," ungkap si hantu.
"Baiklah, lalu kalau bukan mencari mayat mu kau ingin aku melakukan apa?" tanya Alister heran.
"Anak ku yang bernama tuyul hilang di curi orang, dia memang pandai menghasilkan uang makanya tak sedikit dari bangsa hantu dan bangsa manusia menginginkan nya aku ingin kau membantu mencarinya."
"Ta ... tapi bagaimana bisa aku mencari tuyul anak mu? Aku sudah di sini berhari hari karena masalah ini aku bisa dikurung ibuku selamanya jika tidak pulang hari ini juga."
"hanya sebentar untukmu mencarinya, kau punya kekuatan, gunakan kekuatan instingmu."
Alister heran karena ia sebelumnya tak pernah bisa melakukan hal semacam itu sebelumnya tapi malam itu ia hanya menutup matanya sambil bertanya pada dirinya sendiri. "Dimana tuyul?"
Lalu dirinya sendirilah yang menjawab pertanyaannya.
"Di rumah Mbok Iyem istrinya Pak Suparjo."
Alister perlahan membuka mata dan wanita itu mengucapkan terima kasih karena sudah memberitahu.
"Aku sendiri yang akan menjemput tuyul terimakasih sudah membantu nak, ini ambilah!"
Hantu sundel bolong yang kini berparas cantik memberi benda seperti sebuah kelereng berwarna pink gelap pada Alister.
"Apa ini?"
"Ini kristal untuk mengembalikan waktu jadi kau hanya beberapa menit saja ada di sini, aku pergi sekarang kikiki."
Hantu itu pun pergi melayang menjemput anaknya di rumah pak Suparjo dan Alister kali ini kembali ke tempat semula tanpa merasa pusing dan pingsan seperti kemarin, mungkin tubuhnya sekarang sudah mulai beradaptasi dan terbiasa dengan perpindahan tempat yang dia alami.
Dia menggunakan kristal pink gelap itu dengan menggenggamnya lalu beberapa detik ia membuka tangannya dan kristal itu hilang menjadi asap, waktupun berputar mundur ke belakang.Ia pun kembali ke kuburan tempat di mana awalnya ia datang dan dilihatnya Diona di sana menunggunya sambil berdiri dan Alister berkata, "Untung tidak jongkok."
Ia pun menghampiri Diona.
"Hey aku selesai."
"Oke, baguslah kalau sudah," jawab Diona lega.
"Berapa lama aku pergi?"
"Mungkin sekitar 10 menit, ada apa memangnya?"
"Berarti batunya bekerja dengan baik."
"Batu apa?"
Disepanjang perjalanan gelap Alister dan Diona, mereka saling bicara. Alister menceritakan kejadian yang ia alami di hutan dan di desa tadi pada Diona
"Wah seram!! Tapi keren juga, rasanya aku ingin ikut dengan mu juga pasti seperti berpetualang, kalau ada kau setidaknya bisa mengurangi rasa takut daripada sendiri, oh iya kali ini kau disuruh menolong apa?"
"Mencari anak tuyul."
"Hahahaha...."
Diona terbahak-bahak mendengar cerita Alister dan juga sedikit mengejek ceritanya.
"Mbok Iyem ternyata pelakunya hahaha."
"Diona, sudah."
Akhirnya mereka sampai ke rumah, Diona sudah masuk ke dalam rumahnya barulah Asliter dengan sembunyi-sembunyi masuk dalam gudang tapi nasib kali ini tak berpihak padanya di sana sudah ada Sumi yang berdiri di pintu gudang saat dia membuka pintu itu, dia pun terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Story!(End)
HorrorDILARANG KERAS MENJIPLAK ❎❎❎ Bergenre horor bercampur fantasi dan dibumbui beragam misteri. Follow sebelum baca ya. Berkisah tentang seorang anak laki-laki bernama Alister. Siapakah sebenarnya Alister? Ikuti kisahnya yang mencari jati diri dari keci...