6. Musibah

395 53 3
                                    

"I ... Ibu," ucapnya pelan.

"Nyam ... nyam ... nyam...."

Sumi mengecap mulutnya sendiri.

Ternyata mata Sumi kala itu tertutup rapat, ia mengigau dan berjalan saat tidur.
Alister yang mengetahui itu langsung menghela nafas lega

"Huh ... untung ibu mengigau."

Alister malam itu dapat tertidur nyenyak tanpa gangguan apapun dan keesokan harinya Sumi sedang pergi bekerja dan seperti biasa Alister tinggal di gudang yang dekat dengan rumah majikannya itu.
Sebelumnya tidak pernah ada dari keluarga majikannya ke gudang tempat Sumi dan anaknya tinggal, ayah Diona yang bernama Dion, ibunya yang bernama Diana, kakak laki lakinya yang bernama Doni tidak pernah ke gudang kecuali Diona seorang yang pernah bertemu Alister.

Tapi pada hari itu panah yang biasa digunakan Doni dan ayahnya untuk berburu di hutan tidak sengaja patah lalu mereka iseng mencari panah lain di gudang dan akhirnya bertemu dengan Alister di sana.

"Ayo Ayah, cari di gudang!" ajak Doni pada ayahnya Dion.

"Baiklah Nak," jawabnya.

Di sana Alister sedang bernyanyi menghadap membelakangi pintu, dari luar sebelum masuk gudang Doni dan ayahnya sudah mendengar suaranya yang cukup nyaring yaitu suara seorang anak bernyanyi.

"🎶Semua cinta yang kamu berikan ternyata hanya setingan, aku bukan boneka mu bisa kau suruh-suruh🎶..."

"Ayah kau dengar suara orang bernyanyi dari dalam sini?"
"Iya."

Mereka pun masuk dan melihat seorang anak seusia Diona yaitu Alister.

"Hey!"

Panggil Dion pada Alister, tak lama Diona pun tergesa-gesa berlari ke gudang, ternyata dia mendengar percakapan kakak dan ayahnya yang ingin menuju gudang.

"Ayah ... Kakak ... hosh ... hos...."
"Diona." ucap Doni pada adiknya.

Pandangan mereka berdua seketika tertuju pada Diona dan saat itulah Alister memanfaatkan kesempatan.

"Emm ... hehe kakak dengan ayah mau apa? Mm ... aku ikut ya mau berburu kan?"

Doni dan Dion menoleh ke arah depan lagi bermaksud ingin melihat anak yang tadi mereka lihat yaitu Alister tapi di sana tak ada siapapun lagi.

"Loh anak tadi ke mana?" tanya Dion.

"Anak?? Anak yang mana Ayah?" jawab Diona.

"Tadi ada anak kecil di sini, iya kan Doni?"

"Iya Ayah tadi kita mendengar dia bernyanyi dan melihatnya."

"Masa si Kak, apa Kakak liat wajahnya?"

"Emm dia hadap belakang jadi...."

"Ayah sama Kakak menghayal kali," sela Diona .

"Sudahlah, aku mau ikut berburu bosan juga di sini tidak ada teman. Kakak, Ayah ayo pergi!" sambung Diona.

Mereka bertiga pun pergi dari gudang dan Alister terselamatkan oleh Diona.
Kakak dan ayahnya tak ingin pergi berburu hari ini karena tak ada panah tapi Diona memaksa ke hutan untuk sekedar berjalan-jalan.
Mereka bertiga berbincang di halaman rumah mereka.

"Ayolah Ayah, aku bosan di rumah," ujar Diona.

"Bulan depan kita akan pindah ke kota, kalian tak perlu lagi belajar individu di rumah nanti saat di kota kalian berdua akan belajar di sekolah formal," ujar sang ayah pada kedua anaknya.

"Apa ayah serius kita akan pindah?" tanya Doni kegirangan.

"Iya, kau akan bersekolah menengah pertama dan adik mu di sekolah dasar."

Death Story!(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang