11. Sekolah

335 45 5
                                    

"Roh?? Orang yang udah mati?" tanya Doni takut.

"Entahlah gue gak ingat apa-apa intinya gue liat badan gue ada di rumah sakit dan gue keluar dari badan gue, yang artinya mungkin gue udah mati."

"Artinya kamu roh gentayangan yang gak tenang!" bentaknya sedikit kasar.

Wanita itu tampak murung akan ucapan Doni.

"Maaf jika aku mengganggumu," ujarnya.

Ia mulai bergerak ke arah dinding dan menembusnya, Doni membuka pintu mengikutinya dan dia ke gudang samping kamar Alister.

"Roh itu berasal dari sana?" gumamnya bingung.

"Ah sudahlah aku tidak mau berurusan dengan hal menyeramkan seperti dia."

Doni pun kembali ke kamarnya melanjutkan tidur.
Ia mencoba memejamkan mata tapi tak bisa tenang, berbaring ke kiri lalu ke kanan lalu tengkurap tapi tetap saja tak bisa tidur.

"Apa kata-kata ku tadi kasar?" tanya batinnya.

Ia pun membuka pintu kamarnya dan menuju ke gudang, sebelum masuk ia mengetuk pintu dua kali baru masuk, dilihatnya roh itu di sudut ruangan tampak murung dia pun menghampirinya.

"Maaf..." ujar Doni lirih penuh penyesalan, "pasti kau kesepian kan dan aku malah jahat padamu," lanjutnya.

Roh itu tetap menunduk murung lalu Doni berkata, "Kau tidak mengganggu, kau bisa berteman dengan ku."

Saat Doni mengatakannya, dengan gembira dan senyuman lebar, "beneran?" tanya hantu itu.

"Ya," jawab Doni sambil tersenyum.
.
.
.

"Aku tak bisa tidur," kata Doni.
"Kita ngomong aja semalaman di sini."

"Baiklah, berapa usia mu? Aku berusia 14 tahun," paparnya.

"Hmm berapa ya? Anak di sebelah umurnya berapa?"

"Alister? Dia juga bisa melihatmu?"

"Hmm mungkin gue bisa milih dengan siapa gue nampakin diri dari perasaan kali pokoknya gue gak ngerti juga si, pokoknya ya gitu deh."

"Oo begitu, kamu asli orang kota sini ya?"

"Jangan tanya lagi, gue gak inget apapun tentang diri gue sendiri."

"Baiklah."

Alister dari depan pintu gudang melihat mereka berdua tengah duduk membelakangi pintu menghadap jendela memandangi taburan bintang sembari bercengkrama.
Alister tak menyapa keduanya hanya melihat lalu kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidur, ia berkata dalam sanubarinya, "dia tak berbahaya."

Udara sejuk menyentuh kaki Alister, yang membuat ia beranjak dari tempat tidurnya kemudian membuka jendela kamarnya dan menyapa matahari pagi saat itu.
"Hari pertama bersekolah," ujarnya.
Ia pun keluar kamar lalu mandi dan bersiap. Keluarga itu sarapan di meja makan sederhana mereka.

 Keluarga itu sarapan di meja makan sederhana mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Death Story!(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang