2. Anak Kecil Tanpa Mata

645 64 1
                                    

Alister tak dapat menemukan Diona, ia duduk di ruang tamu yang kursinya adalah kayu cukup panjang dan sudah bergoyang seperti mau hancur.
Ia melamun lalu keluarlah pasangan suami istri tadi dari kamar mereka melakukan aktivitas seperti biasa sang suami minum kopi, ibu memasak, dan anak bermain.
Alister mencoba berkomunikasi dengan mereka tapi tak bisa mereka tak bisa merasakan keberadaannya.
Kini ia tau tubuhnya yang bermasalah.

Alister di sana hanya melihat aktivitas mereka seperti roh yang tak dapat melakukan apa pun.
Malam hari itu sang suami pulang dalam keadaan mabuk, Alister melihat sang istri membuka pintu dengan daster coklat pendek sebatas paha yang ia kenakan.

"Mas kenapa?"

Saat sang istri bertanya suaminya malah menampar wajahnya dengan keras hingga tubuhnya menyentuh lantai.

"Mas cukup mas! Kita sudah banyak hutang kamu malah minum dan ku dengar kamu main-main dengan wanita nakal," ujar wanita sambil mendongakkan kepalanya.

"Kau pikir kau saja yang bisa main-main?"
Laki-laki itu menunjuk wajah istrinya yang sedang memandangnya.

"Mas itu sudah masa lalu."
Si wanita meninggikan nada bicara.

"Diam!!"

Pria itu menarik rambut istrinya yang panjangnya sebahu, ia mengangkat istrinya berdiri dengan jambakan kuat.
Ia membawa istrinya ke kamar mandi mereka, Alister hanya bisa menyaksikan wanita itu disiksa oleh suaminya.
Dia mencelupkan kepala istrinya dalam bak mandi lalu mengangkatnya lagi mencelupkan lagi dan mengangkatnya lagi hingga berkali-kali.
Seperti tampak tak puas ia kembali membawa istrinya yang sudah basah kuyup ke ruang tamu dan memukuli istrinya di sana sampai sang istri lemas dan anak mereka terbangun dari tidurnya.

"Ibuu ... Ayah berhenti!"

Anak itu memegang tangan ayahnya yang terus menampar ibunya, anak itu melihat ibunya yang sudah terbaring lemah di lantai.
Anaknya tak tahan melihat ibunya terus dipukuli, ia tak mampu menahan tangan kekar ayahnya yang terus memukuli ibunya. Si anak pun ke dapur mengambil pisau dapur di dekat kompor lalu menusuk ayahnya sendiri dari belakang.
Ayahnya masih kuat berdiri setelah ditusuk lalu berbalik memukul anaknya sementara istrinya sudah tergeletak tak dapat melakukan apa-apa dengan banyak memar terutama di bagian pipi, ia hanya bisa berkata, "Mas, jangan sentuh anak ku bunuh saja aku, lepaskan dia!"

"Kau sangat menyukai anak ini kan anak haram mu dan laki-laki selingkuhan mu, kau tau kalau aku benci mata birunya yang mengingatkan ku akan dia, pria selingkuhan mu."

Setelah mengatakan itu ia mencekik leher anaknya sampai kakinya tak berjejak lagi ke lantai, anaknya terlihat lesu barulah ia melepaskan tangannya dari leher anak itu kemudian ia mencabut pisau yang tertancap di belakangnya dan menusukan itu ke arah mata kiri anaknya, darah menyembur ke wajah pria itu.

Ia mulai menarik perlahan pisau yang menancap disertai dengan bola mata yang tertusuk di pisau serta urat-urat mata anaknya yang menancap di pisau itu, ia memasukannya di dalam sebuah guci tua kemudian sang suami kembali menusuk pisau ke mata kanan anaknya, kini pisau itu tertancap di mata kanan anaknya, saat ia ingin manariknya lagi sang istri berkata, "Jangan berani sentuh mata kanan nya lagi!"
Anak itu akhirnya mengeluarkan suara terakhir yang ia ucapkan di dunia.

"I ... Ibuu."

Lalu ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Sang istri menguatkan tubuhnya untuk berdiri, ia bertarung dengan suaminya, mereka saling memukul satu sama lain.
Pertikaian sengit terjadi antara suami istri yang anaknya sudah tewas. Suami kejam itu melayangkan tinju kepada istrinya sehingga sang istri terpental ke dekat anaknya, ia pun merasa tak kuat lagi melawan suaminya lalu ibunya mencabut sendiri pisau yang tertancap di mata kanan anaknya itu dengan bergegas wanita itu memasukan matanya ke dalam guci tua sehingga lengkaplah dua pasang bola mata di dalam guci.
Wanita itu menusuk dan menyerang dan menggores wajah suaminya secara membabi buta dengan pisau sehingga berceceran darah mengalir dari wajah suaminya setelah wajah ia menyerang bagian jantung suaminya, ia menikam berkali kali dengan ambisi yang berkobar dalam hati seperti seorang monster.
Dengan pisau dapur itu tamatlah riwayat kepala keluarga itu.

Death Story!(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang