44. Perang

137 26 0
                                    

Alister keluar dari penjara dan menuju danau untuk menepati janjinya bertemu dengan Ervan.
Alister yang terhengap membuat Ervan kebingungan.
"Kenapa kak?" tanya Ervan pada Alister.
"Akira, dia ternyata sudah mati dan dibangkitkan oleh dua pangeran Dynamid."
"Apa? Ti-tidak mungkin"
Ervan tentu saja tak terima jika Akira dikatakan telah mati.
"Ervan, sekarang instingku mengatakan bahwa kita harus mencari Akira atau dua pangeran, mereka tak ada di istana, mungkin mereka malam ini akan melakukan hal yang penting," ujar Alister khawatir.
"Argh...bagaimana caranya mancari mereka?"
Ervan mengeluarkan raut wajah frustasi.
"Kau kan bisa melacak makhluk halus, juga bisa mengendalikan," tandas Alister.
Hal itu sontak membuat sorot mata murka di wajah Ervan.
"Seyakin apa kau bahwa Akira telah mati!" Ervan menatap geram wajah Alister.
"Jika kau bisa melacaknya berarti dia makhluk halus dan jika tidak bisa berarti bukan, coba buktikan sendiri!"
Ervan menghela nafas berat akan perkataan Alister, masih dengan membawa hawa penuh emosi, ia tiba-tiba duduk bersila di tanah meletakan kedua tangan dipaha dan dengan posisi badan tegap serta menutup mata lalu beberapa menit kemudian Ervan membuka matanya kembali sembari menatap kosong ke arah depannya.
"Bagaimana?" tanya Alister.
"Dia makhluk halus," jawab Ervan.
Masih dengan tatapan kosong ke arah depan, matanya perlahan mulai sedikit berkaca lalu dengan cepat ia menarik napas dan berdiri ke hadapan Alister.
"Dia di kawah gunung berapi," ungkap Ervan.
"Tempat apa itu?"
"Harusnya adalah tempat yang tidak boleh didatangi oleh siapapun," jawab Ervan yang membuat Alister mengernyitkan dahinya.

"Zaman dulu kala terjadi perang antara negara makhluk halus dan negara sihir kita, terjadi kekacauan besar-besaran dari dua belah pihak lalu negara kita menang dari mereka tapi konon penguasa kita sangatlah baik dan masih memberi tempat untuk para makhluk halus yaitu di kawah gunung berapi dan sekitarnya, kita warga sihir sangat terlarang ke tempat sekitar itu juga perjalanannya bisa memakan waktu seharian kecuali jika kita telah diberi kalung khusu warga mereka maka kita bisa langsung teleportasi ke sana," papar Ervan.
"Berarti dua pangeran bersekutu dengan hantu dan mengorbankan Akira?"

Bola mata Ervan sedikit membesar, giginya sedikit ia gertakan satu sama lain.
"Aku akan membalas mereka, ta-tapi apa yang harus kita lakukan sekarang?" ujar Ervan.
Di satu sisi ia ingin melakukan sesuatu tapi tidak tau ingin melakukan apa, ia hanya ingin membalas untuk Akira.
"Kematian di sini bukan berarti kematian di bumi kan? Jadi tidak perlu terlalu dendam," balas Alister.
"Mengingat Memars kita telah berbeda, semoga saja mereka tidak akan apa-apa di bumi."
Alister menceritakan tentang penjara rahasia lebih detail pada Ervan dan mereka berencana besok akan mencari bukti bahwa kerajaan Dynamid yang menyerang, walau mereka tau kebnarannya tak bisa itu hanya asal dikatakan tanpa bukti.
"Yasudah, kakak berjuanglah mencari bukti dan mengawasi dua pangeran, aku akan mengawasi pelayan di kerajaan Jiramda, oh iya besok akan ada cara perjamuan di kerajaan Jiramda mungkin besok malam aku akan sedikit telat ke sini," ujar Ervan.
Mereka pun pergi ke arah yang berlawanan yaitu kembali ke Dynamid dan Jiramda.

Esok malam pun akhirnya tiba, Alister yang ingin pergi ke danau lagi-lagi teralihkan karena melihat Akira bertelanjang kaki berjalan ke keluar dari kerajaan menggunakan piyama terusan polos yang panjang berwarna putih dengan rambut tergerai.
Alister menelan ludah, melihat gelapnya sekeliling lalu mengikuti Akira yang tengah berjalan entah kemana.

Tiba-tiba Akira terbang, Alister pun mengikutinya dengan terbang pula.
Mereka sudah satu jam terbang tetapi belum sampai ke tempat tujuan, ia tengah berada di sebuah tempat luas yang entah dimana.
Kegelapan malam memenuhi sekitar Alister hanya tampak wanita yang kini tengah mengenakan gaun putih panjang sedang terbang dihadapannya.
Akhirnya sampailah ia ke sebuah kaki gunung, gunung berapi yang mana dari kakinya kita bisa melihat lelehan larva keorenan yang perlahan-lahan mengalir dari atas hingga ke bawah yang menyebabkan tumbuhan yang ada di bawah menjadi layu.

Di sekitar situ ternyata Alister menemukan dua pangeran yang sedang menunggu Akira, Alister bersembunyi di belakang pohon besar.
"Malam ini kita akan menyerang kerjaan Jiramda," ujar Surya.
Walau samar suara Surya tapi masih terdengar oleh kuping Alister yang memang memiliki kemampuan lebih.
"Gawat aku harus segera memberitahu Ervan," batin Alister.

"Tidak kah kau pikir terlalu mudah untukmu menemukan tempat ini? Tidak kah kau pikir ini jebakan? Terlalu mudah untuk menjebak raja-raja dari berbagai kerajaan," seseorang bergumam dari belakang Alister.

Alister membalikan tubuhnya pelan ke arah belakang, ia tak menyangka bahwa akan ada Kino di sana, pangeran pertama kerajaan barat.
"Malam ini Dynamid akan menyerang Jiramda, sebelum kau bertanya mengapa aku akan menjelaskan alasanku, karena aku ingin menjadi satu-satunya penguasa di seluruh penjuru wilayah," tutur Kino.
"Jadi kau mengadu domba dua kerajaan?!" tanya Alister dengan nada tinggi.
"Bukankah aku hebat? Menyuap pelayan di Jiramda dan membunuh 3 penerus kerajaan Dynamid lalu menjadikan mereka boneka atas bantuan para makhluk halus," jelas Kino yang menyombongkan dirinya.
"Pada akhirnya para setan di kawah itu akan mengkhianatimu jika kau berhasil menguasai seluruh wilayah! Kau sangat bodoh pangeran!" kecam Alister.
"Mereka hanya ingin tumbal tidak ingin wilayah hahahaha"
Suara pangeran dari kerajaan barat itu terasa menggema di telinga Alister.
"Setelah ini Jiramda dan Dynamid akan hancur dan kau tak akan sempat menyelamatkan Jiramda maupun Dynamid."
"Diona dan Ervan ada di sana," batin Alister.
"Aku telah memerintah makhluk halus untuk menyerang masing-masing kerajaan dan menyalakan tanda perang, tentunya mereka masing-masing akan salah paham tentang siapa sang pengirim sinyal dan menyangka masing-masing kerajaan telah bersekutu dengan makhluk halus hahahahah," ujar Kino lagi.

"Jika dua kerajaan hancur maka tinggal satu."
Kino dengan mata berkantungnya yang sedikit mengerikan menatap Alister dengan mengerutkan alisnya, tatapan tajam melayang dari matanya saat mengatakan hal itu pada Alister seakan ingin menghancurkan Alister menjadi bagian-bagian kecil.

Kino tanpa aba-aba menjulurkan tangannya yang mengeluarkan warna merah yang kuat ke dalam tubuh Alister sehingga Alister melayang sang terpental tubuhnya ke pohon yang ada di seberangnya, sementara 3 penerus kerajaan Dynamid itu telah menjadi patung yang kaku.
Kino raja kerajaan barat telah membunuh dua pangeran kembar secara diam-diam dan menuju kawah untuk bersekutu dengan para iblis di sana untuk menjadikan mereka bonekanya lalu ia memerintah dua pangeran untuk membunuh Akira pula karena ia menganggap Akira sebagai orang yang bisa mangancamnya pula.
Ia bertekad menghabisi seluruh keturunan kerajaan.

Sementara itu di lain sisi, kerajaan Jiramda yang tengah menikmati alunan musik lembut dengan berbagai makanan dan minuman di aula perjamuan tiba-tiba dibuat kecoh oleh seorang pengawal yang tergesa-gesa berlari menuju aula perjamuan.
"Ampun Yang Mulia, kerajaan Dynamid menyerang kerajaan Jiramda, mereka bersekongkol dengan makhluk halus dan telah menyalakan sinyal perang, jenderal perang kita dengan beberapa pasukan telah menahan di pintu perbatasan" Laporan pengawal itu terdengar jelas oleh semua orang yang menghadiri perjamuan termasuk ketiga putri, Ervan, dan Akio yang hadir dalam perjamuan itu.

Semua orang yang ada di sana sedikit panik, sang raja turun dari singgasananya dengan lebih santai.
"Ambilkan... baju perangku," ucap sang raja dengan sangat tenang, ia tenang karena telah menduga suatu saat pasti akan terjadi hari ini sama halnya dengan kerajaan Dynamid yang mana raja dan pasukannya sudah siap pula untuk berperang satu sama lain.

Death Story!(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang