8. Rumah Baru

383 55 5
                                    

Hal yang pertama keluarga itu lakukan saat datang ke kota yaitu melihat rumah baru, mereka mengemas barang-barang.

Rumah itu tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, rumah yang tetap mewah tanpa melepas kesan sederhananya.
Dari rumah satu ke rumah lainnya juga tidak begitu berjauhan seperti tempat mereka yang sebelumnya.
Kamar dirumah itu ada 4 dan satunya sudah lama tidak dipakai(gudang)

Satu kamar untuk Dion dan Diana, satu kamar untuk Doni, satu kamar untuk Diona dan satunya di rencanakan untuk Sumi dan gudang itu akan direnovasi untuk kamar Alister, sementara Sumi terbaring lemah di rumah sakit Alister yang menempati kamar Sumi.

Tiga kamar yang ditempati keluarga D cukup dekat jaraknya satu sama lain, sedangkan dua kamar sisanya sedikit berjarak, yaitu kamar sementara Alister dan gudang.
Kamar Alister dan gudang bersebelahan dan dekat dengan dapur sementara 3 kamar lainnya ada di depan.
Alister mulai masuk ke kamar nan besar itu.

"Wahhh."

Matanya berbinar-binar karena selama ini ia hanya tinggal di gudang yang sangat sederhana beralaskan tanah dan tempat tidur tumpukan jerami.

Ia melepaskan tas yang diambingnya, begitu masuk ke kamar itu ia melompat-lompat di atas kasur besar itu.

"Te?"

Tengah asik ia melompat datanglah Diona ke sana dan dilihatnya Alister sedang asik melompat di kasur yang empuk.

"Wouuuu aku mau ikut," ujarnya.

Lalu ia berlari dan menaiki kasur yang tingginya setengah badannya itu.
Mereka bermain di atas kasur sambil melompat-lompat seperti sedang di trampolin.
Datanglah Diana sang ibu yang melihat mereka dari pintu, ia tak masuk dan hanya memerhatikan mereka berdua dari luar pintu lalu dia tersenyum.
"Syukurlah anak ku senang," ujar sanubarinya.

Mereka akhirnya kelelahan dan berbaring di kasur.

"Huh ... capek," keluh Diona.

"Iya."

"Mm ... Te, nanti aku ajarkan kamu baca ya."

"Iya aku mau, sekarang saja."

"Oke."

Diona berlari keluar kamar meninggalkan Alister lalu datang dengan buku tulis usang yang sudah tidak dipakainya lagi dan sebuah pensil ditangannya.
Mereka pun belajar di atas meja belajar yang ada di kamar sementara Alister.
Tak lama belajar, Alister Marasa haus.

"Diona, aku ke dapur dulu ambil air putih."

"Iya, sekalian ambilkan aku juga," pinta Diona.

"Oke."

Alister pergi menuju dapur dan melewati gudang yang akan menjadi kamarnya kelak, samar-samar ia mendengar suara dari dalam.

"Hee ... rrgg"

Ia melanjutkan jalannya ke dapur dan tak memperdulikan suara itu, ia ke dapur dan mengambil sebotol Air juga sebuah gelas plastik di tangannya.
Tentunya Ia kembali melewati gudang tadi.

"Haaaa...." terdengar suara serak-serak basah dari sana.

Kali ini Alister menghentikan langkahnya tepat di depan pintu itu. Pelan-pelan ia mulai menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengar lebih jelas suara apa itu sebenarnya.
.
.
.
.
.
.
.
"Hey."

Seseorang menepuk bahunya dan ternyata itu adalah Doni.

"Hey adik baru, kau sedang apa?"

"Tidak Kak, saya habis dari dapur mengambil air."

Death Story!(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang