13. Anak Primbon Jawa

297 47 1
                                    

Liburan semester telah tiba, Sumi di rumah sakit masih dalam keadaan koma, sudah 6 bulan.
Keluarga itu sering mengunjungi Sumi di sela-sela kesibukan mereka. Mereka sekeluarga menghabiskan waktu liburan di mall, pergi ke kolam renang, hanya berlibur ke tempat dekat saja dan sisanya di habiskan di rumah.
Saat Alister sedang melamun di ruang tamu Diona melihatnya.

"Te, main sama anak-anak gang sebelah yuk!" ajak Diona pada Alister.

"Baikah," jawab Alister yang sedang bosan kala itu.

Saat perjalanan ke gang sebelah mereka pun tetap bicara sepanjang jalan.

"Ucapan lo masih kaku aja Te, liat gue udah bisa membaur hehe," ujar Diona dengan bahasa kota kekinian.

"Aku nyaman bicara begini, aku tak mudah melupakan apa yang tertanam pada diri sejak kecil."

"Oke kalau gitu," jawab Diona.

"Apa kamu bisa bicara dengan ku menggunakan bahasa ku saja, maksudku bahasa kita dulu sebelum pindah ke sini," pinta Alister.

"Baiklah Alister," jawab Diona lagi sambil tersenyum lebar hingga nampak kerutan matanya.

Alister dan Diona bermain galah panjang dengan anak lainnya berjumlah tiga orang, jadi lima orang ditambah mereka.
Tapi ada satu anak laki-laki yang diam tak ingin bermain, dia hanya memperhatikan.
Mereka asik bermain tiba-tiba Diona terjatuh, terdorong oleh anak yang lain.

"Aduhhh..." ujarnya kesakitan.

Mereka semua menghentikan permainan karena pergelangan tangan Diona terkilir.

"Maaf, gue gak sengaja," ujar anak yang menyenggolnya, mereka mengerumuni Diona yang matanya sudah berkaca-kaca menahan sakit. Alister bingung harus bagaimana lalu ia membawa Diona dari kerumunan anak itu, "Kami pergi saja," ujarnya.

Anak laki-laki yang memperhatikan mereka bermain tadi mencegat Alister dan Diona saat sedang berjalan sementara Diona tak tahan lagi ingin menangis.

"Boleh gue liat tangan lo?" tanya anak itu.

Diona dengan ragu memberi tangannya, sekarang tangannya telah ada di tangan anak itu.

"Aduh sakit..." ujarnya.

"Gue belom ngapa-ngapain loh ini," jawab anak itu.

"Oh, hehe soalnya ini sakit, emangnya lo mau apa? Jangan terlalu sakit ya kalau seandainya lo mau ngobat..." anak itu menyela Diona, "Sudah."

"Apa?" teriak Diona lalu dia mengambil tangannya dari tangan anak itu.

Diona menggerakkan tangannya dengan sangat bebas setelah itu.

"Bagaimana bisa? Kau kan tak melakukan apa-apa!" ujar Alister dengan nada tinggi.

Anak itu pergi begitu saja, Alister mengecek pergelangan tangan Diona.

"Apa tidak sakit lagi?"

"Ya seperti yang terlihat, rasanya tak sakit lagi."

"Tunggu di sini!"

Alister mengejar anak itu.

"Tunggu!"

Anak itu menoleh ke arah Alister.
"Namaku Alister, siapa nama mu? Kenapa kau pergi begitu saja?"

"Nama gue Dityo, hai Alister," jawabnya ramah.

"Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih karena telah menolong Diona."

"Iya sama-sama."

Mereka lalu diam beberapa detik.

"Gue tau lo heran kenapa gue bisa nyembuhin teman lo, maaf gue gak bisa kasi tau alasannya karena gak sembarang orang bisa tau ... bisa dibilang ini rahasia." Papar sang anak yang bernama Dityo itu.

Death Story!(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang