Tonton trailer nya ya👆Jangan lupa like dan comment kalian nanti😘😘
Seorang gadis sedang merebahkan tubuhnya di ranjang sebuah kamar dengan nuansa biru muda. Kedua telinganya telah disumbat dengan earphone. Dia bersenandung sirama dengan alunan nada yang menggema di telinganya
Hingga suara yang terdengar dari pintu pun tidak membuatnya terusik sedkitpun.
Sampai seorang wanita paruh baya sudah berdiri di ambang pintu.
" Ya Allah.... anak ini pantas aja di panggilin gak nyaut" Wanita itu mengeluh.
"Naava..." Panggilnya sambil mengguncang bahu anak gadisnya.
Naava menoleh dan menemukan Mama nya sudah duduk di tepi ranjangnya. Sontak dia melepas kedua earhone nya, lalu bangkit untuk duduk.
"Mama kok udah di sini sih?" Tanya gadis itu masih dengan ekspresi bingung.
"Mama malah udah dari tadi gedor-gedor kamar kamu sama manggilin kamu" Tutur Mama nya.
Naava menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil menyengir tanpa dosa, sedangkan Mama nya geleng-geleng kepala dengan kelakuan anak gadisnya.
"Emang ada apa, Ma?"
"Turun, ada tamu di bawah"
Dahi Naava berkerut, seingatnya dia tidak punya janji dengan temannya.
"Tamu Naava?" Naava bertanya untuk memastikan
"Tamu nya Papa"
Tamu Papa nya kenapa Naava yang turun?
"Emang Papa nggak ada? Kan tamunya Papa"
"Papa udah di bawah. Kamu harus nemuin tamunya juga"
Untuk apa sih?
"Ayo turun" Ajak Mama nya.
"Iya iya, Mama turun dulu. Nanti Naava susul"
Mamanya pun keluar dari kamarnya.
Naava mendengus kesal. Kenapa dirinya harus turun juga? Toh Papa nya sudah menemui tamunya.
Akhirnya Naava turun dengan muka penuh kekesalan dan menuju ruang tamu. Disana ada Papa nya, Mama nya, dan..? Ada seroang pria disana yang tersenyum ke arahnya.
Mata pria itu menangkap Naava yang berdiri beberapa langkah di belakangnya. Gadis yang memakai celana kain se-lutut, kaus rumahan dengan rambut di cepol yang agak berantakan. Cantik.
Naava melanglahkan kakinya duduk di samping pria itu, tapi berjarak satu kursi di antara mereka.
"Naava, kenalkan. Dia Dimas, anaknya teman Papa"
Naava melihat pria yang katanya bernama 'Dimas' ini. Pria itu mengulurkan tangan pada nya.
Jika saja tidak ada Papanya, Naava enggan menerima uluran tangan itu. Tapi karena keadaan di lain pihaknya maka dia menerima uluran tangan pria itu.
"Dimas.."
"Naava.." Balasnya singkat.
"Dimas ini adalah calon suami kamu"
Mata Naava langsung melebar mendengar penuturan Papanya.
"P-Papa bercanda kan?"
"Papa nggak bercanda Naava" Naava mendengus pelan lalu menatap Dimas.
Terlihat pria itu tersenyum penuh arti. Sepertinya dia sudah mengetahui akan hal ini.
Naava bangkit berdiri "Naava mau ke kamar dulu" Tanpa menunggu jawaban dari siapapun Naava naik ke lantai dua dengan langkah uring-uringan dan masuk ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan (S&M) END
Fiksi RemajaSaat luas nya kesabaran Samudra menerima keegoisan Maheswari yang menolak perjodohan mereka. Siapa yang akan menang, luasnya kesabaran Samudra atau tingginya keegoisan Maheswari? Aku mengajak kalian menjadi saksi, bagaimana kisah ini terjadi. Naava...