S&M 8

232 21 12
                                    

Bruk..
Dimas mengalihkan fokusnya yang semula dari layar laptopnya pada gadis yang berdiri di pintu ruangannya masih menggunakan seragam SMA nya.

Gadis itu menatapnya dengan tajam, lalu dia berjalan mendekati Dimas dan meletakkan paper bag yang dia bawa dengan kasar.

"Assalamu'alaikum dulu" ujar Dimas memulai dengan tenang.

Naava membuang nafasnya kasar, saking marahnya dengan Dimas. "Assalamu'alaikum" ucapnya cuek

"Wa'alaikumussalam" jawab Dimas "ada apa?"

"Apa lo yang kirim ini ke sekolah?!" Tanya Naava emosi.

Dimas memperhatikan paper bag hitam yang di bawa naava. "Iya, kenapa?"

"Lo masih tanya kenapa, lo tau gak sih--"

"Sstttt!!!" Naava tidak jadi melanjutkan ucapannya karena Dimas menyuruhnya diam.

"Apa sih? Gue tuh mau ngomelin lo belum selesai!!" Ucap Naava semakin emosi. Pasalnya Dimas menjeda ucapannya.

Dimas menarik pinggang Naava hingga sangat dekat dengannya. Membuat Naava sejenak menahan nafasnya. Tatapan Dimas tertuju pada mata Naava, membuat Naava semakin deg deg an.

"Ada yang dengar kita" ucapnya berbisik.

Naava mengerutkan dahi, matanya memperhatikan sekitar mereka. "Siapa?" Tanya Naava karena tidak menemukan siapa pun.

Tanpa menjawab Dimas menarik tangan Naava yang menuju ke pintu ruangannya.

"Ada siapa?" Naava masih tidak tahu siapa yang menguping pembicaraan mereka.

Dimas langsung membuka pintu, dan langsung menampilkan satu karyawan laki-laki Dimas dan sekretaris Dimas terhuyung akibat pintu dibuka secara tiba-tiba.

Naava membulatkan matanya, melihat apa yang sekarang ada di depan matanya. Apakah benar-benar ada ya karyawan yang kepo begini?

"Sedang apa kalian berdua disini?" Tanya Dimas dingin.

Sedangkan Aryo dan Siska langsung kelabakan mencari alasan yang tepat.

"E-emm itu pak, kami sedang mencari pulpen Siska tadi yang jatuh disekitar sini" jawab Aryo gugup "iya kan, sis?" Ujarnya mencari pembelaan

Sementara Siska sudah berkeringat dingin dan tidak menjawab apapun. Mungkin batin Aryo berkata dasar temen laknat lo, sis.

"Sudah! Kalian berdua kembali ke tempat kalian!" Tegas Dimas pada keduanya.

Siska dan Aryo langsung tegak "baik pak" ucap keduanya serempak. Lalu kembali ke tempat masing-masing.

Dimas kembali menutup pintu, dia memijat pelipisnya setelah menghadapi karyawannya yang anti-mainstream itu.

"Karyawan lo emang gitu semua?"

"Gak semua, cuma mereka aja yang absurd"

Dimas duduk di sofa ruangannya. Lalu menepuk sisi sebelahnya duduk, agar Naava duduk disana. Naava juga mengerti perintah itu. Lalu Naava duduk di sebelah Dimas, meski agak jauh.

"Naava, apakah kamu tau tujuan utama dari perjodohan kita?"

"Tau. Supaya gue bisa dapet suami yang baik sesuai kriteria Papa gue, dan menurutnya elo orang yang tepat. Tapi bagi gue enggak!"

"Kalau bukan itu tujuannya"

Alis Naava bertaut satu sama lain. "Maksud lo?"

"Aku mau cerita dulu sama kamu, boleh?"

Perjodohan (S&M) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang