S&M 18

236 27 2
                                    

Yukk lah vote dan comment kalian dulu😘❤️
.
.
.
.
.
.
.
.

Apakah benar kamu duniaku?
_Oji Bagaskara

Untuk kedua kalinya Naava memasuki rumah besar Dimas. tapi entah kenapa gadis itu malah justru menuju ke garasi Dimas. Garasi yang begitu luas dan besar. Ada banyak mobil disana tapi netra Naava justru jatuh pada motor besar hitam milik Dimas.

"kamu punya motor?" tanya Naava sambil mengelus tangki motor Dimas. Seketika Naava ingin menenggelamkan dirinya saja dilautan saat menyadari pertanyaan bodohnya ini.

Naava meringis menatap Dimas. "oh iya. Bagaimana kamu nggak punya motor. Mobil aja kamu bisa beli sebanyak ini. Gimana motor." Ujarnya sambil mengedarkan pandangannya pada seluruh ruangan.

Dimas terkekeh dengan tingkah menggemaskan Naava. Sejak malam itu Naava banyak sekali berubah. Sosok Naava yang ceroboh, kekanak-kanakan, konyol. Semua terlihat.

Hari ini adalah hari khusus Naava dari Dimas. Jadi hari ini Naava boleh mengajak Dimas kemana saja. Sebagai hadiah sebentar lagi gadis itu akan memasuki Ujian Nasional.

"kenapa kamu lebih suka pakai mobil? Bukannya lebih enak pakai motor ya. Jadi kalau macet geraknya bisa sedikit lebih cepat."

Dimas mendekati Naava, mengacak puncak kepala gadis didepannya. "iya lebih cepat. Tapi karena kebutuhanku keluar rumah adalah ke kantor jadi lebih efisien kalau aku menggunakan mobil."

Naava mengangguk. Dimas melihat tangan gadisnya yang terus mengelus body motornya. "kamu mau kita keluar naik motor?" tawar Dimas.

"kamu bisa ngendarai motor?" ujar Naava bahkan membelalakkan matanya terkejut.

Dimas tertawa. Kemudian mengacak puncak kepala gadisnya. Kemudian berlalu ke dalam rumah untuk mengambil kunci motor. Meninggalkan Naava yang membeo ditempat.

Seketika ia menepuk dahinya. Bagaimana bisa dia bertanya hal konyol itu lagi? Sudah sepertinya citra Naava sebagai gadis anggun suda hancur di mata Dimas. Entah kenapa sekarang kebobrokannya yang terbongkar satu-persatu didepan Dimas. "dasar bego."

Motor Dimas sudah melaju di jalanan bersama kendaraan lain. Dimas menatap wajah Naava dari spion. Gadis itu terlihat begitu menikmati.

"Kita mau kemana Dimas?"

"Kemanapun. Asal kamu senang."

"Muter-muter sama kamu aja aku sudah senang."

"Kalau jajan senang?"

"Leeebiiihhhh senang!!" Pekik Naava kencang.

Wwooohoooo~~

Dimas menghentikan motornya di pusatnya jajanan kota. Dimana banyak sekali pedagang disini. Turun dari motor saat Dimas melepas helm nya justru membuat rambutnya berantakan.

Tangan Naava terulur untuk membenarkan tatanan rambut Dimas. "Terbiasa lihat rambut kamu rapi. Jadi pas lihat berantakan begini aku gak suka." Ucap Naava sambil terus merapikan rambut Dimas.

Sementara sang pemilik diam saja. Toh dia malah suka di perlakukan Naava seperti ini.

"Udah yuk."

Mereka langsung berjalan beriringan. Tidak perduli dengan sinar matahari disiang bolong seperti ini.

Kondisi tempat ini begitu ramai oleh para pengunjung. Hingga terkadang sesekali Dimas berjarak beberapa orang dengan Naava. Saat posisi mereka berdekatan Dimas langsung menggenggam tangan Naava.

Perjodohan (S&M) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang