Berita putusnya Naava dan Oji sudah menyebar kesegala penjuru sekolah. Apalagi kabar Naava yang tadi pagi-pagi didatangi Dimas. semakin membuat panas gosip sekolah. Cuacanya mendung tapi karena gosip hari ini begitu panas jadi Naava merasa atmosfir disekitarnya mendidih.
"masa sih Naava sama Oji putus?"
"iya. Katanya gara-gara salah satunya selingkuh."
"yang selingkuh Oji atau Naavanya?"
"gatau. Katanya sih Naava kan tadi pagi udah disamperin cowok aja tuh anak."
"oh iya sih. Kalau baru putus udah disamperin cowok berarti dekatnya udah lama dong."
"bener tuh. Gak nyangka sih kalau Naavanya yang selingkuh. Gua kira si Oji."
Naava menunduk dengan dalam. Vera dengan setia ada disampingnya. Mengelus bahu Naava agar gadis itu merasa lebih tenang.
Memang dasar kaum lambe turah sekolahan!! Gak tau cerita aslinya asal jeplak aja mulutnya.
"heh kalian!" Vera berbalik badan menatap siswi-siswi yang baru saja ia lewati dan sedang membicarakan Naava.
Keempat siswi itu menatap sinis ke arah Vera yang sudah menatap mereka tajam.
"lo pada kalau gak tau cerita aslinya gausah ngomong yang enggak-enggak!"
Salah satu dari mereka gadis dengan riasan make up yang paling menonjol diantara yang lainnya tersenyum sinis pada Vera sambil berjalan maju. "sorry ya. Gue sama mereka bukan ngomong yang enggak-enggak. Memang kabarnya begitu." lalu matanya beralih menatap Naava yang berdiri membelakanginya. "temen lo itu. Murahan." Sarkasnya.
"JAGA YA MULUT LO." Vera kepalang emosi hendak menampar gadis didepannya. Tapi urung saat Naava menghentikan niatnya.
"udah Ver. Gausah diladenin. Kita pergi biarin aja." Bisik Naava.
"kenapa lo ngerasa ucapan gue bener kan?" Naava diam. Sebenarnya Naava juga salah. Dia dekat dengan Dimas yang sudah jelas akan bertunangan. Tapi masih berhubungan dengan Oji. Sekarang dia tau kata apa yang patut dia terima 'murahan'. "oh gue denger-denger juga cowok lo yang sekarang pengusaha kaya. Jangan-jangan, lo deket dia juga karena ngincar uangnya ya."
Tangan Vera sudah mengepal kuat. Tidak tahan dengan ucapan gadis ini yang menghina Naava.
Kemudian gadis satunya dengan roll rambut di poni depannya bersedekap dada mendekat pada mereka. "ck ck ck. Demi uang rela deket sama om yang lebih tajir. Udah dapat apa aja lo." Ucapnya sambil meneliti Naava dari atas sampai bawah. "oh atau lebih tepatnya udah di apain aja."
Plakk!
Lagi. Naava menampar seseorang. Ia menatap nyalang gadis didepannya yang memegangi pipi kirinya menahan panas yang menjalar disana.
"gue ngelarang Vera berharap lo diem. Dan ternyata lo semakin ngelunjak. Gua putuskan gue gak mau tangan temen gue capek jadi lebih baik gue sendiri yang lakukan."
Naava menyeret Vera untuk menjauh dari siswi-siswi kaum lambe turah sekolahan itu. Baru tiga langkah Naava sudah melihat Dimas berdiri didepannya. Otomatis langkahnya berhenti.
Satu tetes air mata Naava jatuh. Pertahanan yang dia tahan sedari tadi runtuh. Gengsinya menahan agar air matanya tidak turun didepan orang-orang sekolahnya. Dimas mendekati Naava menghapus jejak air mata di pipi lembut gadis ini. Ia sudah pernah bilang bukan, bidadari Dimas Samudra tidak boleh menangis.
"kakak ipar. Mereka tadi—" ucapan Vera terhenti begitu Dimas mengangkat tangannya. Memberi isyarat kalau dia harus menghentikan ucapannya.
"saya sudah tau semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan (S&M) END
Fiksi RemajaSaat luas nya kesabaran Samudra menerima keegoisan Maheswari yang menolak perjodohan mereka. Siapa yang akan menang, luasnya kesabaran Samudra atau tingginya keegoisan Maheswari? Aku mengajak kalian menjadi saksi, bagaimana kisah ini terjadi. Naava...