Naava melihat pantulan dirinya di cermin. Memakai gaun se lutut berwarna putih gading, rambut yang sudah di tata, juga riasan wajah yang terlihat sempurna di wajahnya. Tapi ada satu yang tidak ada disana. Senyum Naava tidak tercetak.
"Ayo kita turun" Ajak Novi pada anak gadisnya.
Sampai di lantai satu, Papa nya tersenyum melihat Naava yang tampil begitu anggun. Ternyata anaknya sudah besar sekarang, sebentar lagi dia akan melepas putri nya saat dia menikah.
"Nggak ada yang ketinggalan kan, Ma?"
"Sudah tidak ada, Pa"
"Yasudah, kita langsung berangkat saja"
Naava terus diam di dalam mobil, dia memang terlihat pasrah. Tapi dia tidak akan membiarkan perjodohan ini nantinya benar-benar terjadi.
Mereka telah sampai di Restoran bintang lima yang sangat terkenal. Naava sangat sebal dengan Mama, Papa nya. Makanya sampai saat ini pun senyumnya tidak kunjung ada.
"Naava.. Senyum dong, kan sebentar lagi keluarga Dimas dateng" bujuk Novi
Naava menoleh pada Mama nya lalu sedetik kemudian dia tersenyum meringis, ala-ala senyum Pepsodent.
"Ya bukan senyum yang gitu, Nak. Senyumnya yang anggun"
Naava mendengus sebal sambil melipat kedua tangannya di depan dada
"Papa sudah bilang kan, kalau kamu aneh-aneh Papa masukin kamu ke kandang macan"
Naava memutar bola matanya malas. "Iya-iya nanti kalo keluarga Dimas dateng Naava senyum. Senyum yang anggun" Naava menekankan kata 'Senyum yang anggun'
Novi mengelus kepala Naava dengan lembut
Tak lama setelah itu keluarga Dimas datang dan duduk di depan keluarga Naava.
"Novi, bagaimana kabar nya? Tambah keliatan cantik aja" Puji Dina pada Novi. Dina adalah Mama nya Dimas
"Aah bisa aja, Din. Kamu juga kelihatan makin cantik kok" lalu keduanya tertawa selayaknya Ibu-Ibu arisan yang bertemu.
Oohh Naava sungguh boosaan
"Gilang, gimana kabarnya sehat?"
"Ya kamu liat sendiri Rendra, aku masih segar bugar kan"
"Iyaa, kamu benar"
Dimas menyalimi orang tua Naava, begitu pun Naava menyalimi orang tua Dimas. Dengan senyum anggun yang dipaksakan.
Ini pertama kalinya Naava bertemu keluarga Dimas, juga tidak bisa di pungkiri kalau dia merasa canggung.
Dina tersenyum pada Naava "Anak kamu cantik ya, Vi"
"Iya dong kan Mama nya juga cantik" Jawab Novi sambil tersenyum
"Terima Kasih, Tante" jawab Naava seadanya.
"Jangan panggil Tante, panggilnya Mama juga nggak apa-apa"
Naava tersenyum malu dengan sikap Mama nya Dimas.
"Oh iya, kalian sudah saling mengenal kan sebelumnya?" Tanya Dina dengan menatap Naava dan Dimas secara bergantian.
"Iya, Ma. Sudah" Jawab Dimas
"Baguslah.."
"Kalian nggak mau keluar, untuk ngobrol berdua gitu?" Tanya Gilang
"Boleh, Pa. Yuk, Va kita keluar" Jawaban Dimas otomatis membuat Naava mendelik
Yang bener nih orang? Mau ngomong apa sih? Orang nggak pernah akur juga.
"Tuh sama Dimas di ajak, ikut aja sana" bujuk Mamanya dan Naava tidak bisa membantahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan (S&M) END
Teen FictionSaat luas nya kesabaran Samudra menerima keegoisan Maheswari yang menolak perjodohan mereka. Siapa yang akan menang, luasnya kesabaran Samudra atau tingginya keegoisan Maheswari? Aku mengajak kalian menjadi saksi, bagaimana kisah ini terjadi. Naava...