S&M 2

354 23 6
                                    

"Naava.." Naava menghentikan langkahnya "Papa mau bicara sama kamu"

Naava menatap Papa nya

"Duduk!" Titah Papa nya. Dan langsung di jalankan oleh anak gadisnya

"Perjodohan kamu dengan Dimas, tidak bisa kamu tolak" Mata Naava membulat

"Pa, Naava ini masih sekolah loh. Kelas 3 SMA" Ucap Naava dengan menekankan kata 'Kelas 3 SMA'

"Lalu apa masalahnya? Toh sebentar lagi kamu masuk semester akhir, dan akan lulus kan? Apa masalahnya?"

"Masalahnya Naava nggak suka sama dia"

"Yaa.. selama beberapa bulan kedepan bisa kamu coba buat suka sama dia"

"Mamaaa... Papa tuuhhh" Naava mengadu pada Novi, selaku Mama nya

"Ini yang terbaik buat kamu, Nak"

Naava mendengus, kenapa tidak ada yang memihaknya disini?

"Dimas adalah orang yang tepat untuk jadi suami kamu. Dia ganteng, dia sudah kerja, mengurus perusahaan sendiri, punya rumah sendiri, mandiri, anaknya baik. Kurang apa coba?"

Naava memutar bola matanya. Malas.

"Besok malam, acara perjodohan kalian. Papa nggak mau ada pertentangan, apalagi acara kabur-kaburan" Mata Naava melotot dengan penuturan Papa nya "Kalau kamu macam-macam atau pakek acara kabur-kaburan. Papa bakal kurung kamu di kandang Macan!"

Ini bokap gue serem amat dah?

"Papa tega ngumpanin Naava ke kandang Macan?" Rengek Naava

"Kalo kamu lebih nakal lagi, Papa malah bakal cari hewan yang lebih buas!"

"Mamaaa..." Rengeknya lagi

"Papa kamu Cuma bercanda kok"

Naava memanyunkan bibirnya "Tapi Papa serius tentang perjodohan kamu tadi. Papa nggak mau tau, setelah kamu lulus Papa akan tetap tunangkan kamu dengan Dimas, dengan atau tanpa persetujuan kamu"

******

Dimas sedang bergelut dengan fikirannya sendiri. Dia tidak akan bisa tenang jika masih satu rumah dengan Papa nya seperti sekarang.

Papanya tidak akan membiarkannya megurus semua dokumen sendiri, padahal Dimas sudah melakukan semuanya dengan benar dan penuh perhitungan.

Apa dia harus keluar dari rumah ini?

Dimas menuruni tangga dengan koper besar di tangannya.

"Kamu mau kemana, Nak?"

Tidak mungkin Dimas bilang alasan yang sebenarnya kepada Mama nya.

"Dimas mau menempati Rumah Dimas, Ma"

"Sekarang?"

"Dimas harus adaptasi, supaya nggak kaget"

Mama nya tampak mengalihkan pandangan matanya, tidak yakin dengan pilihan anaknya.

"Mama jangan khawatir, Mama baik-baik disini sama Papa ya?"

"Kamu juga baik-baik ya di sana"

Dimas mengangguk "Pasti.."

Dimas menyalimi tangan Mama nya. Lalu berjalan ke arah pintu.

"Mau kemana kamu?" Pandangan mata Gilang beralih pada koper yang dibawa Dimas "Kenapa bawa koper?"

"Dimas mau nempatin rumah Dimas sendiri" Lalu Dimas menyalimi tangan Papanya. Tentu, Dimas tidak akan mengurangi rasa hormatnya "Dimas pamit, Pa"

Perjodohan (S&M) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang