Tapi ini kan bukan di bandara...
Naava sempat meragukan Dimas yang mengatakan akan mengajaknya terbang. Kalau terbang pasti dia akan mengajaknya ke bandara. Tapi ini?
"Lo bohongin gue ya?!" Sungut Naava marah.
"Bohong apa? Aku gak bohongin kamu kok" jawab Dimas berjalan mendekat.
"Lo bilang mau ajak gue terbang, tapi kan ini bukan bandara!!" Naava sengaja meninggikan suaranya, karena di tempat ini anginnya seperti di pantai.
"Aku memang mau ajak kamu terbang, tapi nggak melalui bandara"
"Maksud lo!!!"
"Skydiving" ujar Dimas santai, membuat Naava membelalakkan matanya.
"SKYDIVING!!! Lo gila ya! Gak gak gue gamau!"
Dimas menahan kepergian Naava, "hei, mau kemana?"
"Gue gak mau ikut lo, gue gak pernah skydiving!"
"Ya makanya biar pernah"
"Gak mau!!!"
Dimas menarik Naava sampai jarak di antara mereka sangat dekat. Sial. Perasaan ini lagi datang pada Naava, jantungnya tidak bisa dikontrol.
"Coba dulu, kamu akan bisa lihat pemandangan dari atas nanti."
"Bukan gitu" ujar Naava dengan nada lemahnya.
Entah, apakah dia sudah terhipnotis dengan suara berat Dimas, juga aroma memabukkan pria ini.
"Trus?"
"Gue takut jatuh"
"Gak akan jatuh"
"Darimana lo tau?"
Dimas tersenyum. Senyum yang semakin membuat Naava tidak sanggup lagi berdiri andai sekarang Dimas tidak menahan kedua bahunya. Dimas merapikan rambut Naava, di selipkan kebelakang telinganya.
"Kamu pegang tangan aku sekarang" Naava menatap telapak tangan Dimas yang menanti telapak tangannya untuk di genggam.
Dengan perasaan sedikit ragu Naava meletakkan tangannya di genggaman tangan Dimas yang terlihat lebih besar dari miliknya.
"Kalau seandainya sesuatu terjadi nanti saat kita di atas, apapun keadaanya aku nggak akan lepasin tangan kamu"
Entahlah, ucapan Dimas terdengar seperti sebuah janji di telinga Naava. Mata Naava seolah memancarkan binar penuh percaya pada pria di depannya ini.
🕊️🕊️🕊️
Selama di dalam pesawat Dimas tetap menggenggam tangan Naava, bisa Dimas rasakan bahwa tangan gadis ini sangat dingin dan berkeringat. Dimas tau rasa takutnya, tapi Dimas ingin Naava merasakan sensasi terjun payung begini.
Saat komando bahwa mereka harus bersiap untuk akan terjun Dimas merasakan Naava semakin takut.
"Naava.."
Naava menoleh "nanti saat pintu pesawat di buka, jangan lihat ke bawah. Kalau kamu mau turuti apa kataku, kamu nggak akan takut"
Naava mengangguk patuh. Sepertinya memang baru kali ini Naava patuh pada Dimas.
Akhirnya semua di suruh bersiap-siap untuk terjun. Dimas dan Naava sudah sama-sama memakai alat pelindung diri, juga Naava sudah diikat pada Dimas.
Dimas menatap Naava yang tepat di depannya. "Aku udah sering skydiving"
Beberapa yang lain sudah terjun, dan sekarang giliran Dimas dan Naava. "Jangan lihat bawah Naava, lihat langitnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan (S&M) END
Teen FictionSaat luas nya kesabaran Samudra menerima keegoisan Maheswari yang menolak perjodohan mereka. Siapa yang akan menang, luasnya kesabaran Samudra atau tingginya keegoisan Maheswari? Aku mengajak kalian menjadi saksi, bagaimana kisah ini terjadi. Naava...