Naava menidurkan kepalanya di atas meja dengan lemas. Melihat hasil ulangan matematikanya yang sangat amat hancur. Ia mengingat betul kata Bu Indy tadi, "ada apa dengan kamu Naava? Apakah kamu tidak siap ulangan kemarin?"
"Va, lo nggak pulang apa? Kelas udah sepi nih." Tanya Vera. Tapi Naava tetap tidak bergeming ditempat. "gue pulang dulu. Nanti kalau gue ditanya calon suami lo harus jawab apa?"
"bilang aja gue lagi males." Jawab Naava tanpa merubah posisinya. Membuat Vera berdecak sebal lalu keluar meninggalkan temannya sendirian.
Naava merasa sangat lemas. Tidak biasanya dia seperti ini, ditambah lagi Oji yang beberapa hari ini menghindarinya. Apakah karena kejadian malam itu?
"kok belum pulang?" Naava berharap itu adalah suara Oji. Tapi tidak. Suara itu milik Dimas.
Ia duduk disamping Naava. Melihat kertas hasil ulangan gadis ini. Terpampang dengan jelas angka 60 disana.
"kamu dapat nilai 60?" Naava berdecak kesal. Ia bangkit menatap Dimas.
"gue gal siap."
"gak siap atau nggak belajar?"
Naava bungkam sepersekian detik. "Dua-duanya."
Dimas menghembuskan nafas panjang. Ia meraih tas Naava, memasukkan buku dan beberapa barang-barang Naava. "ayo. Kita ke rumah. Kamu kerjakan ulang soal ini." Ajak Dimas.
Naava menahan tangannya. "ke rumah siapa?"
"rumah ku lah."
"yang ada orang tua lo nggak?"
"nggak dong."
"gamau ah. Anterin gue pulang aja. Masa gue mau ke rumah cowok, mana Cuma berdua lagi. Nanti apa kata tetangga lo."
"yaudah, mau kamu gimana?"
"ajak Vera boleh?" tanya Naava saat mereka sudah berjalan di lorong sekolah.
"boleh."
Naava terlihat senang. "yaudah. Gue ajak dia." Lalu ia teringat sesuatu. "tapi kan, dia udah pulang." Ucap Naava saat Dimas sudah membukakan pintu mobil untuknya.
"ya kita jemput dong. Gitu aja kok susah." Jawab nya lalu menutup pintu mobil. Ia berjalan memutari mobil masuk ke kursi kemudi. Melajukan mobilnya membelah jalanan.
Sampainya di rumah Vera. Naava memohon-mohon pada gadis itu agar ikut ke rumah Dimas. Dan yaps, Vera menyetujuinya.
🕊️🕊️🕊️
"gue gak mau ya jadi obat nyamuk kalian disini." Ucap Vera angkuh sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Mereka bertiga ada di ruang tamu rumah Dimas dengan pintu yang dibuka begitu lebar.
"mana dapur lo, calon kakak ipar? Mau gue rampok isi kulkas lo."
"Bi. Tunjukin ke dia arah dapur." Ucap Dimas pada pembantunya.
"iya, Den. Mari non"
Vera mengikuti langkah Bi Inah. Membawanya ke dapur Dimas. Ditengah perjalanan Vera melihat ruang televisi Dimas yang luas.
"enak juga ruang TV nya. Nanti gue disini aja deh, dari pada jadi obat nyamuk mereka." Gumam Vera.
Kembali pada Naava dan Dimas di ruang tamu. "aku kasih kamu waktu untuk baca materinya. Nanti aku kasih soal yang sama dan aku tambah beberapa soal lagi." Perintah Dimas yang langsung dituruti Naava.
"lho, Bi. Teman saya tadi mana?" tanya Naava. Saat melihat Bi Inah kembali sendiri.
"oh teman non tadi di ruang TV."

KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan (S&M) END
Teen FictionSaat luas nya kesabaran Samudra menerima keegoisan Maheswari yang menolak perjodohan mereka. Siapa yang akan menang, luasnya kesabaran Samudra atau tingginya keegoisan Maheswari? Aku mengajak kalian menjadi saksi, bagaimana kisah ini terjadi. Naava...