Yuhuuuuu. Part ending nih. Gimana rasanya sama cerita ini?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jangan lupa vote dan comment kalian oke😘❤️
I love you❤️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Prosesi Akad nikah dilakukan pagi jam 08:00. Kurang tiga puluh menit lagi Akad nikah akan dimulai. Pelaksanannya dilakukan dirumah Dimas sendiri dan dihadiri keluarga inti dari keluarga Dimas dan Naava.
Lelaki dengan jas hitamnya itu berdiri didekat jendela. Dimas merasakan tepukan di bahunya maka ia sontak membalikkan badan. Berdiri Papanya disana.
"tenang. Gak usah tegang gitu, pasti lancar kok nanti." Ujar Gilang menenangkan anaknya.
"sesering apapun Papa bilang seperti itu ke Dimas tetap saja jantung Dimas nggak bisa diajak kompromi."
"lagian mikir apa sih? Pasti lancar nanti ijab nya."
"tapi, Pa—"
"Dimas ayo penghulunya sudah datang." Dina yang barusaja datang langsung menyela.
"sudah datang, Ma?"
"Iya ayo!"
"tenang. Santai aja." Ucap Gilang lagi sebelum Dimas berjalan mengikuti Mamanya.
Duduk di tempat akad jantung Dimas semakin tidak terkendali. Bagaimana tidak. Tinggal menghitung beberapa menit lagi tanggung jawab seorang gadis akan berpindah pada dirinya.
"pengantin wanitanya silahkan dipanggil." Ucap pak penghulu.
"oh baik. Sebentar Pak."
Dina beranjak pergi untuk memanggil Naava ke tempat prosesi.
Sementara di dalam kamar Rias Naava sedang bersama Mama dan Papanya.
"nggak terasa anak Papa sudah besar sekarang. Sampai tiba waktunya bagi Papa untuk menyerahkan kamu kepada seorang lelaki yang akan mendampingi hidup mu, Nak." Ujar Rendra.
Gadis dengan kebaya putih dengan sanggul berhiaskan bunga melati itu beranjak berdiri. Menatap Papanya yang matanya sudah berkaca-kaca. Tanpa banyak bicara lagi ia menghambur ke pelukan Papanya.
Sementara Mamanya mengelus punggung putrinya untuk menenangkan anak gadis semata wayangnya yang sebentar lagi akan ia lepas.
Diambang pintu Dina menahan haru melihat kejadian didepan matanya. Tidak tega baginya untuk merusak suasana antara orang tua dan anak ini. Tapi dibawah semua orang sudah menunggu.
"Novi.." panggil Dina.
Ketiga orang disana menatap ke arahnya dan langsung berusaha menyembunyikan tangisan haru mereka. Dina masuk dengan senyum yang tidak bisa dikatakan tulus. Ia juga tidak tega dengan keharuan yang barusaja ia jeda.
"Naava sudah di panggil ke bawah." Matanya menatap pada Rendra. "sebaiknya Mas Rendra turun dulu. Biar aku dan Novi yang membawa Naava turun." Lanjutnya.
Rendra mengangguk dan langsung keluar kamar. Tapi sebelum itu sempat menatap putrinya terlebih dahulu.
Begitu Naava sudah dibawa turun dan duduk disamping Dimas. Entah mengapa Naava merasa jantungnya berdetak semakin cepat dan tidak beraturan. Membuatnya meremas ujung jarinya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/236004284-288-k777189.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan (S&M) END
Ficção AdolescenteSaat luas nya kesabaran Samudra menerima keegoisan Maheswari yang menolak perjodohan mereka. Siapa yang akan menang, luasnya kesabaran Samudra atau tingginya keegoisan Maheswari? Aku mengajak kalian menjadi saksi, bagaimana kisah ini terjadi. Naava...