j - side story

153 15 1
                                    


Bentar gue mau narik napas dulu.

Hfffttt....

Ck.

Mager banget astaga.

Sumpah gue paling mager nyeritain tentang ini. Tentang sosok cowok bernama Wen Junhui yang nggak sengaja jadi temen sekelas gue di sma. Gue pikir, gue sama Junhui emang hanya sebatas temen sekelas biasa.

Apalagi, dengan sikap Junhui ke gue yang cuek banget. Gue sama Junhui sebelum dipertemukan di satu kelas permanen yang sama, sebelumnya juga berada di satu gugus waktu mpls. Seharusnya gue sama dia bisa lebih akrab dong? Tapi nyatanya enggak tuh.

Dan sikap cueknya Junhui hanya ditujukan ke gue. Maksudnya, ke anak-anak di kelas atau lebih spesifiknya anak-anak cewek si Junhui enggak secuek itu. Dia bisa ngakak kenceng atau bikin jokes-jokes receh ke mereka. Bahkan, dengan anak cewek paling pendiam di kelas aja si Junhui nggak cuek, cih.

Tapi kenapa kalau sama gue, dia mendadak jadi es batu?

Jangankan senyum, ngelirik gue aja kayaknya nggak pernah tuh.

Eh tapi feeling gue, si Junhui pernah laporan ke Mas Yoyo kalau gue terobsesi ke si anak olimpiade fisika kelas mipa-5 itu. Nggak tau sih bener apa nggak. Mau tanya Wonwoo juga canggung. Ngapain juga, dih? Apalagi tanya ke Mas Yoyonya langsung, beuhh. Mengingat fakta dia udah punya si Miyeon dan gue sama Hanbin hehe..

Ya walaupun kayaknya Miyeon nggak seprotektif itu, tapi canggung juga kan? Terus si Hanbin sial–eh, maksudnya Hanbin sayang yang sifatnya kayak gitu bisa-bisa dibikin bakso gue kalau sampek chat sama Mas Yoyo.

Oke, kembali ke Junhui.

Walaupun terhitung jari, seenggaknya gue sama Junhui pernah ngobrol sih selama 3 tahun belakangan ini. Dan yang paling gue inget, waktu gue random nanya ke dia "motivasi lo ngambil un fisika apa?"

Iya beneran gue nanya gitu ke dia. Wonwoo aja nggak gue tanyain. Soalnya dia sendiri bilang, "gue mau ngambil yang paling susah. Fisika aja."

Nah kalau Junhui nih bikin gue penasaran. Menurut pengamatan gue, selama ini dia lebih jago di bidang Kimia dibanding Fisika. Biasanya aja waktu ada tugas fisika dia sama anak lain misuh-misuh nggak jelas.

Apalagi waktu kelas 10, dengan guru yang sangat menyebalkan itu. Disuruh bikin rangkuman, dikasih nilai paling tinggi 80 di kelas. Nah si Junhui dapat di bawah 70 hanya gara-gara lupa ngasih satuan di rangkumannya. Misuh-misuh lah dia. Terus mendeklarasikan diri kemusuhan dengan fisika.

Eh, terus di kelas 12 malah mau ngambil UN fisika–hm, walaupun nggak jadi UN ujung-ujungnya.

"Mau kuliah teknik," jawab Junhui singkat. Tanpa ekspresi lagi. Bikin gue ketar-ketir.

"Fighting," balas gue. Tapi dalam hati wkwk.

Beneran dia secuek itu ke gue. Dan gue nggak pernah tau alasannya sampai hari itu datang. Ya walaupun anak cowok yang lain cuek juga, tapi seenggaknya mereka pernah bikin jokes ke gue lah.

Setelah kelulusan online via whatsapp waktu itu, gue masih mengira gue sama Junhui udahan. Maksudnya, kan udah lulus berarti udah jadi alumni dan bukan lagi jadi temen sekelas. Mungkin setelah ngambil ijazah nanti, gue nggak ketemu Junhui lagi.

Tapi....

Tepat saat ulang tahun gue,

Junhui ngucapin.

Di WhatsApp.

Setelah kurang lebih 3 tahun roomchat gue sama dia kosong melompong, akhirnya di hari itu ada isinya juga.

[✔️] i DECIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang