Chap.25

8.6K 870 33
                                    

NB!

Baca ini dulu biar ngerti alur nya!!

Untuk font yang miring semua itu berarti batinnya neng Jiyeon ya....

Sedangkan yang font miring dan diikuti tanda petik di awal dan diakhir itu berarti batin dari salah satu cast.

Okey...enjoy this story!

Hope u like it!!

oOo

Jiyeon, gadis itu berjalan mendekati buku buku yang tertumpuk, mengambil buku tentang politik kerajaan lalu tersenyum sedih.

Berjalan membawa buku itu ke balkon, menatap sendu kearah langit sembari memeluk buku itu erat.

"Menyesal? Menyesal telah memilih dunia novel?" Suara kecil namun terkesan hangat kini terdengar.

Tangan kecil itu mengusap kepala Jiyeon pelan,

"Shine?? Kau ada disini?" Tanya Jiyeon ketika tahu bahwa peri emas itu kembali muncul.

"Kenapa tidak? Ini dunia ku, cantik." Ujarnya lembut.

"Dunia mu? Tapi, kenapa aku tak pernah melihatmu disini?" Tanya Jiyeon lagi, menatap bingung kearah mata emas itu.

"Aku.... Hanya suka berpergian." Ujarnya sembari duduk diatas buku tebal itu dan mengayun ayunkan kakinya gemas.

Jiyeon menatap gemas, ingin ia peluk tubuh yang terlihat rapuh itu, "Aku tidak menyesal Shine, hanya saja... Aku merasa tak enak telah meninggalkan Jieun dalam keadaan menangis seperti itu." Ujar Jiyeon pelan, mengamati langit yang terlihat mendung.

Seakan tengah mencerminkan perasaan Jiyeon saat ini.

Mengingat kembali sang sahabat yang dihujani air asin itu.

Flashback

"Aku memilih dunia novel Shine." Ujar Jiyeon mantap,

Shine tersenyum, "Tapi, kau siap merasakan sakitnya tercabutnya nyawa? Setidaknya kalau kau memilih dunia mu, kau tak akan merasakan sakitnya kematian." Ujar Shine masa bodoh,

Jiyeon menggaruk tengkuknya, "Jangan menggoyahkan aku lagi... Tapi, bisakah aku minta sesuatu? Kumohon!!" Ujar Jiyeon melas.

"Tentu, apa?" Tanya Shine penasaran.

"Aku ingin, pamit ke sahabatku terlebih dahulu, menelponnya untuk terakhir kalinya. Boleh?" Tanya Jiyeon hati hati.

Shine tersenyum, mengangguk pelan menatap hangat kearah Jiyeon,
"Tentu saja, kenapa tidak?"

Jiyeon berjalan kearah portal dunianya, mengunjungi kamarnya untuk terakhir kalinya,
Menuliskan pesan singkat diatas secarik kertas lalu meletakkan kertas itu diatas nakasnya.

Meraih benda kotak hitam miliknya, mengetikkan nama sang sahabat.

"Jiyeon? Ada apa? Butuh sesuatu?" Tanya Jieun dari sebrang sana.

Jiyeon tersenyum, menahan air mata yang sedari tadi ingin jatuh dari pelupuk matanya,
"Tidak... Hanya ingin melihatmu." Ujarnya kearah wajah sang sahabat.

Jieun tertawa renyah, "Apa maksudmu? Apa itu alasannya kamu mengajak aku video call pagi pagi eoh?" Ujar Jieun geli.

"Kau, dirumah ya?" Tanya Jiyeon pelan,

Perfect Villain✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang