26. Clinomania Syndrome

105 15 0
                                    

"Cuma itu lo bilang penting?" tanya Anya. Gadis itu mengepal marah dengan ekspresi mengerikan. Rafi mundur beberapa langkah untuk memberi jarak sebagai wujud menghindari amukan Anya. Rafi tak tahu di mana letak kesalahannya. Setahu dia, apa yang diucapkan sudah lebih dari benar. Tapi, mengapa Anya marah? Pertanyaan itu berputar-putar di benak Rafi. Namun, ia tak kunjung mendapat jawaban.

"I-itu memang penting, kan?" tanya Rafi sambil menunjukkan deretan gigi yang rapi. Lelaki itu mulai berdiri tegap menghadap penuh ke arah Anya yang mulai normal. Gadis itu tak lagi menyuguhkan sorot marah, namun masih terlihat kesal. Dia berkacak pinggang, lalu mendengkus sebal.

"Oke. Ayo, mumpung gue lagi gak pengen marah," ucap Anya berusaha bersabar. Gadis itu masih berusaha menetralkan rasa sebalnya, lalu tersenyum ke arah Rafi untuk memberi kode bahwa dia memang tak ingin marah untuk saat ini.

Rafi tersenyum mendengar ucapan Anya. Mereka berjalan hendak menuju Indomaret. Namun, suara dering ponsel membuat langkah keduanya terjeda. Anya langsung merogoh sling bag yang ia kenakan, lalu menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.

"Halo, Ma?" Dari sini Rafi menyimpulkan siapa yang menelpon. Ia tahu, bahwa wanita paruh baya yang mewawancarainya beberapa hari lalu adalah orang yang menelpon Anya. Terdengar jelas saat gadis itu memanggil dengan sebutan 'Ma' membuat Rafi mendengkus kesal. Entahlah, dia masih ingat betapa menyebalkan calon mertuanya itu. Saat mengaku lebih menyukai Refi dibandingkan Rafi, ia masih mengingat dengan jelas.

"Beneran? Oke, Anya pulang sekarang," ucap Anya. Rafi membulatkan mata saat mendengar penuturan gadis itu. Apa katanya? Pulang sekarang? Ayolah, Rafi akan menjadi orang paling bodoh di rumah setelah ini. Walaupun Refi sama dengannya tengah tak bersama pasangan, tapi lelaki itu tak bisa diandalkan. Saudara kembarnya itu akan berdiam diri di dalam kamar berkutat dengan laptop, kertas, pulpen, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan belajar. Padahal jika dipikir-pikir, weekend itu diadakan untuk ajang bersantai. Tapi, hal itu tak berlaku untuk orang semacam Refi.

"Maaf, Raf. Gue harus pulang. Papa baru balik soalnya. Dia tiga hari lalu ke luar kota dan sekarang baru pulang. Jadi, gue harus balik. Soalnya gue kangen banget sama papa," ucap Anya. Rafi mendengkus sebal, lalu mengangguk.

"Hati-hati, ya. Mau gue antar?" tanya Rafi. Anya sedikit terkejut saat mendengar pertanyaan Rafi. Dia pikir, ada sesuatu yang aneh dari otak pacarnya itu. Sejak kapan Rafi memiliki sikap kepekaan?

"Bol—"

"Gak jadi, deh. Gue berubah pikiran. Gak tahu kenapa, gue lagi pengen rebahan," ucap Rafi. Sudah diduga. Jika Rafi berbuat baik, itu bukanlah perubahan. Melainkan adalah ketidaksengajaan. Untuk saat ini, Anya akan mencatatnya baik-baik dalam otak. Tak boleh terbuai oleh perubahan Rafi. Karena, belum sampai satu menit lelaki itu akan kembali pada dirinya sendiri.

"Oke. Gue mau balik aja. Sendiri," ucap Anya. Dia langsung pergi meninggalkan Rafi di tempat. Lelaki itu tengah menyandarkan tubuhnya pada pintu. Ia memperhatikan Anya yang menaiki motor dengan wajah masam.

"Hati-hati, ya. Jangan lupa lewat tengah," ucap Rafi. Anya tak memberi respons. Rafi mengerutkan kening saat melihat perubahan sikap Anya. Gadis itu terlihat marah. Rafi tahu itu. Tapi, ia tak tahu apa alasan Anya marah. Terutama, marah padanya.

"Salah gue apa?" tanya Rafi pada dirinya sendiri.

Rafi mengedikkan bahu, lalu menutup pintu ganda besar itu. Ia melangkah menuju kamarnya di lantai atas. Rafi sempat menoleh ke arah kamar saudara kembarnya yang sedikit terbuka. Di sana dia melihat Refi yang tengah sibuk dengan jajaran kertas-kertas banyak juga laptop di depannya. Namun, bukan itu yang menarik perhatian. Rafi melihat Retha berbicara pada Refi. Apa yang sedang gadis itu lakukan? Curhat pada Refi? Apakah dia waras? Rafi pastikan, Refi tak akan menjawab sedikit pun. Kulkas berjalan itu akan selalu beku dalam keadaan apa pun.

Clinomania Syndrome [ COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang