9. Aksi Rafi dkk

160 26 10
                                    

Adik kelas bernama Agatha itu mengerjapkan matanya berkali-kali, saat Rafi mengucapkan hal itu.

"Serius, Kak?" tanyanya memastikan

"Iya. Selamat, gadis nomor sembilan puluh dua di SMA Rajawali yang berhasil menjadi pacar gue," ucap Rafi sambil mengacak pelan rambut Agatha, lalu pergi begitu saja bersama Theo dan Andre.

Agatha yang tadinya speechless saat diterima, langsung diam seribu bahasa dan menyumpah serapahi Rafi di dalam hati.

"Apa katanya? Nomor sembilan puluh dua? Pantes aja dia gampang banget nerima gue. Ngoleksi mantan ternyata. Ada, ya, orang koleksi mantan. Kalau mau koleksi itu, koleksi kamera, mobil, rumah, uang. Dasar aneh," batin Agatha sebal. Wajahnya sudah merah padam karena Rafi yang benar-benar menyebalkan.

Di kantin, Rafi langsung memesan makanan di sana. Dia memilih untuk makan di kantin, karena Andre tidak mengizinkan dia makan di UKS.

Ya, Rafi yang mengidap Clinomania itu hampir semua aktivitasnya dia lakukan di atas kasur. Namun, kali ini dia harus menahan rasa inginnya itu demi traktiran.

"Sering-sering traktiran gini, biar uang gue bisa buat beli yang lain," ucap Rafi.

Mereka hanya membalas dengan senyuman, lalu kembali fokus pada makanan masing-masing.

"Kak Rafi," sapa Agatha yang ternyata sudah berada di kantin. Dia yang sudah mengesampingkan tentang status pacar nomor 92 itu sudah bersikap manja.

"Nanti pulang sekolah Kakak naik apa?" tanya Agatha pada Rafi yang tengah menikmati rasa pedas dari makanan yang dia pesan itu.

"Dijemput sopir," ucap Rafi santai.

"Tumben gak bareng Refi? Dia pasti malu punya kembaran kayak lo," ucap Arda asal.

"Hei, mana ada. Malahan, dia bangga punya saudara kembar yang tampan, baik hati, tidak sombong, dan rajin tidur," ucap Rafi bangga.

"Terus, Refi ke mana?"

"Dia olimpiade matematika di pusat," ucap Rafi membuat yang lain mengangguk.

"Kak Refi itu pinter banget, ya? Jadi pengen les privat ke dia," ucap Agatha yang membuat teman Rafi meliriknya tak suka.

"Iya, dia pinter. Kalau mau les, les aja. Biar lo sekalian belajar bahasa alien," sahut Rafi tanpa dosa. Agatha hanya mengerutkan keningnya dalam, karena belum paham akan ucapan Rafi.

"Em-"

"Lo cerewet banget, ya? Gue lagi makan lu nyerocos mulu kayak wartawan. Mending lo pesen makan, makan makanannya, terus duduk diem," ucap Rafi membuat Agatha mengerucutkan bibirnya.

Agatha bangkit dari duduknya, lalu berjalan menuju salah satu stand penjual makanan di kantin.

"By the way, apa maksud lo bahasa alien?" tanya Theo yang memang tidak tahu apa-apa soal Refi. Setahunya, Refi itu siswa pandai yang pendiam. Dia tidak akan berbicara, jika dia menganggap hal tersebut tidak penting.

"Refi itu kalau udah marah, pasti ngomong bahasa luar negeri yang gue sama Retha gak tahu artinya," ucap Rafi sambil meminum kuah dari makanannya itu.

"Kok bisa gitu? Apa karena dia emang pinter?"

"Gak juga, sih. Kata dokter, dia semacam mengidap apa namanya gue lupa. Susah bener nama sindromnya. Kalau gak salah, koceng oren sindrom," ucap Rafi membuat yang lain semakin bingung.

Syndrome apa itu koceng oren? Syndrome itu benar-benar ada, apa hanya buatan otak Rafi yang tak teroorganisir?

"Ada, ya, koceng oren sindrom?" tanya Andre yang juga bingung dengan ucapan Rafi.

Clinomania Syndrome [ COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang