25. Sandal Baru

82 14 0
                                    

Di sinilah Rafi berada sekarang. Lelaki itu tengah berdiri sambil ikut mengobrak-abrik jualan yang dibawa oleh mobil pick up cuci gudang. Rafi tak menghiraukan ibu-ibu di sekitarnya. Dia fokus melihat dan meletakkan kembali barang yang menurutnya tak menarik.

"Mbok, mau beli apa?" tanya Rafi yang mulai bingung ingin membeli apa. Pasalnya, tak ada satu pun barang yang ia ingin atau butuhkan. Terlebih, mendengar label sepuluh ribu dapat tiga membuat Rafi ragu.

"Sandal gue yang putus gara-gara kepleset di kamar mandi aja harganya dua ratus ribu. Ini sepuluh ribu dapat tiga?" tanya Rafi dalam hati. Jika dilihat, barangnya masih baru dan bagus. Tapi, setelah lama berkutat dengan pikiran, akhirnya Rafi berjalan menuju bagian belakang mobil.

"Sandalnya lucu," ucap Rafi sambil meraih sebuah sandal berwarna kuning yang merk-nya tidak ia kenal. Tapi, peduli apa soal merk. Sandalnya putus tadi pagi. Lihat saja, sekarang Rafi mengenakan sandal gunung yang membuat kakinya pegal-pegal.

Rafi membuka sandal yang ia kenakan, lalu mencoba sandal jepit yang ia temukan. Lelaki itu memekik heran saat barang itu pas di kakinya.

"Rafi mau beli ini, Mbok," ucap Rafi sambil memamerkan kakinya yang mengenakan sandal berwarna kuning. Mbok Ijem memperhatikan kaki anak majikannya yang terangkat tinggi hampir menendang wajah seorang ibu-ibu.

"Hati-hati kalau bertingkah. Kamu ini, anak sultan ga ada sopan-sopannya. Untung kamu ganteng, Rafi," ucap ibu-ibu yang hampir Rafi tendang wajahnya.

"Eh? Maaf, Bu. Aku kan gak tahu kalau ibu ada di situ. Maafin, ya. Nanti aku bayarin deh belanjaan ibu," ucap Rafi sambil melepas sandal kuning yang dia kenakan. Ia akan memasangnya kembali saat di rumah nanti.

"Rafi mau beli tiga, Mbok," ucap Rafi sambil memilih kembali warna sandal yang dia inginkan.

"Kamu mau jualan sandal, Rafi? Sampai beli tiga. Kakimu kan cuma sepasang," ucap salah satu ibu-ibu komplek yang rumahnya berseberangan dengan kediaman Rafi.

"Kan aku punya saudara kembar satu sama adik. Aku sebagai kakak tertua yang paling baik sejagat raya mau beliin mereka juga," ucap Rafi penuh percaya diri. Dia langsung memilih dua sandal berwarna biru dan merah muda.

"Rafi mau warna kuning, biru, sama merah muda. Biar kayak Upin, Ipin, dan Kak Ros. Berapa, Pak? Sekalian sama punya Mbok Ijem sama ibu tadi yang mukanya hampir aku tendang," ucap Rafi pada penjual barang cuci gudang itu.

"Totalnya lima puluh ribu semua, Mas," ucap penjual itu membuat Rafi membulatkan mata.

"Lima puluh ribu doang? Serius? Bapak gak salah hitung? Murah banget," ucap Rafi. Bapak itu menggeleng, sementara Rafi langsung mengeluarkan uang dari saku celananya.

"Kembaliannya ambil aja, Pak. Rafi duluan, Mbok," ucap Rafi langsung berlari meninggalkan Mbok Ijem. Baru saja penjual itu ingin berterima kasih banyak, namun sebuah umpatan meluncur lebih dulu.

"Uang pas sok-sok an bilang kembaliannya ambil. Dasar, Barudak," ucapnya kesal sambil memasukkan selembar uang berwarna biru ke dalam tas kecil yang dia kenakan.

***


Rafi memasuki rumahnya dengan wajah ceria. Dia baru saja tiba di halaman, tapi sebuah motor membuat matanya semakin berbinar.

"Anyai love you, lo udah dateng?" tanya Rafi berteriak sambil menubruk pintu rumah dengan keras. Namun, dia malah tersungkur karena ada seseorang yang membuka pintu sebelum Rafi menubruknya.

"Biasa aja kali, Kak. Teriak-teriak kayak di hutan lo! Berisik," ucap Retha yang berada tepat di dekat pintu. Saat mendengar teriakan Rafi, gadis itu langsung membuka pintu membuat Rafi tersungkur ke lantai seperti sekarang ini.

Clinomania Syndrome [ COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang