5. Sultan Turun Jabatan

255 35 13
                                    

"Teuku Rafian Aldebaran!" Suara itu menggema di seluruh penjuru bangunan sekolah.

"Apa yang kamu lakukan di sana? Saya hanya menyuruhmu istirahat sebentar!" Guru sexy itu berkacak pinggang menatap murid paling menyebalkan yang pernah dia kenal.

"Kan ibu nyuruhnya istirahat makan, saya pengennya makan di atas kasur, tapi ketiduran," ucap Rafi sambil meraih sebuah mangkok di dekat kasur UKS yang ada di atas lantai.

"Alasan kamu, Rafi! Ikut saya." Bu Istu benar-benar kesal. Dia tidak tahu ingin menghukum Rafi seperti apa lagi, semuanya tidak mampu membuat laki-laki itu kapok.

"Bersihkan! Sebelum bersih, jangan harap kamu bisa pulang," ucap bu Istu menunjuk toilet siswa membuat Rafi menganga tak percaya.

"Pak, tolong jaga Rafi lagi," ucap bu Istu pada satpam yang sama. Tentu saja satpam itu dengan sigap menyerahkan sikat wc beserta cairan pembersih toilet.

"Demi katak Amerika, seorang Rafi yang cetar membahana ini suruh bersihin toilet, apa kata dunia?" Rafi menggerutu sambil membersihkan toilet, sementara satpam itu hanya melakukan aktivitas biasanya, bermain tik tok.

"Main tik tok aja terus. Mana lagunya dinding pak dinding pula, ga ada kerjaan nih satpam alay," gerutu Rafi sambil menggosok kasar lantai toilet. Dia benar-benar kesal dengan hukuman bintang lima yang diberikan bu Istu.

***


"Pak alay, saya udah selesai," ucap Rafi setelah 30 menit berkutat dengan toilet yang memiliki aroma khas menyeruak ke indera penciuman remaja itu.

"Sebentar, saya masih mau bikin tik tok satu lagi. Kamu mau ikut?" ucap satpam itu tanpa menoleh ke arah Rafi. Dia tengah melihat contoh video yang membunyikan lagu sakit pinggang.

"Gak mau. Saya gak suka toktok, apalagi lagunya sakit encok. Terima kasih, saya Rafian Aldebaran yang gantengnya melebihi Shawn Mendes ini izin pergi," ucap Rafi seraya menggendong tasnya hendak membuat laporan ke ruang guru.

"Iya. Hati-hati di jalan, jalannya nanti di tengah jangan di pinggir. Nanti kalau ketabrak mobil kamu dapat uang," ucap satpam itu ambigu. Rafi yang tengah menutup rasleting tasnya itu hanya menoleh malas.

"Gak mau, uang saya bisa dibuat mandi," sahut Rafi dan langsung menjauh. Bisa gila dia lama-lama kalau selalu bersama satpam yang memiliki otak di bawah rata-rata, walau dia sebenarnya sama saja.

"Bu istu yang sexy dan baik hati, Rafi muridmu yang gantengnya terkenal sampai Rusia ini sudah selesai membersihkan toilet." Suara Rafi menggema di seluruh ruang guru. Dia hanya menampilkan wajah tanpa dosanya pada seluruh guru yang menatap dia seolah mengisyaratkan, 'ngomong lagi, kami bacok.'

"Pulang!" seru bu Istu tajam. Rafi hanya tersenyum lebar, lalu keluar dari ruang guru. Dia melangkahkan kakinya di koridor yang sudah sepi. Tujuan utamanya sekarang adalah parkiran, karena tidak mungkin Refi atau Retha berada di kelas. Mungkin tengah menunggunya di parkiran.

Rafi menoleh ke kanan, kiri, dan juga ke belakang untuk memastikan penglihatannya salah. Berkali-kali dia mengucek matanya untuk benar-benar membuktikan kalau yang dia lihat memang hanya ilusi.

Namun, hal itu tidak berguna. Rafi melihat hal yang benar di hadapannya. Di sana hanya ada sebuah motor matic berwarna biru methalic tengah terparkir manis di parkiran.

"Mobil sedan merah gue ke mana?" tanya Rafi sedikit berteriak. Dia menatap miris ke arah parkiran. Rafi buru-buru mengecek ponselnya, berharap Refi memberi tahu kabar keberadaannya dan Retha.

Setelah Rafi mengecek ponselnya, tidak ada kabar apapun dari kembarannya itu. Dia memutuskan untuk menelfon Refi agar mengetahui di mana sebenarnya dia.

Clinomania Syndrome [ COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang