Bismillah...
Aksal langsung mengucap Alhamdulillah setelah melihat hasil pemeriksaan Gina, sangat bersyukur karena Gina tidak menderita sakit parah seperti yang ia duga. Dokter mengatakan, jika pembengkakan di leher Gina disebabkan oleh ISPA, bukan karena kanker kelenjer getah bening yang Aksal takutkan.
Pemuda itu tersenyum ceria lalu segera keluar dari ruangan dokter karena tak sabar memberitahukan berita bahagia itu pada Gina. Namun karena terlalu semangat melangkah, Aksal tidak sadar jika langkahnya terlalu cepat, membuatnya tak sengaja menabrak seorang wanita yang sedang berjalan pelan di koridor rumah sakit.
"Aduh, maaf Mbak," kata Aksal panik sambil membungkukkan tubuhnya sopan. Wanita itu mengibaskan tangan santai.
"Gak apa-apa, tapi lain kali jangan lari-larian di koridor ya," katanya lembut membuat Aksal meringis lebar. Pemuda itu lalu menegakkan tubuh untuk melihat orang yang ditabraknya. Aksal tersenyum manis.
"Iya Mbak, makasih nasehatnya."
Tapi saat tatapan matanya bertemu dengan wanita itu, seketika senyum Aksal memudar dan mendadak jadi terdiam. Tak ada bedanya dengan wanita itu yang terkesiap saat melihat wajah Aksal dari dekat.
Aksal mengerutkan alis, merasa familiar dengan wanita beriris coklat madu itu, sayangnya Aksal tak dapat mengenali wajahnya karena perempuan itu menggunakan cadar, Aksal berdehem gugup, "Mbak kelihatan familiar, apa kita pernah ber-"
"Eh, maaf Mas, tapi saya harus segera pergi, lagi buru-buru," sela wanita itu membuat Aksal yang tengah berusaha mengingat jadi mendelik.
"Eh, iya, maaf Mbak," katanya sopan, wanita itu mengangguk sedikit.
"Kalau gitu saya pergi dulu Mas, Assallammuallaikum," ucapnya.
"Waallaikumsallam," jawab Aksal canggung.
Pemuda itu menghela napas, lalu memperhatikan wanita dengan niqab dan hijab lebar itu dengan tatapan penasaran.
"Siapa ya?" lirihnya.
🐊🐊🐊
Gina masuk ke kamar sambil membawa mangkuk berisi air hangat dan saputangan, lalu menaruh mangkuk di atas nakas setelah merendam saputangan untuk mengompres bengkak yang ada di lehernya.
Gadis itu lalu duduk di sebelah Aksal sambil tersenyum manis.
"Mas, benar kan gini caranya?" tanya Gina. Aksal menoleh ke arahnya lalu mengangguk sedikit.
"Iya Gin," jawabnya singkat.
Gina menghela napas lalu memutuskan untuk menyibukkan diri dengan mengompres bengkak yang ada di lehernya. Sejak tadi siang Aksal entah kenapa bersikap aneh. Bahkan saat mengabarkan jika Gina tidak sakit parah pun ia tidak terlihat gembira sama sekali, dahinya berkerut seolah memikirkan sesuatu yang berat.
Awalnya Gina tidak memperhatikan sikap aneh suaminya itu, Gina hanya sibuk bertanya soal apa saja perawatan yang dapat ia lakukan untuk meredakan benjolan di lehernya, dan setelah paham soal itu, Gina baru sadar jika Aksal tidak terlihat fokus pada pembicaraan mereka.
Gadis itu berdehem, merasa tidak tenang karena Aksal jadi banyak diam setelah pulang dari rumah sakit, membuat Gina jadi berfikir yang aneh-aneh soal dirinya.
Apa jangan-jangan Gina sakit parah tapi Mas gak mau bilang karena takut Gina bakalan panik? pikirnya asal.
Akhirnya karena tak tahan dengan pikirannya sendiri Gina pun langsung bertanya membuat Aksal yang tengah sibuk bermain hape jadi agak kaget dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Aksal si Casa(NO)va [SELESAI]
EspiritualSejak kecil Aksal tau wajahnya tampan. Karena itulah tak sulit bagi Aksal untuk bergonta ganti pasangan. Pemuda itu juga tidak takut dengan karma karena ia sudah lama tidak punya Mama dan tidak punya adik perempuan. Sehingga kalau ada yang mengata...