05. First Meet

1.7K 170 189
                                    

Vote & Comment, please.

♣️♣️♣️

Rajendra berlari tergopoh-gopoh setelah menyerahkan berkas Osis kepada Bu Tyara selaku penanggungjawab, di ruang guru, kemudian kembali ke kelas. “Sad!” panggilnya dari balik pintu, lalu duduk di sebelah Sadewa yang asik bermain game online.

“Hm?” Sadewa berdeham tanpa mengalihkan perhatiannya.

Rajendra sedikit memiringkan tubuhnya, menghadap Sadewa dengan tangan kiri di atas sandaran kursi dan tangan kanan menyeka keringat yang membasahi keningnya lalu diusapkan di celana abu-abunya. “Ada murid baru! Cewek! Bening banget!” serunya, namun tak direspons. Sadewa masih diam. Jari-jarinya terus bergerak menari-nari, mencoba memenangkan game pada ronde ini. “Oi! Budeg lo?” teriak Rajendra tepat di telinga Sadewa.

Sontak, Sadewa tersentak, refleks melemparkan ponselnya ke atas meja. “Anjing! Ganggu banget sih, lo?!”

Rajendra tak menggubris umpatan itu, dan kembali fokus pada informasi yang menggemparkan kaum adam SMA Gita Bahari. “Ada murid baru, Sad! Cakep banget!”

“Terus, gue harus bilang 'wow', gitu?” jawab Sadewa dengan ketus. “Cewek cantik tuh bukan sesuatu lagi buat gue, karena gue bisa nemuin mereka di mana aja! Bahkan di kolong meja sekali pun!”

“Tapi, yang ini beda!” sanggah Rajendra dengan menggebu-gebu. “Gue yakin, lo bakal jatuh cinta setelah kenal dia!”

Sadewa menaikkan satu alisnya, menatap Rajendra dengan ekspresi datar. “Kalo lo seyakin itu, kenapa gak lo pacarin dia aja? Bukannya yang lebih butuh pacar sekarang tuh, elo, ya?” ucapnya dengan nada menyindir. Ia menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi, lalu menengadah menatap langit-langit kelas.

Cinta? Sadewa tersenyum masam mendengar kata itu. Sudah lama ia tak bersinggungan dengan cinta. Semenjak kepergian sang kekasih, ia putuskan untuk menutup hati dan enggan mengenal cinta lagi dalam hidupnya.

“Tuh, dia dateng!” seru Rajendra ketika melihat Bu Suryani memasuki kelas, kemudian ia mengubah posisi duduknya menghadap ke depan.

Romeo selaku ketua kelas XI IPA-1, bangkit dari duduknya yang berada di depan meja Sadewa dan Rajendra. Cowok itu memberi aba-aba seisi kelas untuk memberi salam kepada Bu Suryani. “Selamat pagi, Bu!”

“Selamat pagi, anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru, pindahan dari SMA Pelangi.” Bu Suryani menyapa, kemudian beralih menatap pintu kelas yang terbuka lebar. “Silakan masuk!”

“Sad!” Rajendra berbisik saat melihat sepasang kaki jenjang berpaduan sneakers hitam, melangkah tegap memasuki kelas. “Lihat! Cakep, kan?!" tanyanya sambil mengarahkan dagu Sadewa, dan membuat cowok itu terkesiap. Kontan, Sadewa bertukar pandang dengan gadis yang juga menatapnya di depan sana. Gadis cantik berambut hitam tergerai bebas dan polesan make up natural, sedang mengulas senyum ke penjuru kelas.

“Silakan perkenalkan diri,” titah Bu Suryani.

Gadis itu mengangguk. “Nama saya, Abigail Samantha. Kalian bisa panggil saya, Sam.”

Saya.

SAYA.

Sontak, seisi kelas tertawa ketika gadis itu memperkenalkan diri dengan kata baku 'Saya'. Mereka beranggapan ia orang kuper dan tidak gaul. Hey, kita tidak boleh menilai orang hanya dari penampilannya, kan? Bukannya tidak gaul, tapi ia ingin memberi kesan sopan pada hari pertamanya bersekolah di sini. Lagi pula di kelas ini juga ada Bu Suryani yang wajib dihormati. Lalu, ada masalah apa dengan kata 'Saya' yang diucapkannya?

Sementara, di seberang, sepasang sorot elang iris abu tak hentinya menatap iris hitam yang tampak berbinar. Tangannya mengepal, rahangnya mengeras, kemudian ia bergumam pelan mengucapkan kata yang berhasil membuat dunianya kembali berapi-api. “Abby.”

♣️♣️♣️

Published:
27 November 2020

Love,

Max

The Redflag Boy; SADEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang