Bagian 1 : Topeng

74 10 2
                                    

Seorang gadis berjubah hitam sedang berjalan ke arah sebuah gubuk yang berada di tengah hutan, tak ada yang mengenali gadis itu karena wajah gadis itu di tutupi oleh jubahnya. Saat sampai di depan gubuk itu, tanpa aba-aba gadis itu langsung menerobos masuk. Membuat seorang laki-laki paruh baya yang ada di dalam gubuk itu kaget.

"Bisakah anda mengetuk pintu, anda sangat tidak sopan!" bentak laki-laki paruh itu.

"Maafkan saya Ki Galuh," ucap gadis itu sambil membuka jubahnya.

"Ah, maafkan saya Nona Ev, saya mengira anda orang asing," ucap laki-laki paruh baya bernama Ki Galuh itu sambil menunduk hormat pada gadis itu.

"Tak apa Ki Galuh, seharusnya saya yang meminta maaf karena telah mengganggu Ki Galuh," ucap Everyia.

"Ada urusan apa Nona Ev datang kemari?" tanya Ki Galuh.

"Saya sedang membutuhkan bantuan."

"Bantuan apakah itu?"

"Buatkan saya topeng perak. Saya akan membayar berapapun yang anda mau, tapi jangan beritahu siapapun tentang topeng itu," ucap gadis itu sambil melemparkan sebuah kantong yang berisi koin emas pada laki-laki paruh baya itu. Laki-laki paruh baya itu tersenyum sambil menerima kantong itu, dia mengiyakan ucapan gadis itu.

                             ***

Seseorang berpakaian ala seorang prajurit dengan topeng perak di tangannya sedang tersenyum penuh kebahagiaan sambil menatap beberapa orang yang sedang bertarung memperebutkan gelar ksatria.

"Aku akan menjadi ksatria di kerajaan ini, tapi aku tidak akan mengungkapkan identitasku yang sebenarnya," ucap gadis itu sambil memakai topeng perak yang ada di tangannya, dia berjalan mendekati orang-orang itu.

"Dasar kalian semua lemah! Kalian tidak pantas menjadi seorang ksatria!" bentak seorang laki-laki paruh baya sambil menatap tajam beberapa pemuda yang terbaring lemah di tanah.

"Siapa yang ingin menjadi ksatria harus mengalahkan saya!" tegas laki-laki paruh baya itu.

"Saya akan mengalahkan anda!" ucap seseorang dengan topeng perak yang menutupi wajahnya.

"Saya suka keberanianmu, tapi menjadi seorang ksatria tak hanya butuh keberanian. Kau juga harus ahli dalam bertarung dan lihai dalam menggunakan senjata, jangan sampai kau seperti mereka!" ucap laki-laki paruh baya yang merupakan Panglima Agara.

"Saya tidak akan seperti mereka!"

"Tunjukan kemampuanmu!" Panglima Agara melemparkan sebuah pedang ke arah orang bertopeng itu, dengan sigap orang bertopeng itu menangkap pedang itu.

Suara pedang yang beradu memenuhi tempat itu, tak ada yang kalah ataupun mengalah. Keduanya sama-sama kuat, bukan hanya bertarung menggunakan pedang. Keduanya juga saling menyerang dan sesekali menghindar, 'tak ada yang mau mengalah!

'Hebat juga pemuda ini,' ucap Panglima Agara dalam hati.

Sebuah senyuman terbit dari wajah di balik topeng perak itu, dia menyerang mendadak, tapi tetap Panglima Agara bisa menghindarinya, tapi bukan itu rencananya. Dia langsung melompat cukup tinggi kemudian berlari di udara dan mendarat tepat di belakang Panglima Agara.

Di saat Panglima Agara membalikan badannya, dia langsung di sambut oleh serangan dari orang bertopeng itu. Ralat, orang bertopeng itu tidak menyerang Panglima Agara. Dia hanya menendang pedang yang ada di tangan Panglima Agara, pedang itu terlempar cukup jauh dan menancap di tanah.

Tak berhenti sampai di situ, orang bertopeng itu langsung menendang Panglima Agara bertubi-tubi sampai Panglima Agara tak sempat menghindar dan akhirnya Panglima Agara terjatuh di tanah. Di kalahkan oleh orang bertopeng itu tak membuat Panglima Agara marah, dia malah tersenyum menatap orang yang ada di depannya.

EVERYIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang