Sepasang kuda dengan tiga orang berdiri di samping kedua kuda itu. Everyia, Putri Mira, dan Pangeran Rixel telah sampai di Air Terjun Cermin. Pangeran Rixel menatap air terjun itu sejenak kemudian langsung berlari melompati batu yang ada di air terjun itu, sambil sesekali berteriak seperti anak kecil yang baru saja di belikan mainan.
"Lihat sahabatmu itu, dia seperti orang yang tidak pernah belajar etika dan tata krama. Bukankah dia seorang pangeran, tapi kenapa kelakuannya seperti orang gila," gerutu Putri Mira.
"Mungkin karena dia terlalu senang," ucap Everyia.
"Tetap saja, diakan seorang pangeran seharusnya dia tetap menjaga etika dan tata kramanya. Walaupun di sini tidak ada orang lain selain kita," gerutu Putri Mira.
"Kau juga seorang putri kan, tapi kenapa kamu melakukan hal yang sama?" tanya Everyia.
"Maksudmu?" Putri Mira bingung dengan pertanyaan Everyia.
"Sedari tadi, kau menggerutu dan mengatakan kalau Pangeran Rixel tidak menjaga etika dan tata kramanya, tapi kau malah lupa. Bahwa kamu melakukan hal yang sama, kamu juga tidak menjaga etika dan tata krama layaknya seorang putri. Kamu terus menggerutu dan melupakan bagaimana cara bicara seorang putri yang seharusnya," jelas Everyia.
"Oh, astaga. Aku melupakannya!" pekik Putri Mira.
"Dengan lembut Putri Mira bukan berteriak," ucap Everyia.
"Maaf Ev, aku kelepasan," ucap Putri Mira cengengesan.
"Tidak apa, ayo kita hampiri Pangeran Rixel," ajak Everyia dan di balas anggukan dari Putri Mira.
Keduanya pun menghampiri Pangeran Rixel yang sedang berdiri di sebuah batu besar yang berada di tengah sungai. Mereka meminta Pangeran Rixel untuk berdiri bersama mereka di pinggir sungai. Pangeran Rixel pun menghampiri kedua sahabatnya.
"Aku ingin menunjukkan sesuatu pada kalian, aku baru menyelesaikan latihanku. Dan aku sudah bisa menguasai sebuah ilmu, apa kalian mau melihatnya?" tanya Pangeran Rixel.
"Ilmu apa?" tanya Everyia dan Putri Mira bersamaan.
"Lihat ini."
Pangeran Rixel melompat ke sungai kemudian ia berlari di atas air. Putri Mira dan Everyia yang melihat itu menganga, mereka tidak percaya Pangeran Rixel bisa berlari di atas air. Setelah cukup lama berlari di atas air, Pangeran Rixel menghampiri kedua sahabatnya.
"Kamu hebat sekali Pangeran Rixel, kapan kamu belajar berlari di atas air?" tanya Putri Mira.
"Aku belajar berlari di atas air hanya dalam waktu satu minggu dan aku sudah bisa berlari di atas air, hebatkan aku," ucap Pangeran Rixel.
"Hebat. Apa kamu mau mengajariku juga?" tanya Putri Mira.
"Tentu saja, kenapa tidak," jawab Pangeran Rixel.
"Bagaimana dengan aku, apa aku juga bisa?" tanya Everyia.
"Kurasa tidak Ev, kau kan tidak memiliki kekuatan," ucap Pangeran Rixel.
"Aku melupakan itu, tak apa. Aku hanya akan melihat kalian," ucap Everyia tersenyum sambil menatap kedua sahabatnya.
Wajah Everyia mendadak menjadi lesu, dia hanya berdiri di pinggir sungai sambil menonton kedua sahabatnya yang sedang berlatih di tengah sungai. Bayangan kejadian yang di alaminya kemarin kembali terlintas di kepalanya, dia pun ingin mencoba lagi yang ia lakukan kemarin.
"Kurasa aku harus mencobanya lagi untuk memastikan," gumam Everyia.
Everyia perlahan mengangkat tangannya sampai di depan dadanya, air yang ada di sungai terangkat dan mengikuti gerakan Everyia. Everyia mengangkat tangannya lebih tinggi, air itu juga terangkat lebih tinggi. Pangeran Rixel dan Putri Mira yang melihat itu langsung kaget, mereka tidak percaya sahabat mereka bisa mengendalikan air. Padahal setahu mereka Everyia tidak memiliki kekuatan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERYIA [END]
FantasyPernahkah terbayang dalam pikiran kalian, kalau kalian akan tersesat didunia antah berantah? Tempat yang dipenuhi oleh manusia yang berbeda dengan tempat kita berasal. Tempat yang dipenuhi sihir dan membuat kita memikul tanggung jawab besar hanya da...